Baru Dilantik, Kepala BNPT Rycko Jabarkan 3 Strategi Tangkal Terorisme
![]() |
Komjen Rycko Amelza Dahniel dilantik sebagai Kepala BNPT, Senin (3/4/2023) di Istana Negara, Jakarta. Foto: Istimewa/ Dok.Setkab |
WELFARE.id-Selain melantik Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang baru Dito Ariotedjo, di hari yang sama, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) juga melantik Komjen Rycko Amelza Dahniel sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Senin (3/4/2023) di Istana Negara, Jakarta.
Pengangkatan Rycko sebagai Kepala BNPT didasarkan pada Keputusan Presiden RI Nomor 51/TPA Tahun 2023 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Dari dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Utama di Lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme.
"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti saya kepada bangsa dan negara. Bahwa saya dalam menjalankan tugas jabatan akan menjunjung tinggi etika jabatan, bekerja dengan sebaik-baiknya, dengan penuh rasa tanggung jawab,” demikian sumpah jabatan yang diucapkan Rycko, melansir laman resmi setkab.go.id, Selasa (4/4/2023).
Rycko ditunjuk Presiden menjadi Kepala BNPT untuk menggantikan pendahulunya Boy Rafli Amar yang memasuki masa pensiun. Usai dilantik, Rycko mengungkap tiga kebijakan dan strategi yang dilakukan dalam penanggulangan terorisme.
"Strategi yang pertama adalah mempersiapkan kesiapsiagaan nasional. Lantas yang kedua adalah melaksanakan kontraradikalisasi, dan yang ketiga melaksanakan deradikalisasi," kata Rycko kepada wartawan, dikutip Selasa (4/4/2023).
Ia juga mengatakan akan menjalin sinergitas dengan seluruh instansi pemerintah, baik di dalam maupun di luar negeri. Penanggulangan terorisme, kata Rycko, juga dilakukan dengan pencegahan dengan mengedepankan edukasi, pendidikan, dan kesejahteraan.
Penegakan hukum terhadap terorisme juga tentunya dilakukan, namun sebagai pilihan terakhir atau ultimatum remedium. Selain ketiga strategi itu, Presiden Joko Widodo berpesan agar BNPT dapat mengoptimalisasi kegiatan deradikalisasi terhadap oknum yang pernah terlibat masalah hukum dengan kasus radikalisme dan terorisme.
"Presiden tadi berpesan kepada saya untuk melakukan optimalisasi kegiatan deradikalisasi terutama kepada saudara-saudara kita yang pernah tersesat, terlibat dalam masalah hukum dengan kasus-kasus radikalisme dan terorisme seperti itu," imbuhnya.
Sekilas Profil
Rycko merupakan lulusan Akademi Kepolisian 1988 dengan meraih predikat lulusan terbaik. Pria kelahiran Bogor, 14 Agustus 1966, tersebut berpengalaman dalam bidang reserse.
Rycko pernah menjadi Kapolres Metro Jakarta Utara pada 2008. Pada 2009, ia terpilih menjadi ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada periode kedua pemerintahan SBY.
Selanjutnya, Rycko menjabat Wakapolda Jawa Barat pada 2013, Kepala Sekolah Tinggi Ilmu Kepolsian (STIK) Lemdikpol pada 2014, Kapolda Sumatera Utara pada 2016, Gubernur Akpol pada 2017, Kapolda Jawa Tengah pada 2019, Kepala Baintelkam Polri 2020, dan Kepala Lemdiklat Polri 2021.
Di bidang terorisme, Rycko pernah tergabung dalam tim Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang mengamankan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di kota Batu, Malang pada 9 November 2005. (tim redaksi)
#kepalaBNPT
#pelantikankepalaBNPT
#kepalaBNPTryckoamelzadahniel
#dilantikjokowidodo
#badannasionalpenanggulanganteroris
Tidak ada komentar