"God Save The King" Menggema di Westminster Abbey, Raja Charles III Resmi Pimpin Monarki Inggris
WELFARE.id-Charles III resmi dinobatkan sebagai raja Inggris dalam upacara seremonial yang sakral di Gereja Westminster Abbey, Sabtu (6/5/2023). Uskup Agung Canterbury meletakkan Mahkota Saint Edward di kepala sang raja.
Peletakan mahkota ditandai dengan dentang lonceng di Westminster Abbey, serta suara terompet dan penembakan kehormatan di seluruh Inggris. Lalu disambung dengan Pangeran William yang mengucapkan sumpah setia kepada ayahnya.
Kemudian, Uskup Agung mengajak para hadirin di gereja - dan pemirsa di rumah - untuk mengucapkan janji setia dengan kata-kata: "Saya bersumpah bahwa saya akan sungguh-sungguh setia kepada Yang Mulia, dan kepada keturunan dan penerus Anda sesuai hukum. Jadi bantulah saya, Tuhan," ucap para tamu undangan.
Sebelumnya, Raja Charles III membawa pesan penobatan yang dilantunkan pada sebuah doa. "Saya datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani," seru Charles.
Selain penobatan Raja Charles, sang istri Camilla juga resmi dinobatkan sebagai permaisuri dengan upacara yang lebih sederhana, tanpa pengucapan sumpah. Beberapa saat kemudian, dia dimahkotai Mahkota Ratu Mary.
Ini adalah penobatan pertama di Kerajaan Inggris dalam 70 tahun. Sekitar 2.300 orang, termasuk keluarga Kerajaan, selebritas, pemimpin agama, dan kepala negara, hadir di dalam gereja untuk menyaksikan acara ini.
Teriakan "God Save the King" terdengar di seluruh penjuru Gereja Westminster Abbey. Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins, menjelaskan peran penting Raja Charles III dalam membangun hubungan dengan negara lain, termasuk Indonesia.
Menurutnya, keluarga kerajaan selalu menjadi diplomat yang paling dicontoh dan terkenal dengan perannya yang luar biasa dalam membangun hubungan persahabatan dengan negara lain. "Pada 2008, Raja Charles yang pada saat itu masih sebagai Pangeran Wales, berkunjung ke Indonesia. Kunjungan itu bertujuan mendorong pemahaman yang lebih baik antaragama dan mempromosikan masa depan rendah karbon yang berkelanjutan, serta mengembangkan kesempatan kerja bagi kaum muda," ucap Jenkins di lewat video di akun Instagram Kedutaan Besar Inggris, dikutip Senin (8/5/2023).
Kala itu, Pangeran Wales memberikan presidential lecture di Jakarta. Ia juga sempat mengunjungi Jogjakarta dan Jambi. Menurut Jenkins, Pangeran Wales yang kemudian naik takhta dengan gelar Raja Charles III, telah menjalin hubungan erat dengan banyak organisasi.
Secara umum, ia menambahkan, Raja Charles III ikut mendukung mengatasi isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan, masyarakat perdesaan, lingkungan binaan, seni, kesehatan, dan pendidikan. "Tantangan tersebut sangat berkaitan erat dengan apa yang kami lakukan di sini. Pekerjaan dan kemitraan kami dengan Indonesia ditentukan oleh layanan publik dan pemahaman internasional sehingga penting bagi kami untuk dapat berkontribusi menyelesaikan masalah-masalah yang telah dibicarakan oleh Yang Mulia Raja," bebernya.
Charles menjadi raja Inggris dan 14 wilayah lainnya pada September, ketika ibunya Elizabeth II wafat setelah 70 tahun bertakhta. Perencanaan selama berbulan-bulan telah dilakukan untuk perayaan penobatan - yang merupakan penobatan ke-40 di Westminster Abbey sejak tahun 1066.
Melansir France 24, setelah seumur hidup menyandang status pewaris mendiang ibunya, Ratu Elizabeth II, Charles (74 tahun), menjadi penguasa tertua yang dinobatkan di Westminster Abbey London. (tim redaksi)
#penobatanrajacharlesIII
#rajacharlesIII
#penobatanrajainggris
#kedutaanbesaringgrisuntukindonesia
#dutabesaringgris
#hubungandiplomatik
Tidak ada komentar