Breaking News

Macron Ngotot Sahkan UU Reformasi Pensiun, Dibalas Janji Demonstrasi Besar-besaran Serikat Pekerja 1 Mei Mendatang

 

Foto: Reuters/ Stephanie Lecocq/ foc. -Suasana kerusuhan di Paris, Prancis usai pidato Presiden Emmanuel Macron soal reformasi pensiun.


WELFARE.id-Presiden Prancis Emmanuel Macron menandatangani reformasi pensiunnya yang kontroversial menjadi undang-undang pada Sabtu (15/4/2023) lalu. Penetapan itu menjadi bukti, bahwa Macron tak bergeming dengan belasan kali demonstrasi yang menentang agar aturan tersebut dibatalkan.


Aksi protes menentang RUU reformasi pensiun dari serikat pekerja seperti sia-sia. Melansir AFP, Rabu (19/4/2023), RUU tersebut menjadi undang-undang setelah teks tersebut diterbitkan sebelum fajar di jurnal resmi Prancis.


Hal itu membuat Paris membara dan aksi protes tak bisa dihentikan, Senin (17/4/2023). Muncul tuduhan dari oposisi, bahwa UU itu berusaha diselundupkan oleh Macron di tengah malam.


Publikasi itu datang hanya beberapa jam setelah persetujuan pada Jumat (14/4/2023) oleh Dewan Konstitusi tentang esensi undang-undang tersebut, termasuk perubahan tajuk utama untuk menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun. Serikat pekerja mengancam bahwa mereka menyerukan protes massal Hari Buruh pada tanggal 1 Mei mendatang.


Pertarungan untuk menerapkan undang-undang tersebut berubah menjadi tantangan domestik terbesar dari mandat kedua Macron, karena ia menghadapi penentangan rakyat yang meluas terhadap perubahan tersebut. Popularitas pribadi Macron pun kian menurun.


Pemimpin sosialis Olivier Faure mengatakan, bahwa penandatanganan undang-undang yang dilakukan Macron dengan cepat menunjukkan "penghinaan" terhadap gerakan protes. Sementara anggota parlemen sayap kiri Francois Ruffin menyebutnya sebagai "penahanan demokrasi".


"Hukum yang diberlakukan di tengah malam, seperti pencuri. Kami pasti turun ke jalan 1 Mei," cuit Ketua Partai Komunis Prancis Fabien Roussel.


Dewan Konstitusi yang beranggotakan sembilan orang memutuskan mendukung ketentuan-ketentuan utama reformasi, termasuk menaikkan usia pensiun menjadi 64 tahun dan memperpanjang masa kerja yang diperlukan untuk pensiun penuh. Mereka mengatakan bahwa undang-undang tersebut sesuai dengan hukum Prancis.


Enam proposal kecil ditolak, termasuk memaksa perusahaan besar untuk mempublikasikan berapa banyak pekerja berusia di atas 55 tahun yang mereka pekerjakan, dan pembuatan kontrak khusus untuk pekerja yang lebih tua. Di banyak kota, para penentang undang-undang pensiun turun ke jalan untuk memukul-mukul panci dan wajan selama pidato Macron yang disiarkan di televisi, dengan seruan yang menggema: "Macron tidak mau mendengarkan kami? Kami tidak akan mendengarkannya!"


Para pengunjuk rasa berbaris di belakang tong sampah saat mereka berdemonstrasi setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron mencoba meredakan ketegangan dalam pidato yang disiarkan di televisi, di Paris, Senin (17/4/2023). Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, bahwa ia mendengar kemarahan orang-orang atas kenaikan usia pensiun dari 62 menjadi 64 tahun, tetapi bersikeras bahwa hal itu diperlukan untuk menjaga agar sistem pensiun tetap bertahan seiring dengan bertambahnya populasi. (tim redaksi)


#reformasipensiundiprancis

#picudemonstrasi

#presidenprancisemmanuelmacron

#serikatpekerja

#pekerjamenentangUUreformasipensiun

#UUreformasipensiundisahkan

#kontroversiUUreformasipensiun

Tidak ada komentar