Breaking News

Kekayaan Anjlok hingga USD25 Miliar, Bos Country Garden Yang Huiyan Alami Krisis Utang

Yang Huiyan. (Istimewa/ investing.com)


WELFARE.id-Yang Huiyan, sosok yang pernah menyandang status perempuan terkaya di Asia baru-baru ini menyaksikan kekayaannya anjlok hingga USD25 miliar selama dua tahun terakhir. Salah satunya disebabkan ketika perusahaannya berada di ambang gagal bayar.

Melansir Bloomberg Billionaires Index, Rabu (16/8/2023), kekayaan bersih Yang Huiyan anjlok 84 persen sejak Juni 2021 atau USD28,6 miliar atau setara Rp438,25 triliun. Mengutip CNN Business, kekayaan bersih Yang saat ini mencapai USD5,5 miliar atau setara Rp84,27 triliun. 

Penurunan kekayaannya merupakan yang terbesar untuk orang terkaya di dunia selama periode itu. Sebelumnya, Yang Huiyan berada di peringkat 475 orang terkaya di dunia versi Bloomberg.

Kekayaan Yang lebih banyak daripada siapa pun dalam daftar miliarder Bloomberg sejak Covid-19. Namun, krisis properti di Tiongkok menjadi biang kerok.

Country Garden, yang pernah menjadi pengembang terbesar di Tiongkok, melewatkan pembayaran bunga pada dua obligasi berdenominasi dolar AS. Hal ini membuat investor resah karena sektor properti Tiongkok yang tenggelam kembali terpukul.

Salah satu penyebabnya, karena saham perusahaannya yang bergerak di bidang properti, Country Garden, telah merosot ke level terendah sepanjang masa akibat penurunan laba dan krisis utang. Melansir Forbes, Rabu (16/8/2023), dengan kekayaan di hari ini, Yang berada di posisi 643 dalam daftar orang terkaya di dunia. 

Yang Huiyan debut sebagai miliarder perempuan termuda di dunia pada 2007 lalu saat berusia 26 tahun. Kekayaan Yang Huiyan sempat mencapai USD29,6 miliar pada 2021, artinya terjadi penurunan sekitar USD 25,2 miliar atau 85 persen jika dibandingkan dengan kekayaannya saat ini. 

Sebagian besar kekayaannya saat itu berasal dari 57 persen sahamnya di perusahaan. Namun, saham tersebut kehilangan sepertiga dari nilainya pekan ini di tengah berita bahwa perusahaan telah melewatkan pembayaran bunga obligasi sebesar USD22,5 juta.

Juru bicara Country Garden sebelumnya mengatakan, bahwa kas Country Garden yang dapat digunakan telah menurun seiring penurunan penjualan. Lama dianggap sebagai pemain papan atas di pasar real estate Tiongkok, perusahaan tersebut sebelumnya telah memisahkan diri sebagai salah satu dari sedikit pengembang properti yang tersisa yang mampu memenuhi kewajiban utangnya.

Namun sekarang, tekanan ada pada Yang Huiyan untuk melihat apakah dia dapat mengumpulkan cukup uang untuk membayar hutang, yang mencakup sekitar USD4,3 miliar obligasi dalam dan luar negeri yang jatuh tempo pada 2024. Angka itu termasuk obligasi yang dapat diselesaikan oleh investor.

Artinya, mereka memiliki hak untuk menuntut pembayaran dari Country Garden. Salah satu obligasi luar negeri perusahaan yang jatuh tempo pada Januari 2024 telah jatuh menjadi kurang dari USD10 sen, menunjukkan investor menetapkan harga dalam keadaan default yang akan segera terjadi.

Moody's Investors Services menurunkan peringkat Country Garden tiga tingkat lebih dalam menjadi 'junk' pada pekan lalu, merujuk pada memburuknya likuiditas dan meningkatnya risiko pembiayaan kembali. Country Garden mengungkapkan bahwa perusahaan menghadapi kerugian bersih untuk paruh pertama 2023 hingga USD7,7 miliar. 

Berbalik dibandingkan posisi paruh pertama tahun lalu. Di mana perusahaan masih mengantongi laba USD265,7 juta.

Pekan lalu, perusahaan membatalkan rencana penjualan saham senilai USD300 juta karena alasan yang tidak ditentukan. Perusahaan sangat terpukul karena sekitar dua pertiga dari proyeknya terletak di kota-kota tingkat rendah, di mana harga properti tidak begitu tangguh di tengah pelemahan ekonomi Tiongkok yang lebih luas, serta tanda-tanda deflasi yang meningkat.

Kontrak penjualan menurun sekitar sepertiga menjadi USD18 miliar pada paruh pertama tahun ini. Sejak Yang Huiyan menjadi ketua, Country Garden memiliki akses ke aliran dana yang terbatas. 

Perusahaan menerima pembiayaan USD115 juta pada April dari Flow Capital dan USD35 juta lainnya pada Juli yang berasal dari Chong Hing Bank. Industri real estat Tiongkok yang pernah berkembang pesat menyumbang sebanyak 30 persen dari PDB negara itu. 

Tetapi banyak pengembang besar terlilit utang besar, ditandai dengan runtuhnya Evergrande dua tahun lalu yang diikuti oleh gelombang gagal bayar di seluruh industri. Country Garden memasuki pasar publik pada 2007 dengan rekor IPO senilai USD1,7 miliar di Hong Kong. 

Pada Maret 2023, Yang menggantikan ayahnya Yang Guoqiang sebagai chairman perusahaan yang ia dirikan. (tim redaksi)


#yanghuiyan

#konglomeratperempuan

#konglomerattiongkok

#countrygarden

#yangguoqiang

#properti

#realestat

#kekayaanmenurun

Tidak ada komentar