Penetapan Idul Fitri Kemungkinan Berbeda, Tapi Sama-Sama 1 Syawal
Foto: Ilustrasi/ Net -Salat Idul Fitri.
WELFARE.id-Idul Fitri tahun ini diprediksi bakal berbeda hari. Meski demikian, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Quomas berharap, hal itu tidak membawa perselisihan.
Menurutnya, perbedaan itu sudah biasa dan tidak perlu menyebabkan perpecahan nantinya. "Saya kira tidak ada perselisihan, perbedaan itu biasa," ajaknya.
"Yang penting bagaimana perbedaan yang ada tidak menyebabkan perpecahan," imbuh Yaqut Cholil, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (19/4/2023). Ia pun menjelaskan, bahwa perbedaan itu pada hakikatnya sama saja mengenai jatuhnya Hari Lebaran.
Muhammadiyah, kata Yaqut, akan melaksanakan Lebaran 2023 pada Jumat (21/4/2023). Sedangkan Pemerintah masih belum menetapkan karena harus menggelar Sidang Isbat.
"Pada hakikatnya itu sama saja. Lebarannya sama-sama tanggal 1 Syawal, cuma beda harinya saja," imbuhnya.
"Salat Id-nya yang berbeda. Mungkin Muhammadiyah sudah menentukan pada hari Jumat, dan pemerintah masih belum karena harus melalui sidang isbat nantinya," ujar Yaqut.
Dirinya juga meminta kepada seluruh pemerintah daerah, jika nantinya Muhammadiyah yang akan melakukan Salat Idul Fitri pada hari Jumat agar memberikan fasilitas. Ia menegaskan terkait hal itu harusnya tidak ada yang dihambat dan dibatasi
"Kita minta kepada seluruh pemerintah daerah, agar jika ada larangan bagi saudara dari Muhammadiyah yang ingin menyelenggarakan Salat Id. Malahan, diimbau agar memberikan fasilitasi," harapnya.
Menurutnya, perbedaan itu seharusnya menjadi rahmat dan patut disyukuri. "Tidak ada yang perlu dihambat-hambat, tidak ada yang perlu dilarang-larang. Perbedaan itu menjadi rahmat kalau kita mensyukuri," tegasnya.
Dalam keterangan tertulis, Yaqut juga mengimbau kepada umat Islam agar selalu menghormati perbedaan dari beberapa pendapat hukum. Jika nantinya terjadi perbedaan soal penyelenggaraan Salat Idul Fitri, masyarakat diminta untuk merespon dengan bijak.
"Saya mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk menghormati perbedaan pendapat hukum. Apabila di kalangan masyarakat terjadi perbedaan penyelenggaraan Salat Idul Fitri. Hendaknya hal tersebut direspons dan disikapi secara bijak, dengan saling menghormati pilihan pendapat keagamaan masing-masing individu," ujar Yaqut lagi.
"Saya juga mengimbau kepada seluruh pemimpin daerah agar dapat mengakomodir permohonan izin fasilitas umum di wilayah kerjanya untuk penggunaan kegiatan keagamaan selama tidak melanggar ketentuan perundang-undangan," tambah Yaqut.
Pun demikian dengan imbauan Menko Polhukan Mahfud MD. Ia menitipkan pesan kepada masyarakat untuk tidak perlu meributkan perbedaan waktu Idul Fitri.
Sebab menurutnya, NU dan Muhammadiyah sama-sama berhari raya pada tanggal 1 Syawal. Hanya saja perbedaannya dalam melihat derajat ketinggian hilal.
"Jadi cara memahami secara sederhana begini. NU dan Muhammadiyah sama-sama berhari raya tanggal 1 Syawal, hanya beda pilihan ukuran ufuk. Sama juga, misalnya, umat Islam sama-sama melaksanakan salat dzuhur saat matahari lengser ke arah barat sekitar jam 12.00. Tetapi yang satu salat jam 12.00, yang satu salat jam 13.00. Sama benarnya, tak perlu ribut," ujarnya seperti dikutip dari akun instagramnya, Rabu (19/4/2023).
Sebelumnya, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada 21 April 2023. Artinya, warga Muhammadiyah menjalankan ibadah puasa Ramadhan hanya 29 hari. Pada Jumat pekan ini mereka akan melaksanakan salat Id. (tim redaksi)
#salatidulfitri
#salatid
#perbedaanharilebaran
#1syawal
#sidangisbat
#muhammadiyah
#NU
#ibadahramadan
Tidak ada komentar