Sempat Diujung Tanduk, Krakatau Steel Buktikan Bisa Bangkit Meski Utang Segunung
WELFARE.id-Sejumlah perusahaan pelat merah tengah dirundung kesulitan. Wacana merger sejumlah perusahaan BUMN pun mengemuka demi efisiensi.
Jika kita menarik ke belakang, perusahaan baja nasional, PT Krakatau Steel (Persero) (KRAS) juga pernah diujung tanduk. Menteri BUMN Erick Thohir yang kala itu baru menjabat, kaget dengan utang jumbo milik Krakatau Steel.
Pada Desember 2021 lalu, Erick Thohir mengungkap kemungkinan Krakatau Steel bisa bangkrut. Hal itu bisa terjadi jika sejumlah langkah-langkah restrukturisasi gagal dilakukan.
"Untuk Krakatau Steel ini memang ada tiga langkah, dan problemnya langkah ketiga ini macet," ucap Erick Thohir, kala itu. Namun, Direktur Utama KRAS Silmy Karim, kala itu, berhasil membuktikan bahwa perusahaan yang dipimpinnya berhasil bangkit.
Ia pun membeberkan langkah yang diambilnya dalam mengatasi utang menggunung milik Krakatau Steel. "Saya masuk 2018, nah kemudian saya melihat sebenarnya di dalam bisnis itu atau usaha itu kan ada namanya laba-rugi. Kenapa rugi? Apakah biayanya? Apakah operasionalnya? Apakah ada kebijakan yang nggak pas yang kita harus perjuangkan?" tutur Silmy Karim, Kamis, 24 Maret 2022, dikutip Senin (28/8/2023).
Begitu masuk, ia pun mengaku kewalahan melihat utang 2018 kuartal keempat kurang lebih USD2,2 miliar atau sekitar Rp35 triliun. "Tiap hari kita bangun tidur bunganya tambah Rp7 miliar, tiap hari ya," ulasnya.
Oleh karena itu, ia melakukan sejumlah langkah untuk mengatasi utang tersebut dan menyelamatkan perusahaan. "Jadi ini harus diberesin. Pertama adalah restrukturisasi utangnya. Jangan sampai utangnya ini terlalu, malah membuat apa yang akan dilakukan menjadi tidak lancar," paparnya.
Kilasan restrukturisasi utang KRAS:
a) KRAS telah melakukan restrukturisasi utang sebesar USD2,2 miliar atau setara Rp33,6 triliun pada periode 2019-2020. Nilai tersebut jadi pemecah rekor atau yang tertinggi dalam sejarah perbankan di Indonesia.
b) KRAS sudah membayar total USD487,7 juta atau sebesar Rp7,4 triliun selama tahun 2020-2022.
c) Pada 1 Maret 2023 telah membayar utang Tranche B sebesar Rp2,7 triliun kepada seluruh kreditur perbankan.
d) Setelah pembayaran hutang Tranche B senilai Rp2,7 triliun tersebut, sisa utang Tranche B lainnya akan kami bayarkan di bulan November 2023 senilai USD121 juta (Rp1,8 triliun) dan di bulan Desember 2023 senilai USD166 juta (Rp2,5 triliun).
e) Rincian pembayaran utang KRAS yang sudah dibayar hingga saat ini yaitu terdiri dari:
- utang Tranche A sebesar Rp423,1 miliar (USD27,7 juta).
- Tranche B sebesar Rp6,5 triliun (USD430 juta).
- Serta pembayaran pinjaman kepada Commerzbank AG sebesar Rp3,9 triliun (USD260 juta).
- Sedangkan utang Tranche C sebesar USD1 miliar baru akan jatuh tempo pada tahun 2025 dan 2027.
f). Hingga saat ini sejak restrukturisasi dimulai pada tahun 2019, KRAS telah membayar utang sebesar Rp10,9 triliun atau setara USD718 juta dari total pokok utang sebesar Rp33,6 triliun (USD2,2 miliar).
Kemudian permasalahan kedua adalah terkait proyek Blast Furnace yang sebelumnya mangkrak. "Ada karyawan di situ cukup banyak project-nya belum jadi-jadi. Nah kalau ini enggak jadi kan duit keluar terus, ada bahan baku yang sudah dibeli tidak bisa diproduksi," kata dia lagi.
Sedangkan persoalan ketiga kala itu, adalah adanya ketidakefisienan di dalam perusahaan. "Kemudian dari situ kita mapping masalahnya, pilih quick win-nya mana nih yang kira-kira biar cepet selesai. Kenapa saya butuh win-win? Membangun trust, saya perlu trust karyawan, saya perlu trust pemegang saham," katanya menambahkan.
Dari situ, ia kemudian berbicara dengan pihak bank terkait proyek Blast Furnace perusahaannya.
Singkat cerita, ia akhirnya berhasil mengatasi krisis yang dialami Krakatau Steel dan membayar utang secara bertahap.
Bahkan, perusahaan tersebut sudah bisa membukukan keuntungan pada tahun 2020 lalu setelah rugi selama 8 tahun berturut-turut. "Bagaimana biaya-biaya itu kita ubah bisnis prosesnya, bisnis modelnya, dan bahwa kita sudah bisa membukukan keuntungan, efisiensi, EBITDA ya, dan kita sudah bayar utang Rp3,3 triliun tahun lalu dari Rp35 triliun," ucapnya bangga.
Hingga saat ini sejak restrukturisasi dimulai pada tahun 2019, KRAS telah membayar utang sebesar Rp10,9 triliun atau setara USD718 juta dari total pokok utang sebesar Rp33,6 triliun (USD2,2 miliar). Porsi utang Perseroan kini sudah mulai turun signifikan, meski masih berada di angka yang cukup besar.
Hal menarik lainnya, Perseroan juga berencana melakukan beberapa aksi korporasi untuk mengurangi beban utang Perseroan. Salah satu aksi korporasi Perseroan yakni aksi penambahan modal melalui rights issue pada akhir tahun 2023 atau paling lambat Januari 2024.
Selain itu, anak usaha PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) akan segera melakukan initial public offering (IPO). PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), direncanakan akan melakukan IPO pada kuartal III 2023.
Kinerja Keuangan
Sepanjang semester I 2023 KRAS harus membukukan penurunan kinerja alias mencatatkan kerugian. Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas Perseroan per Juni 2023 sebesar USD7,4 juta, secara kinerja lebih turun dibandingkan periode Juni 2022 yang masih membukukan laba sebesar USD64,3 juta.
Kerugian Perseroan didorong oleh penurunan pendapatan Perseroan per Juni 2023 tercatat sebesar USD984,6 juta, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD1,34 miliar. Selain itu, terdapat kerugian kurs per Juni 2023 menjadi USD17,7 juta, dibandingkan per Juni 2022 yang masih mencatatkan keuntungan kurs sebesar USD32,8 juta.
Namun Perseroan berhasil melakukan beberapa efisiensi biaya, yakni penurunan beban penjualan per Juni 2023 menjadi USD14,6 juta, dibandingkan per Juni 2022 sebesar USD19,7 juta. Kemudian terdapat penurunan pada biaya keuangan per Juni 2023 menjadi USD59,3 juta, dibandingkan per Juni 2022 sebesar USD73,5 juta.
Dan terjadi penurunan pada beban pajak penghasilan per Juni 2023 menjadi USD5,3 juta, dibandingkan per Juni 2022 sebesar USD14,1 juta. Penurunan pendapatan Perseroan didorong dari penurunan penjualan produk baja baik lokal maupun luar negeri, serta pendapatan pada sarana infrastruktur.
Sedangkan untuk pendapatan dari segmen rekayasa dan konstruksi serta jasa lainnya mengalami kenaikan meski tidak begitu signifikan. Dan pelanggan terbesar Perseroan masih berasal dari pihak ketiga.
Investor dapat melihat pengurangan utang Perseroan sejak Desember 2018 hingga Juni 2023. Melihat lima tahun ke belakang sejak tahun 2018 hingga tahun 2022 hutang Perseroan telah mengalami penurunan.
Dan sejak Desember 2022 ke Juni 2023 KRAS kembali membukukan penurunan utang.
Rasio Keuangan
Harga saham KRAS hingga perdagangan Jumat (25/8/2023) berada di posisi Rp216 per lembar saham. Sedangkan harga kewajaran Perseroan berada di harga Rp455 per lembar saham.
Hal ini menandakan harga saham KRAS yang ditawarkan saat ini masih murah alias undervalued. Dapat dilihat dari Price Book Value (PBV) Perseroan yang masih berada di bawah angka satu.
Dimana PBV di bawah satu menandakan harga saham tersebut murah atau undervalued. Gross Profit Margin (GPM) Perseroan berada di angka yang cukup rendah, namun Perseroan masih berhasil mendapatkan margin dari selisih pendapatan dengan beban pokok pendapatannya.
Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan masih berada di angka yang cukup tinggi, namun angka ini sudah lumayan turun jauh dibandingkan sebelumnya.
Prospek Bisnis
Anak usaha PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) akan segera melakukan initial public offering (IPO). PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), direncanakan akan melakukan IPO pada kuartal III 2023.
Potensi dana segar yang diraih dari aksi korporasi ini sekitar USD100-200 juta. Perseroan disebut-sebut sudah menyiapkan standby buyer untuk meng-exercise IPO tersebut.
Selain itu, KRAS berencana akan melakukan aksi penambahan modal melalui rights issue pada akhir tahun 2023 atau paling lambat Januari 2024. KRAS berencana akan menawarkan sekitar 20% atau sekitar 3,869 miliar saham.
Serangkaian agenda strategis ini bertujuan menutup beban utang. Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) memproyeksikan, produksi baja Indonesia mencapai 15,8 juta ton pada 2023, meningkat 5,33% dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Dengan menimbang Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 mencapai kisaran 4,5-5,3%. IISIA juga memperkirakan adanya kenaikan konsumsi baja di dalam negeri pada 2023.
Pertumbuhannya diproyeksi sebesar 6,17% menjadi 17,2 juta ton. Hal ini tentunya akan mendorong industri baja di Indonesia dan mendorong peningkatan permintaan serta pendapatan dari produsen baja termasuk PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS). (tim redaksi)
#PTkrakatausteelperserotbk
#KRAS
#krakatausteel
#krakatausteelsempathampirbangkrut
#krakatausteelgagalbangkrut
#produsenbajanasional
#perusahaanBUMN
#perusahaanpelatmerah
#perusahaannegara
Tidak ada komentar