Breaking News

Boenjamin Setiawan Meninggal pada Usia 90 Tahun, Tinggalkan Warisan Kalbe Farma

Pendiri Kalbe Farma Boenjamin Setiawan meninggal dunia di usia 90 tahun. Foto: Istimewa/ Dok.Kalbe Farma

WELFARE.id-Pendiri perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Boenjamin Setiawan meninggal dunia, Selasa (4/4/2023). Boenjamin wafat dalam usia 90 tahun.

Jenazah Boenjamin saat ini disemayamkan di Rumah Duka Sentosa di RSPAD Gatot Soebroto. Menurut rencana, Boenjamin akan dimakamkan di Sandiego Hills, Sabtu (8/4/2023).

Hal itu dibenarkan oleh Head External and Stakeholder Relations Kalbe Farma Hari Nugroho kepada wartawan. "Iya benar (meninggal dunia)," ujar Hari, dikutip Kamis (6/4/2023).

Sosok Boenjamin Setiawan sudah tidak begitu asing lagi di telinga masyarakat. Sebab dirinya sudah lama dikenal sebagai pendiri raksasa farmasi Kalbe Farma.

Pria kelahiran Tegal tahun 1933 ini, setelah lulus SMA melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ia lulus sebagai dokter pada tahun 1958 dan melanjutkan studinya di University of California, Amerika Serikat. 

Ia pernah bercerita, mulai terjun ke bisnis pada 1961 ketika ia kembali dari Amerika Serikat (AS) usai menyelesaikan pendidikan dokter. Boenjamin melakukan riset obat kulit murah yang diproyeksikan menelan biaya Rp1,5 juta. 

Uang sebesar itu sangat banyak kala itu, sebab harga bensin saja masih senilai Rp0,3. Kekurangan modal, untuk menyelesaikan proyek itu, ia mendatangi Wim Kalona yang sudah sukses menjadi pengusaha obat. 

Tahun 1961 ia kembali dari sekolah di AS. "Saya datangi pengusaha farmasi sukses yaitu Wim Kalona pemilik PT Dupa. Pada masa itu minta dana Rp30 juta untuk penelitian jamu-jamuan untuk obat kencing manis dan tekanan darah," ungkap Boenjamin dalam acara Tanoto Entrepreneurship Series, 30 Oktober 2015 silam.

"Pak Win bilang, kalau saya lakukan penelitian ya harus dirikan industri farmasi. Jadi tidak pernah sengaja mimpi bikin perusahaan farmasi," sambungnya.

Berkat pinjaman itu, bisnis obat kulitnya berjalan. Bahkan Boen berani mendirikan perusahaan farmasi. 

Sekitar 1963, Boen dan kawannya ikut mendirikan PT Farmindo. Sayang, perusahaan ini gagal dan tidak membuat Boen putus asa.

Pada 10 September 1966, dia membangun bisnis obat lagi bersama saudara-saudaranya. Perusahaan itu bernama Kalbe Farma. Kalbe diambil dari singkatan nama dirinya dan saudaranya: Khow Lip Boen dan Khouw Lip Bing, yang disingkat KLB atau jika dilafalkan menjadi Kalbe.

Mereka memulai bisnis mereka dari garasi sebuah rumah yang disewakan pasiennya di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Awalnya Kalbe Farma membuat obat-obat dengan resep dokter. 

Obat-obat itu berbentuk sirup, tetes, dan kapsul. Perlahan, Kalbe Farma kemudian membangun pabrik di daerah Pulo Mas, Jakarta. 

Tak hanya memproduksi obat saja, laboratorium farmasi juga dibangun. Produk Kalbe Farma termasuk obat-obatan yang cukup dikenal masyarakat di pasaran, seperti Kalpanax (obat panu), Puyer 16 Bintang Toedjoe, Promag, Komix, Procold, Mixagrib, Entrostop, Fatigon. Selain itu ada juga Woods, Extra Joss, Bejo Sujamer, Diabetasol, dan lain sebagianya.

Karena banyaknya obat yang diproduksi, Kalbe Farma jelas menguasai pasar farmasi Indonesia. Apapun jenis penyakitnya, Kalbe Farma menyediakan obatnya. 

Maka, tak heran kalau perusahaan ini menjadi raksasa di Indonesia dan Asia Tenggara. Bahkan berani melantai di Bursa Efek Indonesia pada 1991 dengan kode emiten (KLBF). Selain bisnis obat, Kalbe Farma juga bermain di bisnis rumah sakit. 

Rumah sakit yang dibangun adalah Mitra Keluarga, yang tersebar di Indonesia. Kini Boenjamin dan keluarganya tercatat memiliki kekayaan yang tak berseri. 

Pada 2021, majalah Forbes mencatat kekayaannya mencapai USD4,8 miliar atau setara dengan Rp60 triliun. (tim redaksi)


#kalbefarma

#pendirikalbefarmameninggaldunia

#pengusahakaya

#kekayaantercatatdiforbes

#boenjaminsetiawan

Tidak ada komentar