Banjir Tak Kunjung Surut, Sudah 5 Hari Warga Morowali Utara Bertahan di Pengungsian
![]() |
Banjir di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Foto: Ilustrasi/ Dok.BPBD |
Banjir menggenangi permukiman. Banjir terjadi akibat luapan sungai di daerah tersebut karena curah hujan tinggi.
Banjir tersebut juga merendam tujuh desa di kecamatan Petasia Barat dan Kecamatan Petasia Timur. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng, ketinggian air mencapai 35 cm – 100 cm.
Karena air tak kunjung surut, saat ini masih ada ratusan warga terpaksa bertahan di posko pengungsian salah satunya yang terbanyak yakni di desa Bunta. Ada 135 keluarga di tempat tersebut yang masih bertahan di pengungsian.
Kepala Desa Bunta Christol Rizal Lolo mengungkapkan, banjir besar ini adalah banjir lima tahunan yang kerap terjadi di wilayahnya. Untuk saat ini, menurut dia, genangan air tak kunjung surut dan ditakutkan akan kembali tinggi apabila terjadi hujan.
"Kondisi air tetap tak naik, malah tak kunjung turun,” katanya, dikutip Selasa (11/4/2023). Ia pun mengungkapkan, akibat banjir ada sebanyak 499 kepala keluarga yang terdampak.
Selain itu banjir juga mengenangi 6 unit rumah ibadah dan tiga bangunan sekolah. Untuk saat ini pemerintah desa telah menyiapkan logistik untuk 135 keluarga yang berada di tempat pengungsian yang dibangun di kantor desa, dan tempat aman lainnya.
Bantuan itu baik berupa selimut, sembako dan keperluan bayi. Selain itu tim medis juga diterjunkan untuk mendata warga.
"Bayi ada 18 dan balita ada 20. Ibu hamil ada delapan orang. Ini semua kita alokasikan satu tempat di balai desa dan kantor-kantor lainnya,” rincinya.
Tak hanya merendam rumah warga, banjir juga merendam jalur Trans Sulawesi yang menghubungkan antara Sulteng dan Sulawesi Tenggara. Mobil milik salah satu perusahan tambang di tempat tersebut diperbantukan agar warga bisa melintas.
Selain itu, akibat banjir tiga sekolah yang terdampak di Desa Bunta juga masih meliburkan sementara para siswanya. Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Morowali Utara Delvia Parenta menambahkan, pihaknya tengah mengupayakan bantuan air bersih bagi warga yang rumahnya kebanjiran.
"Kami akan mengerahkan mobil tanki untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga," kata Delvia.
Banjir sejak Kamis (6/4) melanda Desa Ulula'a, Togo, Sampalowo, Moleono, Onepute, Bunta, dan Tompira di Kabupaten Morowali Utara.
Di Desa Togo, Kecamatan Petasia Barat, banjir sudah mulai surut. Namun, permukiman warga di enam desa yang lain masih tergenang.
Menurut data pemerintah daerah, banjir berdampak pada 1.815 keluarga dan memaksa sebanyak 163 keluarga mengungsi di Morowali Utara.
Pemerintah Kabupaten Morowali Utara telah mendirikan posko pengungsian dan dapur umum di desa-desa yang terdampak banjir serta menyalurkan bantuan pangan bagi korban banjir.
Khusus di Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, pemerintah daerah menyiapkan peralatan masak dan bahan makanan agar warga bisa secara berkelompok menyiapkan makanan karena jumlah warga yang terdampak banjir mencapai sekitar seribu orang.
"Relawan masih bertahan di lokasi banjir hingga hari kelima pasca-bencana untuk membantu penanganan. Relawan yang terlibat terdiri dari personel TNI-Polri, Palang Merah Indonesia (PMI), dan potensi SAR," tuntasnya. (tim redaksi)
#banjirdimorowaliutara
#sulawesitengah
#poskopengungsian
#kekuranganairbersih
#wargamengungsi
#BPBDSulteng
#sekolahdiliburkan
Tidak ada komentar