Berlatar Kehidupan Warga Danau Maninjau, "Onde Mande!" Berbagi Budaya Minang ke Penonton
WELFARE.id-Satu lagi film Indonesia berlatar budaya diangkat ke layar lebar. Adalah film "Onde Mande!" hasil kerja sama Visinema , Gandeng Ceneng Film, dan Visionari Capital bercerita tentang kehidupan masyarakat di sekitar Danau Maninjau, Kecamatan Agam, Sumatera Barat.
Bukan hanya dari sisi cerita, film "Onde Mande!" yang mulai diputar di bioskop 22 Juni mendatang itu, juga diperankan langsung oleh bintang film berdarah Minang. Mereka antara lain Shenina Cinnamon, Emir Mahira, Jajang C Noer, Jose Rizal Manua, Ajil Ditto, Shahabi Sakri, dan Musra Dahrizal.
Dalam film tersebut, Shenina Cinnamon berperan sebagai Si Mar yang akan memperjuangkan hadiah sayembara yang dimenangkan oleh Angku Wan (Musra Dahrizal). Hadiah tersebut akan digunakan untuk membangun desa nelayan tempat tinggalnya.
Selama perjalanannya, Si Mar bertemu dengan Anwar (Emir Mahira) dan timbul lah konflik antara mereka soal hadiah kemenangan tersebut. Mayoritas pemain "Onde Mande!" menggunakan Bahasa Minang ketika berlakon.
Tak heran, hampir sepanjang film akan menampilkan subtitle Indonesia. Shenina mengaku bersemangat selama mendalami Bahasa Minang, yang juga merupakan bahasa ibu orang tuanya.
"Untuk bahasa nggak lama latihannya. Tapi selama ini aku emang bisa ngerti tapi buat balikin bahasanya tuh enggak bisa," kata aktris muda Shenina.
Sutradara film Paul Agusta membenarkan, bahwa setidaknya, 70 persen dialog dalam film tersebut menggunakan bahasa Minang. Untuk mendukung nuansa Minang sepanjang cerita, Paul melibatkan banyak aktor asli Minang sebagai pemeran pendukung.
"Sisanya berbahasa Indonesia," ucap Paul saat konferensi pers "Onde Mande!" di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, dikutip Selasa (16/5/2023). Ia kemudian menjelaskan, sejumlah pendekatan yang dilakukan agar penggunaan bahasa Minang dalam film tersebut akurat.
Salah satunya dengan menulis naskah langsung dalam bahasa Minang. Naskah itu lalu diterjemahkan oleh orang asli Minang agar tidak lepas dari konteks.
Paul juga menyesuaikan dialek yang diucapkan agar sesuai dengan dialek khas orang-orang pegunungan. Sebab, ada perbedaan dialog antara masyarakat pegunungan dan pesisir pantai.
"Soal dialek juga kita coba sesuaikan dengan dialek gunung, bukan pesisir. Kalau gunung (daerah) Bukittinggi atau Agam itu lebih halus, dibanding pesisir lebih kasar," lanjutnya.
Dari naskah itu, ia dan tim mengajarkan para aktor untuk berdialog dengan bahasa serta dialek yang sesuai. Proses penyesuaian itu juga dibantu oleh pemeran pendukung hingga kru yang sebagian besar orang Minang asli.
Mereka banyak memberikan masukan selama proses syuting, terutama kepada aktor yang bukan orang Minang. Meski demikian, ia memastikan "Onde Mande!" tetap mudah dipahami oleh penonton di luar orang Minang.
"Menurutku ini tidak akan mengasingkan yang tidak bisa bahasa Minang. Kita kan sudah biasa baca subtitle dari bahasa Inggris atau Korea ya," yakinnya.
Sinopsis Film
"Onde Mande!" mengisahkan seorang pensiunan guru bernama Angku Wan (Musra Dahrizal) yang tinggal di sebuah desa di tepi Danau Maninjau. Suatu hari, dia berhasil menang sayembara berhadiah Rp2 miliar dari sebuah perusahaan sabun.
Namun, Angku Wan justru wafat sebelum hadiah itu diklaim. Warga desa kemudian menyiapkan strategi besar untuk mengamankan hadiah tersebut karena Angku Wan dikenal sebagai sosok bijaksana yang akan menggunakan hadiah itu untuk kemajuan desanya.
Beberapa orang pun terlibat dalam misi mendapatkan hadiah, yakni Ni Ta (Jajang C. Noer), Da Am (Jose Rizal Manua), Si Mar (Shenina Cinnamon), dan para tetua desa. Keadaan kemudian runyam karena tiba-tiba Anwar (Emir Mahira) datang ke desa mewakili perusahaan sabun.
Ia datang untuk memvalidasi Angku Wan sebagai pemenang. Warga desa itu pun panik dan mencari berbagai cara agar rencana mereka tetap berhasil dan uang sayembara tetap didapat.
Film "Onde Mande!" juga spesial lantaran berhasil mewakili Tanah Air dalam Far East Film Festival (FEFF), festival yang berfokus pada pengenalan film Asia ke penonton Eropa. Festival itu diselenggarakan di Udine, Italia, mulai 26-29 April 2023. Film tersebut masuk dalam kategori Far East in Progress 2023 dalam FEFF. (tim redaksi)
#filmondemande
#aktrissheninacinnamon
#bahasaminang
#berlatarbudayaminang
#visinema
#filmindonesia
Tidak ada komentar