Breaking News

Tebar Garam dan Es Kering dari Ketinggian, Upaya Modifikasi Cuaca Usir Polusi

Upaya rekayasa cuaca. (Ilustrasi/ net)


WELFARE.id-Pemerintah Indonesia mulai melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi dan menanggulangi polusi udara wilayah perkotaan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN Budi Harsoyo mengatakan, pemerintah telah menaburkan garam semai sebanyak 800 kilogram di Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat, pada ketinggian sekitar 10 ribu kaki.

"Teknologi modifikasi cuaca untuk mengurangi polutan sudah pernah dilakukan oleh beberapa negara yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Thailand, dan India. Sementara di Indonesia baru pertama kali dilaksanakan di wilayah Jabodetabek," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, dikutip Rabu (23/8/2023).

TNI AU mengerahkan satu Pesawat Casa C-212 dengan nomor registrasi A- 2108 milik Skadron IV Abdulrachman Saleh Malang. Koordinator Lapangan TMC dipegang I Kadek Suta Arimbawa dari Sops Mabes TNI. 

Sementara itu, Pesawat Casa C-212 A-2108 dipiloti Lettu Pnb Erwin dari Skadron Udara 4 Lanud Abdurahman Saleh Malang. Sedangkan Lanud Husein Sastranegara Bandung pada kegiatan TMC ini memberikan dukungan informasi cuaca traffic. 

Operasi TMC ini dilakukan dengan sejumlah lembaga di antaranya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). "Sesuai prediksi BMKG, terdapat potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat bagian Selatan.

"Sabtu pekan lalu sudah dilaksanakan satu sorti penerbangan dengan target penyemaian di wilayah Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat," ungkap Budi. Ia menambahkan, operasi TMC dilakukan dengan menebar garam dan kapur tohor di atas awan potensial. 

Operasi TMC ini diminta langsung oleh pemerintah pusat melalui BNPB karena isu polusi udara khususnya di Jakarta semakin memburuk. "Kemudian BNPB meminta masukan ke BMKG melihat seberapa besar potensi hujan di wilayah Jakarta. BMKG mengeluarkan prediksi dan dari situ disampaikan ada potensi hujan di wilayah Jabodetabek," ungkapnya. 

Menurut dia, cara paling efektif untuk mengurangi polusi udara adalah air hujan. Bila hal itu tidak memungkinkan karena kemarau, maka memodifikasi cuaca bisa dilakukan dengan mengganggu stabilitas atmosfer.

Kegiatan menabur bahan semai berupa es kering pada ketinggian tertentu dapat mengganggu stabilitas atmosfer. Karena tidak adanya perbedaan temperatur di titik ketinggian tersebut atau isotherm yang kemudian menimbulkan lapisan inversi.

"Nah, ini yang akan kita ganggu, dibuka ibaratnya. Sehingga kumpulan-kumpulan polutan yang terkungkung di sekitar wilayah Jakarta bisa terus naik ke atas," paparnya.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengungkapkan, peluang untuk memodifikasi cuaca masih terbuka. Hanya saja peluang tersebut cukup berat untuk dilakukan dengan melihat kondisi musim kemarau yang minim awan kumulus yang menjadi target penaburan garam semai.

Ia menjelaskan, relatif humidity lapisan atas kering dan convective available potential energy rendah. Dari hasil pemodelan atmosfer selama dua hari ke depan ada peluang hujan di Bogor dan Tangerang Selatan.

"Kami berharap angin membawa awan bergerak ke arah Jakarta, karena modifikasi cuaca tidak bisa menggeser awan, tetapi bisa memperluas area cakupan hujan," tuntasnya. (tim redaksi)


#modifikasicuaca

#rekayasacuaca

#awankumulus

#usirpolusi

#teknologimodifikasicuaca

#BRIN

#BMKG


Tidak ada komentar