Breaking News

Aliran Transaksi Rekening Capai Miliaran, Terduga Teroris DE Gabung ISIS Sejak 2014

Terduga teroris jaringan ISIS berinisial DE. (Istimewa)


WELFARE.id-Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) berhasil melacak transaksi dana dari rekening terduga teroris berinisial DE (28) yang ditangkap di Bekasi Utara, Jawa Barat, Senin (14/8/2023).

PPATK menyebut, transaksi di rekening terduga teroris itu bisa mencapai miliaran rupiah. "Miliaran (dari mutasi dalam rekening)," kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana saat dikonfirmasi, Rabu (16/8/2023).

Atas temuan ini, Ivan menyatakan, PPATK telah membekukan beberapa rekening yang berkaitan dengan tersangka DE. Tindakan tersebut diambil sembari berkoordinasi dengan penyidik Densus 88 Antiteror Polri.

"Kami koordinasikan dengan Densus 88 ya. Kami melaksanakan kewenangan sesuai UU No 8/2010," ujarnya, dikutip Rabu (16/8/2023).

"Selain melibatkan PPATK, pihaknya juga akan bekerja sama dengan pihak berwenang lainnya, masalah keuangannya, online ataupun marketplace atau perdagangan online, akun-akun dengan platform media berarti dan lain-lain sebagainya," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Mabes Polri Kombes Aswin Siregar.

Ia menjelaskan, kerja sama dengan PPATK dilakukan karena terduga pelaku bernama Dananjaya Erbening ini menggunakan akun palsu dalam melakukan penjualan senjata mainan. "Karena kita tahu, yang bersangkutan juga menggunakan akunnya juga ada yang palsu untuk melakukan penjualan tersebut. Bukan akun real dengan nama, dengan nomor telepon yang bersangkutan," jelasnya.

"Akun itu fake, kemudian dioperasikan oleh yang bersangkutan," tuntasnya. 


Perjalanan Menuju ISIS


Terungkap, perjalanan karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Kereta Api Indonesia (KAI), berinisial DE menjadi bagian dari jaringan teroris, bermula dari keterlibatan DE menjadi anggota kelompok teror Mujahidin Indonesia Barat (MIB). Selanjutnya, setelah MIB bubar, DE menjadi anggota ISIS dan aktif melakukan propaganda aksi-aksi terorisme melalui timer message media sosial (medsos).

Aswin menambahkan, DE mulai mengikuti kelompok teror Mujahidin Indonesia Barat (MIB) pada tahun 2010. Kala itu, MIB dipimpin oleh WM, seorang teroris yang sudah ditangkap.

Tetapi, tak lama setelah penangkapan WM, kelompok MIB bubar. "Pada 2014, DE pertama kali menyatakan baiat kepada Amir ISIS," sebutnya.

"Dari situ mulai dia melakukan aktivitas-aktivitas persiapan-persiapan,” ulasnya lagi. Setelah menjadi pendukung ISIS, DE disebut aktif melakukan propaganda di media sosial, melakukan pelatihan, serta mulai mengumpulkan peralatan-peralatan untuk melakukan aksi.

Menurut Aswin, sejumlah akun media sosial DE juga ada yang pernah diblokir oleh Facebook dan YouTube. "(Akunnya diblokir) Karena diduga mempropaganda aksi terorisme. Namun, yang bersangkutan seperti yang lainnya berganti akun lagi," imbuhnya.

Kemudian, ia memposting lagi dan lebih privat belakangan ini. Aswin mengungkapkan, selama tiga minggu ke belakang, DE semakin terlihat aktif menyebarkan ajakan untuk melakukan aksi terorisme dari media sosialnya.

Menurut Aswin, DE menyebarkan pesan-pesan propaganda dengan menggunakan timer message. Sehingga ketika pesan dibuka penerima akan langsung hilang dari server atau jaringan.

"Ini sedang kita dalami postingan-postingannya atau private message itu dikirim ke siapa saja,” jelasnya. Diberitakan sebelumnya, DE ditangkap di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07/ RW 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Senin (14/8/2023) pukul 13.17 WIB. (tim redaksi)


#terdugateroris

#karyawanPTKAI

#ISIS

#akunpalsu

#densus88antiteror

#perjalananmenujuISIS

#terorisme

Tidak ada komentar