Breaking News

Disaat Komoditas Lain Keok, Kenaikan Harga Batu Bara Kian Membara

Batu bara. (Ilustrasi/ net)


WELFARE.id-Harga batu bara membara dan terus melonjak pada perdagangan Rabu (23/8/2023). Keperkasaan harga batu bara justru makin kontras di saat hampir sebagian besar komoditas andalan ambruk kemarin dan hari ini

Harga minyak brent masih naik tipis 0,07% pada hari ini, Rabu (23/8/2023) tetapi ambruk 0,51% pada perdagangan kemarin, Selasa (22/8/2023). Harga minyak WTI anjlok 0,71% pada hari ini setelah ambruk 0,46% pada perdagangan kemarin.

Harga minyak ambruk karena kelesuan ekonomi Tiongkok, sehingga membuat permintaan turun dari importir minyak mentah utama dunia. "Pasar minyak sawit minggu ini didukung oleh permintaan yang kuat dari India dan Eropa serta ekspektasi ke depan dari harga minyak kedelai yang lebih tinggi. Mengingat aktivitas penghancuran yang kuat dan permintaan domestik di Amerika Serikat," kata Direktur Komoditas yang berbasis di Singapura sekaligus konsultan Apricus 8 Pte Ltd Marcello Cultrera, melansir Reuters, Rabu (23/8/2023).

Harga emas juga sedikit membaik pada hari ini setelah hancur lebur pada pekan lalu. Harga emas di pasar spot pada perdagangan hari ini sudah kembali ke USD1.900. 

So, hanya komoditas batu bara yg "tertawa" sejak awal pekan ini. Harga cenderung naik terus.

Hal itu terjadi seiring tetap tingginya permintaan dari Tiongkok di tengah gelombang panas, hingga kenaikan harga gas Eropa mencapai titik tertinggi 2 bulan terakhir. Harga batu bara Newcastle kontrak berjangka Agustus 2023 naik USD0,75 menjadi USD150 per ton.

Sedangkan kontrak berjangka September 2023 menguat USD2,75 menjadi USD164,75 per ton. Adapun kontrak berjangka Oktober 2023 bertambah USD2,60 menjadi USD166,75 per ton.

Sementara itu, harga batu bara Rotterdam kontrak berjangka Agustus 2023 naik USD0,30 menjadi USD118,80. Kontrak berjangka September 2023 menguat USD3 menjadi USD128,65 dan kontrak berjangka Oktober 2023 meningkat USD2,80 menjadi USD129,30.

Kepala Divisi Mitigasi Bencana Darurat dan Layanan Publik Administrasi Meteorologi Tiongkok Wang Yawei memproyeksi, permintaan batu bara Tiongkok diperkirakan akan tetap tinggi pada Agustus, meski hujan lebat dan banjir mulai terjadi di Tiongkok pada 29 Juli. "Namun suhu tinggi dapat kembali terjadi pada bulan Agustus, sehingga menyebabkan peningkatan kebutuhan listrik," ucapnya.

Menurut data Administrasi Energi Nasional (NEA), total konsumsi listrik di Tiongkok dari Januari hingga Juni 2023 sekitar 4.300 terawatt jam (tWh), meningkat 5% year on year (yoy).  Cuaca musim panas dan penggunaan AC yang lebih besar mendorong peningkatan permintaan listrik. Namun menurunnya pembangkit listrik tenaga air akan memacu peningkatan permintaan tenaga batu bara. 

Ketika tenaga air tidak mencukupi, pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi pengisi celah selama puncak musim panas. Dewan Listrik Tiongkok memperkirakan beban tertinggi secara nasional tahun ini adalah sekitar 1,37 terawatt (TW), atau 80 GW (atau 6,2%) lebih tinggi dibandingkan 2022. 

Jika terjadi cuaca ekstrem yang meluas dalam jangka waktu yang lama, maka beban tertinggi akan terjadi pada tahun 2022. Ditambah lagi, harga gas Eropa mencapai titik tertinggi dalam 2 bulan pada Selasa (22/8/2023), menyusul lonjakan 10% pada Senin (21/8/2023). (tim redaksi)


#hargabatubara

#batubara

#hargagasnaik

#hargakomoditaslainturun

#cuacaekstremditiongkok

#prospekbatubara

Tidak ada komentar