Dibuka Lagi, Saham Evergrande Langsung Tersungkur
WELFARE.id-Meski sudah melaporkan kebangkrutan di pengadilan Amerika Serikat (AS) awal pekan lalu, raksasa properti Tiongkok Evergrande masih memaksakan diri menghimpun dana publik. Nyatanya, perdagangan saham raksasa properti Tiongkok berutang jumbo itu mendapat respon negatif.
Publik sulit percaya lagi dengan kinerja perusahaan. Saham Evergrande yang berutang nyaris Rp5.000 triliun ini langsung anjlok 87%.
Perdagangan saham Evergrande sebelumnya digembok di bursa saham Hong Kong sejak 21 Maret 2022 atau sekitar 17 bulan lalu. Begitu dibuka pada Senin (28/8/2023), hari ini waktu setempat, saham Evergrande langsung tersungkur.
Melansir CNBC, Senin (28/8/2023), saham Evergrande kini bernilai 22 Hong Kong sen. Jauh bila dibandingkan dengan harga pada 18 Maret 2022 lalu sebelum dihentikan yaitu di angka 1,65 dolar Hong Kong.
Dimulainya kembali perdagangan terjadi ketika perusahaan membukukan kerugian sebesar 39,25 miliar yuan (USD5,38 miliar) untuk enam bulan yang berakhir pada Juni. Kerugian yang lebih kecil dibandingkan dengan kerugian sebesar 86,17 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu.
Pendapatan mencapai 128,81 miliar yuan, naik dari 89,28 miliar yuan pada Juni 2022. Pada Juli lalu, Evergrande telah mengajukan perlindungan kebangkrutan bab 15 di pengadilan New York Amerika Serikat yang melindungi aset dari kreditor pada debitur non Amerika Serikat.
Dalam pengajuannya ke bursa Hong Kong, Evergrande mengungkapkan pihaknya memiliki total kewajiban utang sebesar 2,39 triliun yuan per Juni tahun ini, sedikit lebih rendah dibandingkan 2,44 triliun yuan dalam enam bulan yang berakhir 30 Juni 2022. Pada bulan Juni, Evergrande memiliki total aset sebesar 1,74 triliun yuan, termasuk total kas, setara kas, dan kas yang dibatasi penggunaannya sebesar 13,4 miliar yuan.
Evergrande gagal bayar pada 2021 dan mengumumkan program restrukturisasi utang luar negeri pada bulan Maret, setelah kesulitan menyelesaikan proyek dan membayar kembali pemasok dan pemberi pinjaman. Awal tahun ini, perusahaan membukukan kerugian gabungan sebesar USX81 miliar dalam laporan pendapatannya yang telah lama tertunda.
Kerugian bersih pada 2021 dan 2022 masing-masing berjumlah 476 miliar yuan dan 105,9 miliar yuan. Hal itu disebut akibat penurunan nilai properti, pengembalian tanah, kerugian aset keuangan, dan biaya pendanaan. (tim redaksi)
#sahamevergrande
#evergrande
#kinerjaperusahaan
#utangjumbo
#evergrandebangkrut
#raksasapropertitiongkok
Tidak ada komentar