Tidak Ada Empati, Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Setuju Keputusan FIFA Coret Indonesia
![]() |
Aksi demo Aremania menuntut keadilan bagi korban tragedi Kanjuruhan. Foto: net |
WELFARE.id-Di tengah kesedihan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 tapi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan menyikapi positif keputusan FIFA tersebut.
Pasalnya, pembatalan dapat diartikan sebagai seluruh dunia wajib mengingatkan Pemerintah Indonesia untuk lebih berempati kepada ratusan korban dan keluarga korban Tragedi Kanjuruhan
Ibu korban Shifwa Dinar Artamevia, Juariyah mengatakan, suara keluarga korban untuk meminta keadilan sudah mulai serak dan habis. Namun, perhatian dan keadilan yang diperjuangkan selama ini tak didengarkan pemerintah.
Belum lagi, putusan sidang terhadap tersangka sangat jauh memenuhi ekspektasi korban. "Ini terlihat pada putusan-putusan pengadilan yang sungguh menyakiti hati dan merusak rasa keadilan kami," kata Juariyah di Posko Tim Gabungan Aremania (TGA), Malang, Jawa Timur, Jumat (31/3/2023).
Hal senada juga diungkapkan Koordinator TGA, Dyan Berdinandri. Keputusan FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 sebaiknya disikapi pemerintah sebagai tamparan keras dari para korban dan keluarga Tragedi Kanjuruhan.
Dyan menyebut, kondisi tersebut perlu dijadikan pengingat masih ada perjuangan mencari keadilan yang belum selesai di Indonesia. Menurut Dyan, dampak tragis Tragedi Kanjuruhan dirasakan oleh korban dan keluarganya, sepertinya hendak dilupakan PSSI dan pemerintah begitu saja.
Hal itu dibuktikan dengan pesta pora olahraga yang masih hendak dilanjutkan. Padahal, pihaknya sangat berharap adanya perhatian dan keseriusan pemerintah untuk menyelesaikan tragedi tersebut.
TGA meminta kembali Pemerintah Indonesia untuk lebih serius memperhatikan para korban dan keluarga yang ditinggalkan. Kemudian, juga harus mengusut penyelesaian Tragedi Kanjuruhan secara tuntas dan menghadirkan keadilan.
Dyan menilai, Tragedi Kanjuruhan semestinya sudah bukan lagi masalah sepak bola atau suporter semata. "Ini adalah tragedi kemanusiaan yang memberikan dampak buruk bagi kita semua secara umum, khususnya bagi masyarakat Malang Raya," katanya juga.
Di samping itu, TGA juga membuka tangan dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengupayakan pengusutan dan penyelesaian Tragedi Kanjuruhan dengan sebaik-baiknya.
Menurut Dyan, sudah saatnya segala perbedaan pandangan dan kepentingan individu serta golongan ditanggalkan demi penyelesaian kasus yang menyita dunia internasional itu. (tim redaksi)
#kontroversial
#korbankanjuruhan
#stadionkanjuruhan
#pialaduniaU-20
#FIFA
#PSSI
#poskotimgabunganaremania
Tidak ada komentar