Subsidi Kendaraan Listrik Masih Tersendat, Target 200 Ribu EV Sulit Terealisasi
WELFARE.id-Lambatnya verifikasi pemerintah, membuat proses subsidi kendaraan listrik tak kunjung terealisasi. Padahal, seharusnya per 1 April 2023, subsidi kendaraan listrik sudah mulai berjalan.
Akibat lambannya kuota subsidi kendaraan listrik, target penjualan 200.000 electric vihacle (EV) dikhawatirkan tidak tercapai. Ekonom dan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, masalah birokratis seperti verifikasi sistem yang lambat dinilai bakal menghambat penyaluran subsidi.
Menurutnya, yang paling penting pada program pemerintah ini adalah kejelasan dari syarat dan targetnya. "Dengan lambatnya verifikasi untuk mendapatkan subsidi targetnya 200.000 unit terlalu overshoot. Jadi proses itu seharusnya tidak terhambat masalah birokratis, yang penting syarat dan spesifikasinya jelas target sasaran jelas," kata Bhima kepada wartawan, dikutip Sabtu (6/5/2023).
Lebih lanjut, ia melihat, saat ini animo masyarakat untuk beralih dari motor berbahan bakar bensin ke listrik sedang tinggi-tingginya. Ditambah, adanya kenaikan harga BBM.
Artinya, sebenarnya saat ini adalah momentum yang pas untuk membeli motor listrik. "Ini momentum yang tepat untuk membeli kendaraan listrik yang ditambah insentif pemerintah dari sisi pengurangan pajak. Harusnya bisa dipercepat (proses verifikasi) program subsidi kendaraan listrik ini," harapnya.
Adapun, dia juga mengingatkan bahwa jangan sampai lambatnya proses verifikasi sistem verifikasi motor listrik menghambat pembelian. Akibatnya, hal ini dapat mengganggu dari sisi industri secara umum.
"Masalahnya lebih ke birokratis dan teknis, nah kalau dilihat ada kekhawatiran dari sisi pelaku usaha untuk menambah pasokan atau kapasitas produksi kalau proses verifikasinya terlalu lama. Jangan sampai kemudian kendaraan listrik diproduksi tapi masih ditahan di gudang karena menunggu proses verifikasi yang panjang, nah ini tidak bagus untuk ekosistem industri secara umum," paparnya.
Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengakui, pemberian bantuan (subsidi) untuk pembelian sepeda motor dan mobil listrik dari pemerintah belum berjalan lancar. "Sepertinya belum berjalan lancar. Tapi saya belum mengecek seperti apa di lapangan, tapi yang jelas mekanisme ini masih ditata dengan baik," jelas Moeldoko di Jakarta, dikutip Sabtu (6/5/2023).
Bantuan pembelian kendaraan listrik telah diumumkan pemerintah sejak awal Maret 2023. Pemberian subsidi untuk motor listrik telah berjalan sejak 20 Maret, kemudian insentif mobil listrik berjalan sejak 1 April.
Masing-masing kendaraan tanpa emisi tersebut punya nilai bantuan berbeda. Misalnya motor listrik dan motor listrik hasil konversi diberikan subsidi Rp7 juta.
Sementara pembelian mobil listrik bentuk bantuannya berbeda, yaitu insentif pajak berupa potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelumnya 11 persen jadi 1 persen. Saat ini, baru dua mobil listrik yang bisa dibeli dengan insentif tersebut lantaran menyesuaikan syarat dan ketentuan pemerintah, yakni Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV.
Moeldoko yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) juga mengaku belum dapat memastikan subsidi mobil dan motor listrik dapat dimanfaatkan pada ajang pameran kendaraan listrik Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 yang akan digelar 17-21 Mei. Menurutnya, semua tergantung dari mekanisme regulasi tersebut. Ia berjanji akan meninjau lebih jauh kebijakan itu.
"Ya balik lagi ke mekanisme. Saya belum tahu pasti. Nanti saya cek kondisi terakhirnya," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, berdasarkan data Kemenperin terdapat tiga perusahaan motor listrik yang sudah lolos terverifikasi pemerintah dari 10 merek terdaftar yaitu, PT Smoot Motor Indonesia (Smoot) dengan dua modelnya yaitu Smoot elektrik Tempur dengan TKDN 47,61% dan Smoot elektrik Zuzu 47,88%. Selanjutnya, PT Juara Bike (Selis/SLIS) juga memiliki dua model motor listrik yang bisa dibeli dengan subsidi pemerintah, di antaranya Selis E-Max yang mengantongi kandungan lokal 53,69 persen dan Selis Agats 53,37 persen.
Merek motor setrum terakhir yang bisa dibeli dengan subsidi motor listrik yaitu PT Hartono Istana Teknologi. Perusahaan ini menjual motor listrik melalui merek Polytron yaitu model PEV 30 M1 atau Fox-R yang berhasil mengantongi TKDN 45,31 persen. (tim redaksi)
#subsidikendaraanlistrik
#electricvehicle
#motorlistrik
#mobillistrik
#moeldoko
#KSP
#kendaraanlistrik
Tidak ada komentar