Breaking News

Dinkes DKI Temukan Terduga Polio di Jakarta

Ilustrasi (net)

WELFARE.id-Sempat bebas, belakangan kasus penyakit Polio kembali marak di Indonesia. Bukan hanya di Aceh dan Jawa Barat, tapi ancaman akan kasus penyakit Polio juga terjadi di Jakarta.

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta baru saja melaporkan, saat ini ditemukan kasus Polio dengan berstatus diduga. Statusnya masih berupa ‘suspect’ karena memang masih harus menunggu hasil pemeriksaan di rumah sakit.

Dari data yang disampaikan, terlihat kasus menyebar di setiap wilayah DKI. Mulai dari Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu. Berikut rincian data jumlah kasus yang merupakan hasil penulusuran tahun 2023, disampaikan dr. Ngabila Salama, selaku Kepala Seksi Surveilans Epidemiolog dan Imunisasi Dinkes Provinsi DKI Jakarta.


• Jakarta Utara: 5 RS, 6 kasus (AFP) dan 3 periksa feses

• Jakarta Pusat: 6 RS, 2 kasus dan 0 periksa feses

• Jakarta Timur: 11 RS, 34 Kasus dan 21 sampel feses HRR, ada 7 (sampel penemuan Puskesmas dan 1 notif RSCM)

• Jakarta Selatan: 4 RS, 1 kasus dan 0 periksa feses

• Jakarta Barat: 7 RS, 7 kasus, sedang koordinasi untuk feses

• Kepulauan Seribu: 1 RS, 0 kasus dan 0 periksa feses.

Dari jumlah di atas, jika ditotal sebanyak ada 50 kasus terduga Polio dengan kondisi lumpuh layu akut (AFP), dan sekitar 34 kasus yang di rumah sakit. Dokter Ngabila menyebut, laporan untuk di rumah sakit masih menjalankan HRR untuk cari tahu kasus aktif terduga Polio. "AFP disebut terduga polio, belum ada kasus polio positif di Jakarta dari hasil pemeriksaan sampel tinja,” ujarnya dikutip Minggu (9/4/2023).

Sementara Hospital record review (HRR) itu bedah rekam media untuk mencari kasus aktif terduga polio ke Rumah Sakit. AFP dicari sebanyak-banyaknya, tujuan dari surveilans untuk deteksi dini dan memastikan memang tidak ada kasus polio di Jakarta," sambungnya.

Sehubungan dengan ini, dr Ngabila mengatakan 34 rumah sakit yang sudah disisir oleh Dinkes DKI Jakarta untuk mencari terduga kasus positif Polio. Hasilnya menunjukkan, dari hasil pemeriksaan feses, sejauh ini belum ada kasus sampai saat ini.

"34 rumah sakit sudah disisir oleh jajaran Dinkes DKI Jakarta untuk mencari terduga polio dengan melakukan penelusuran rekam medis sejak 1 Januari 2023, didapatkan 50 kasus terduga polio (acute flaccid paralysis / lumpuh layu akut). Sampai saat ini 0 kasus Polio di DKI (belum ada positif dari hasil pemeriksaan tinja)," tandasnya.

Ngabila menjelaskan prinsip imunisasi adalah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Oleh sebab itu, dia mengimbau kepada masyarakat yang belum menerima imunisasi polio, untuk segera melengkapi imunisasi.

"Lengkapi imunisasi 4x untuk polio tetes saat usia 1,2,3,4 bulan dan 2x untuk polio suntik saat usia 4 dan 9 bulan," kata Ngabila soal polio di Jakarta.

Lebih lanjut, dia menyarankan agar masyarakat dapat menjaga kebersihan diri dan lingkungan terutama makanan serta minuman yg dikonsumsi agar tidak tercemar kotoran. Selain itu, makanan dan minuman harus dipastikan sehat dan matang.

Menurut Ngabila, pencegahan terjadinya cacat dan kematian akibat polio dapat dilakukan dengan melakukan deteksi dan pengobatan secara dini terhadap anak usia kurang dari 15 tahun dengan gangguan kelemahan tangan dan kaki tiba-tiba dalam 14 hari terakhir tanpa adanya kecelakaan.

"Kita sebut dengan lumpuh layu akut. Kelemahan bisa terjadi salah satu anggota tubuh baik tangan kanan/kiri dan kaki kanan/kiri," ungkap dia.

Ngabila menyampaikan pada kasus infeksi polio, hanya 2-5 persen yang akan menunjukkan gejala. Sedangkan sebagian kasus infeksi lainnya cenderung tidak bergejala sehingga susah terdiagnosis.

"Akan tetapi jika tidak dideteksi dini anak bergejala tersebut akan mengalami cacat / lumpuh permanen yang akan mengganggu produktivitasnya. Bahkan kematian akibat kelumpuhan otot pernafasan," pungkasnya. (tim redaksi)


#polio

#kasuspolio

#poliodijakarta

#dinkesdki

#kesehatan

Tidak ada komentar