Breaking News

Pengusaha Ini Bikin Heboh KTT UE, Tuding AS "Sengaja Lepaskan" Virus COVID-19 di Wuhan

 

Ketua Pendiri Perusahaan Manajemen Aset M Cam David Martin. (Istimewa/ Dok.CNBC)


WELFARE.id-Tudingan kontroversial jika virus COVID-19 "sengaja dilepaskan" oleh Amerika Serikat (AS) di Wuhan, Tiongkok, dilontarkan seorang pengusaha AS yang mengkhususkan diri dalam audit paten. Melansir The Standard, Kamis (25/5/2023), Ketua Pendiri Perusahaan Manajemen Aset M Cam David Martin menuduh AS bertanggung jawab atas pembuatan virus corona yang menyebabkan merebaknya wabah sindrom pernapasan akut yang parah - atau SARS - pada 2003 dan pandemi COVID-19 dalam tiga tahun terakhir.

"Target AS adalah untuk memicu pandemi global agar meningkatkan penerimaan publik terhadap vaksin," ucap Martin di hadapan undangan pada KTT Uni Eropa edisi ketiga membahas Covid Internasional diselenggarakan oleh Parlemen Eropa di Brussels awal bulan ini. Edisi ketiga dari KTT tersebut memang diagendakan untuk menghadirkan pembicara dari para pendukung anti-pembatasan sosial hingga akademisi medis untuk membahas respons pandemi global. 

Para pembicara menjelaskan, kemungkinan bahwa virus corona yang menyebabkan pandemi ini adalah buatan manusia dan bukan terjadi secara alami. "Pandemi yang kita duga telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir tidak terjadi dalam semalam. Faktanya, pandemi yang sangat spesifik dengan menggunakan virus corona dimulai pada waktu yang berbeda," tudingnya dalam pidato tersebut.

Ia membeberkan, bahwa pada 1965, para ilmuwan menemukan virus corona sebagai model patogen - agen yang menyebabkan penyakit. Mereka juga menemukan bahwa virus corona dapat dimodifikasi.

"Kemudian kami mulai mempelajari cara memodifikasi virus corona dengan memasukkannya ke dalam hewan seperti anjing dan babi," kata Martin, seraya menambahkan bahwa praktik semacam itu menjadi dasar untuk vaksin protein lonjakan virus corona pertama dari raksasa farmasi AS Pfizer pada tahun 1990.

Namun, sektor medis dan produsen obat segera mengetahui bahwa vaksin tersebut tidak berfungsi.

"Karena virus corona adalah model yang mudah berubah, virus ini bermutasi. Setiap publikasi medis menyimpulkan bahwa virus corona lolos dari vaksin karena virus corona bermutasi dan bermutasi terlalu cepat untuk dikembangkan menjadi vaksin," bebernya.

Pada 2002, lanjutnya, sebuah universitas di North Carolina memprakarsai sebuah penelitian untuk mengembangkan "cacat replikasi infeksius," yang ditafsirkan oleh Martin sebagai "senjata untuk menargetkan individu, tetapi tidak memiliki kerusakan tambahan."

Ia menggambarkan proyek ini sebagai proyek yang "secara misterius mendahului SARS setahun.

Martin mengatakn, bahwa virus corona yang menyebabkan infeksi yang sangat mematikan itu bukan berasal dari Tiongkok dan bahwa virus ini "direkayasa" dan bukannya muncul secara alami. Mengenai COVID-19, Martin mengatakan bahwa virus corona - yang dinamai SARS-CoV-2 oleh Organisasi Kesehatan Dunia - siap untuk muncul pada manusia sejak 2016, dengan pratinjau mengenai "pelepasan virus corona pernapasan yang tidak disengaja atau disengaja" dari laboratorium di Wuhan.

Ia menyebut, tujuan dari "pelepasan" virus corona tersebut adalah untuk meningkatkan penerimaan global terhadap vaksinasi universal. "Maka untuk mempertahankan basis pendanaan di luar krisis, kita perlu meningkatkan pemahaman publik tentang perlunya penanggulangan medis, seperti vaksin pan-influenza, atau pan-coronavirus. Pendorong utamanya adalah media dan ekonomi akan mengikuti hype tersebut. Kami (perusahaan farmasi) perlu menggunakan hype itu untuk keuntungan kami untuk mencapai masalah yang sebenarnya. Investor akan merespons jika mereka melihat keuntungan di akhir proses," paparnya soal siapa yang paling untung ketika virus COVID-19 menimbulkan kekhawatiran dunia.

Infeksi Covid pertama kali dilaporkan di Wuhan, provinsi Hubei di China tengah pada akhir 2019, dengan klaster awal yang berasal dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan.

Penyakit ini berubah menjadi pandemi global pada awal tahun 2020.

Setidaknya, lebih dari 766 juta infeksi telah tercatat di seluruh dunia, dengan hampir tujuh juta kematian. Sumber virus corona masih menjadi misteri. 

Beberapa ilmuwan percaya bahwa virus ini berpindah ke manusia dari hewan liar seperti kelelawar dan manida, sementara beberapa politisi, khususnya dari AS, menuduh Institut Virologi Wuhan - laboratorium yang dikontrol oleh pemerintah - telah membocorkan patogen tersebut.

Sebuah tim ahli yang ditunjuk WHO memeriksa Wuhan pada awal 2021 untuk menyelidiki sumber pandemi.

Setelah kunjungan selama 12 hari, termasuk kunjungan ke laboratorium, para ilmuwan menyimpulkan bahwa "sangat kecil kemungkinannya" laboratorium tersebut dapat membocorkan virus corona COVID-19. (tim redaksi)


#covid19

#KTTunieropa

#bahassoalcovid

#ilmuwan

#davidmartin

#penyataankontroversial

#covidwuhan

Tidak ada komentar