Breaking News

Sedikitnya 6 Orang di Papua Tengah Meninggal Kelaparan, Distribusi Makanan Terhambat Akses dan Keamanan

Kelaparan. (Ilustrasi/ iStockphoto)

WELFARE.id-Dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah dilanda kelaparan hebat. Fenomena El Nino yang berkepanjangan sejak Juni lalu, membuat korban kelaparan mulai berjatuhan.

Sedikitnya 6 orang warga di Distrik Agandugume dan Lambewi dilaporkan meninggal dunia karena kelaparan. Ribuan warga di dua distrik ini terancam kelaparan karena hasil kebunnya gagal panen. 

Bupati Puncak Willem Wandik menyebutkan, dari enam warga yang meninggal dunia itu, lima orang di antaranya adalah dewasa dan satu orang lainnya merupakan bayi berusia 6 bulan.  "Para korban meninggal dunia karena tidak ada makanan dampak dari musim kemarau. Bahan makanan tidak bisa didistribusikan lantaran maskapai penerbangan tak ada yang mau terbang ke daerah itu karena gangguan keamanan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB),” ujar Willem dalam keterangan persnya kepada wartawan, dikutip Kamis (3/8/2023).

Kondisi tersebut, membuat penanganan bencana kelaparan kian sulit. Penyaluran logistik terhambat akses dan masalah keamanan.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan, kelaparan yang terjadi di Papua Tengah membuat 6.000 orang harus mengungsi. Pihaknya sejauh ini telah mendistribusikan bantuan untuk 6.000 orang pengungsi di wilayah tersebut.

Ia merinci, bantuan yang telah didistribusikan diantaranya 50 ton beras, 3 motor trail, 3.000 paket makanan siap saji, tenda, matras, selimut, dan barang kebutuhan lainnya. "Ini saya mau ke sana untuk memastikan sebetulnya ada masalah apa. Kalau (penanganan) jangka pendek sudah kita berikan bantuan ke 6.000 pengungsi," ucapnya.

Ia menambahkan, bahwa hampir setiap tahun kondisi kelaparan itu terjadi. "Itu karena masyarakat tinggal di ketinggian. Ketika terjadi fenomena El Nino di sana (Papua Tengah) malah turun hujan es sehingga tanaman jagung mati," sambungnya.

Terkait distribusi kebutuhan dasar bagi pengungsi di Papua Tengah, ia menilai ada sejumlah hambatan. Suharyanto merinci jika kondisi medan yang sulit dan gangguan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) jadi penghambat distribusi.

"Untuk mendistribusikan logistik itu hanya ada dua jalan. Pertama lewat pesawat udara. Kedua pakai sepeda motor. Jaraknya berjam-jam kalau sepeda motor itu. Kadang-kadang saat pendistribusian logistik lewat udara ini diganggu oleh KKB. Itu juga menghambat," terangnya lagi.

Saat ini, baik TNI dan Kementerian Sosial (Kemensos) juga sudah turun tangan.  Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan jajaran kementerian dan lembaga terkait serta pemerintah daerah di Papua, untuk menangani bencana kelaparan dampak cuaca ekstrem di Papua Tengah secepat-cepatnya.

Hal itu disampaikan Jokowi menjawab pertanyaan wartawan terkait upaya penanganan fenomena El Nino yang menyebabkan gagal panen dan kelaparan di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. "Saya sudah perintahkan pada Menko PMK, Menteri Sosial, BNPB dan juga di daerah, di Papua untuk segera menangani secepat-cepatnya," tegasnya, dikutip Kamis (3/8/2023).

Jokowi menekankan, persoalan yang terjadi adalah terdapat daerah spesifik di Papua Tengah yang pada musim salju, menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh. "Problemnya, supaya tahu ya, itu ada daerah spesifik yang kalau di musim salju itu yang namanya tanaman tidak ada yang tumbuh, di ketinggian yang sangat tinggi, distrik itu," ujar Presiden.

Permasalahan lain adalah kendala terkait keamanan dalam pendistribusian bantuan kepada masyarakat di sana. Menurut Presiden, pesawat pengantar bantuan tidak berani turun, atas faktor keamanan.

"Sebab itu saya minta tadi TNI untuk membantu mengawal. Di sana memang problemnya selalu seperti itu, medannya yang sangat sulit, pesawat yang mau turun pilotnya nggak berani, sehingga problem itu yang terjadi," tuntasnya. (tim redaksi)


#kelaparandipapuatengah

#korbanmeninggaldunia

#korbankelaparan

#fenomenaelnino

#cuacaekstrem

#faktorkeamanan

#KKB

Tidak ada komentar