Buntut Layanan Perbankan BSI Eror, Direktur IT Dicopot Saat RUPST
WELFARE.id-Buntut kisruh sistem eror layanan perbankan PT Bank Syariah Indonesia (BSI), Tbk berakhir dengan perombakan sejumlah direksi. Salah satu direksi yang dicopot adalah Direktur Information Technology dan Direktur Risk Management melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, RUPST tersebut menghasilkan komitmen untuk memperkuat transformasi digital dan culture, guna merealisasikan visi sebagai Top Ten Global Islamic Bank di 2025. Sejalan dengan hal tersebut, perseroan merombak susunan direksi dan komisarisnya.
Pertama, perseroan memberhentikan dengan hormat Achmad Syafii sebagai Direktur Information Technology dan Tiwul Widyastuti sebagai Direktur Risk Management. "Kemudian mengangkat dan menetapkan Saladin D Effendi sebagai Direktur Information Technology dan Grandhis Helmi H sebagai Direktur Risk Management," kata Hery dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip Selasa (23/5/2023).
RUPST juga mengganti jajaran komisaris dengan masuknya Abu Rokhmad sebagai wajah baru. Lainnya, Adiwarman Azwar Karim digantikan oleh Mantan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pergantian struktur organisasi adalah bentuk evaluasi atas insiden gangguan jaringan beberapa waktu lalu. "Kita mendengar begitu banyak kekecewaan dan keluhan dari masyarakat. Reputasi BSI sebagai bank yang menjadi tulang punggung ekosistem ekonomi syariah harus dijaga dengan baik. Sebagai pemimpin, tentu kita harus tegas dalam mengambil keputusan. Jangan sampai merusak kepercayaan dan merugikan masyarakat," tegas Erick, dikutip Selasa (23/5/2023).
Ia mengaku selalu intens memantau setiap perkembangan yang terjadi pada setiap BUMN, termasuk peristiwa yang terjadi pada BSI. Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu menilai gangguan terhadap BSI merupakan hal yang tidak bisa ditolerir
"Sekali lagi, reputasi BSI harus dijaga dengan baik. Ini jadi bahan evaluasi dan kita tak ingin terulang lagi. Mitigasi risiko penggunaan teknologi di sektor finansial harus sangat ketat," ucap Erick.
Dirinya meminta jajaran direksi dan komisaris yang baru dapat memperbaiki keseluruhan sistem operasional perusahaan. Termasuk memperkuat sistem keamanan dan jaringan dari ancaman peretas serta meningkatkan layanan kepada nasabah.
Erick tidak segan untuk kembali melakukan perombakan jika tidak ada perbaikan menyeluruh. "Saya sudah berpesan untuk benar-benar menjaga BSI karena ini milik semua umat dan punya potensi besar dalam perekonomian Indonesia di masa yang akan datang," pungkasnya. (tim redaksi)
#banksyariahindonesia
#BSI
#layananperbankanBSIeror
#layananperbankan
#RUPST
#pencopotandirekturITBSI
#menteriBUMN
#erickthohir
Tidak ada komentar