Breaking News

Diproyeksi Jadi Jalan Tol Terpanjang di RI, Proyek Getaci Bakal Gusur 72,16 Hektare Lahan Sawah dan Pemukiman Warga

Gambaran proyek Tol Getaci yang bakal dibangun tahun ini. (Istimewa/ Dok.BPJT)


WELFARE.id-Pembangunan jalan Tol Getaci (Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap) ditetapkan berakhir di Ciamis. Pemerintah menetapkan tahap pertama diselesaikan sampai Ciamis belum tembus Cilacap.

Panjang jalan tol dari Gebebage (Bandung) sampai Kabupaten Ciamis mencapai 108 kilometer. Pemerintah telah melakukan evaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN), salah satunya Tol Getaci.

“Ini yang paling dibutuhkan, saya kira kita akan mengerjakan (Tol Getaci) yang bagian Gedebage hingga Ciamis terlebih dahulu,” ungkap Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai rapat kerja dengan Komisi V DPR di Jakarta, dikutip Senin (14/8/2023). Ada perubahan jadwal pelaksanaan konstruksi tol. 

Proyek ini bakal dikerjakan dari Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap, tapi bertahap. Akibat pembangunan Tol Getaci, puluhan hektare lahan di beberapa titik di Kabupaten Bandung bakal tergerus. 

Proyek tol juga akan menggusur lahan di 37 desa dan 7 kecamatan di Kabupaten Garut. Ada 15 desa di Tasikmalaya yang juga bakal dilewati tol. 

Sementara di Kabupaten Ciamis, akan ada 4 kecamatan yang terdampak tol. Jika ditotal, ada 23 desa yang tersebar di 4 kecamatan. 

Desa Bojong menjadi desa dengan lahan terbesar di antara lima desa yang bakal tergusur. Seluas 66,85 hektare lahan di Desa Bojong, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, akan tergusur rata untuk proyek Tol Getaci.

Lahan seluas 66 hektare yang akan tergusur rata menjadikan Desa Bojong, Kecamatan Negreg, menjadi desa dengan luas lahan paling besar yang terkena proyek Tol Getaci di ruas Gedebage hingga Kecamatan Banyuresmi, Garut. Total 66 hektare tersebut sudah sama dengan separuh dari luas areal Bandara Husein Sastranegara Bandung, yang total areal lahannya seluas 147 hektare.

Jika melihat luas areal yang terdampak, maka kemungkinan yang akan terjadi adalah Desa Bojong akan dibangun kontruksi sebagai pendukung jalan Tol Getaci, yang memerlukan lahan yang cukup luas, yakni jalan simpang susun sebagai penghubung jalan tol dengan exit tol. Setelah Junction Gedebage yang menjadi titik awal Tol Getaci yang berada di Kecamatan Gedebage Kota Bandung, maka dua exit tol berikutnya ada di wilayah Kabupaten Bandung yang dalam perencanaan atau site plan berada di Majalaya dan Nagreg.

Nah, untuk mendukung pembangunan exit tol Nagreg inilah, nantinya akan dibangun jalan simpang susun yang kemungkinan lokasinya akan dibangun di area di Desa Bojong, Kecamatan Nagreg. Keberadaan exit tol Nagreg ini nantinya berada tidak jauh dengan perbatasan Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Garut.

Dari exit tol inilah nantinya akan menghubungkan dengan jalan raya Nagreg yang ke arah timur nantinya akan mengarah ke jalan tanjakan dan lingkar Nagreg serta ke arah Limbangan. Adapun lokasi exit tolnya akan berada di Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.

Di exit tol ini akan terhubung dengan Jalan Raya Nagreg, yang lokasinya sekitar 1 sampai 1,5 kilometer dari Jalan Lingkar Nagreg. Nantinya di exit tol ini juga akan dilakukan pelebaran jalan di ruas Jalan Raya Nagreg, karena terlihat patok berwarna kuning di bagian halaman Rumah Makan Dermaga Sunda, Rumah Makan Ma Ecot, hingga SPBU.

Untuk pembangunan exit tol di Desa Citaman ini, luas lahan yang terkena proyek mencapai 2,03 hektare. Sementara itu, lokasi jalan simpang susunnya akan berada di Kampung Cibisoro, Desa Bojong, Kecamatan Nagreg.

Itulah yang membuat lahan di Desa Bojong akan terdampak seluas 66,85 hektare, karena selain akan menjadi perlintasan Tol Getaci, juga akan dibangun simpang susun yang menghubungkan dengan exit tol Nagreg. Namun demikian, hingga saat ini pembayaran uang ganti rugi atau UGR di Desa Bojong belum juga terlaksana.

Bahkan, kegiatan musyawarah UGR sebelum masuk ke tahap pembayaran UGR belum juga dilaksanakan. Dengan luas lahan yang mencapai lebih dari 66 hektare yang akan terdampak di Desa Bojong, maka proses pembebasan lahan untuk proyek Tol Getaci di desa ini akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Sementara itu, 5 desa lain yang juga ikut tergerus berada di beberapa titik berbeda, yakni:

- Desa Mandalawangi (32,85 hektare);

- Desa Ciherang (23,08 hektare);

- Desa Nagreg (0,41 hektare);

- Desa Citaman (2,03 hektare);

- Desa Ganjar Sabar (13,79 hektare).

Jika semua jumlah tersebut digabungkan maka kurang lebih akan ada 72,16 hektare lahan di Kecamatan Nagreg yang akan diratakan, untuk pembangunan Tol Getaci. Skema pembangunan baru akan dimulai pada 2023 akhir, mega proyek ini bakal memakan waktu yang cukup panjang.


Rencana Pembangunan


Pemerintah memutuskan untuk memangkas pembangunan bakal jalan tol terpanjang RI, Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap (Getaci) ke dalam beberapa tahap. Adapun, tahap pertama yang dikerjakan hanya sampai Ciamis.

Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ruas tol Gedebage-Tasik-Ciamis masih dalam tahap persiapan tender. Ruas tersebut akan terbentang sepanjang 108,3 km dengan nilai investasi sebesar Rp37,64 triliun.

Mulanya, jalan tol yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) ini dicanangkan akan melintas di dua provinsi yakni Jawa Barat sepanjang 171,40 KM dan Jawa Tengah sepanjang 35,25 KM dengan total panjang 206,65 KM.

Secara lebih rinci, Tol Getaci terdiri dari 4 seksi yakni Seksi 1 Junction Gedebage – Garut Utara (45,20 KM), seksi 2 Garut Utara - Tasikmalaya (50,32 KM), seksi 3 Tasikmalaya – Patimuan (76,78 KM), dan seksi 4 Patimuan – Cilacap (34,35 KM). Pembangunan Jalan Tol Getaci ditargetkan rampung pada 2024 untuk tahap pertama (Gedebage-Tasikmalaya). 

Sedangkan pembangunan tahap kedua (Tasikmalaya-Cilacap) proses konstruksinya ditargetkan rampung pada 2027 dan dapat beroperasi secara keseluruhan pada 2029. Namun, proses kontruksi tersebut perlu terkendala usai batalnya perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk., PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. & PT Jasa Sarana-PT Daya Mulia Turangga-Gama Group selaku pemenang tender.

Sementara itu, pembangunan Tol Getaci diperkirakan akan menghabiskan biaya investasi sekitar Rp56,20 triliun dan masa konsesi selama 40 tahun yang terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Setelah dibatalkannya perjanjian tersebut, pemerintah kini mengambil skema lain untuk tetap mempertahankan proyek Tol Getaci dengan membangun secara bertahap.

Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan, sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra S Atmawidjaja mengatakan, Tol Getaci dapat segera memulai konstruksi pembangunan pada akhir 2023. "Tol Getaci itu akhir tahun ini sudah bisa mulai konstruksi," katanya, dikutip Senin (14/8/2023).

Pemerintah memutuskan untuk memprioritaskan ruas tersebut dengan pertimbangan kebutuhan masyarakat, sekaligus pertimbangan pembiayaan. Dalam hal ini, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terkait Tol Getaci yang merupakan salah satu PSN.

"Kalau sampai 2024 baru selesai Ciamis belum nyambung ke Cilacap. Dari segi perencanaan tentu semua sudah ada tetapi dari segi anggaran itu masuk di anggaran 2025 nanti," bebernya.

Dengan demikian, ia memastikan rencana lanjutan proyek tersebut untuk ruas selanjutnya akan dibahas kembali pada TA 2024. Menyesuaikan dengan siklus program PSN di pemerintahan selanjutnya. (tim redaksi)


#pembangunantolgetaci

#tolgetaci

#tolgaruttasikmalayacilacap

#menteriPUPR

#basukihadimuljono

#lahandesadigusur

#persawahandigusur

#desabojong

Tidak ada komentar