SVB Kolaps, Kepercayaan pada Perbankan AS Merosot
Ilustrasi (net)
WELFARE.id-Kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB), bank terbesar ke-16 di Amerika Serikat, telah menggoyahkan kepercayaan publik pada perbankan AS. Hal ini karena kekhawatiran yang meningkat atas simpanan bank, kata seorang pakar.
"Kehancuran SVB yang padat teknologi telah membuat orang jauh lebih khawatir tentang simpanan bank mereka, dan rumor apa pun akan ditindaklanjuti lebih cepat. Saya pikir itu risiko besar," kata Charles Read, seorang pakar ekonomi dan sejarah di University of Cambridge mengatakan kepada Xinhua dikutip Jumat (17/3/2023).
Read mengatakan, sejak krisis keuangan global 2008, masyarakat tidak lagi percaya pada sektor perbankan, sehingga penarikan dana bank besar-besaran akan terjadi lebih cepat.
Teknologi juga mempermudah pengambilan uang dari bank secara daring, dan orang akan melakukannya kapan pun mereka khawatir, jelas Read.
Tak ingin berlarut, sebanyak 11 lembaga keuangan papan atas di Amerika Serikat, akan menyuntikkan modal sebesar US30 miliar atau setara Rp462 triliun ke bank kelas menengah, First Republic Bank. Sebelas lembaga keuangan itu antara lain Bank of America, Citigroup, JP Morgan Chase, dan Wells Fargo masing-masing akan menyetor USD5 miliar. Goldman Sachs dan Morgan Stanley masing-masing akan menyetor USD2,5 miliar. Sementara tambahan USD5 miliar akan berasal dari lima bank lain.
Penyelamatan dilakukan setelah kepercayaan pada pemberi pinjaman yang lebih kecil berkurang akibat runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank. Selama 40 tahun, Silicon Valley Bank atau SVB adalah ikon industri teknologi. Namun SVB runtuh hanya dalam beberapa hari.
Pemberi pinjaman mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tindakan itu dimaksudkan untuk menunjukkan komitmen terhadap lembaga serupa seperti First Republic Bank. "Bank regional, menengah, dan kecil sangat penting untuk kesehatan dan fungsi sistem keuangan kita," kata mereka dalam pernyataan bersama.
Dalam pernyataan terpisah, Menteri Keuangan Janet Yellen, Ketua Dewan Federal Reserve Jerome Powell, Ketua FDIC Martin Gruenberg dan Penjabat Pengawas Mata Uang Michael Hsu memuji keputusan bank. "Dukungan dari sekelompok bank besar ini sangat disambut baik, dan menunjukkan ketahanan sistem perbankan," katanya.
Dana deposan di First Republic yang berbasis di California kabur sejak kegagalan kedua bank yaitu Silicon Valley Bank dan Signature Bank. Banyak pelanggan yang memindahkan uang mereka ke bank lain yang lebih besar
Pemindahan dana terjadi bahkan setelah pemberi pinjaman mengatakan telah menyiapkan USD70 miliar dalam pembiayaan baru dari Federal Reserve dan bank terbesar di dunia, JP Morgan Chase. First Republic juga mencatat memenuhi syarat untuk mencari dana tambahan dari Fed jika ada terjadi penarikan dana deposan dalam jumlah tinggi.
Bank juga mengatakan neracanya sehat dan deposan aman, namun investor masih khawatir simpanan mereka akan rentan seperti yang terjadi di Silicon Valley Bank.
Saham perbankan secara global telah terpukul sejak Silicon Valley Bank atau SVB dan Signature Bank runtuh pekan lalu karena kerugian terkait obligasi yang menumpuk saat suku bunga melonjak tahun lalu. Kejatuhan kedua bank itu menimbulkan keraguan tentang hal lain yang mungkin mengintai di sistem perbankan yang lebih luas.
Gejolak pasar juga telah menjerat bank Credit Suisse untuk meminjam hingga USD54 miliar dari bank sentral Swiss guna menopang likuiditas. Pada Kamis sore, sorotan kembali ke Amerika Serikat ketika bank-bank besar berupaya memberi suntikan untuk First Republic, pemberi pinjaman regional yang sahamnya anjlok 70 persen dalam sembilan sesi perdagangan terakhir.
Usai pengucuran dana oleh 11 bank besar, saham First Republic Bank ditutup naik 10 persen, menghapus kerugian sebelumnya setelah dihentikan beberapa kali pada hari Kamis. Saham bank turun tajam setelah mengatakan akan menangguhkan pembayaran dividen. Harga saham bank turun lebih dari 70 persen sejak 6 Maret. (tim redaksi)
#bankamerika
#siliconvalleybank
#siliconvalleybankcollapse
#firstrepublicbank
#resesiglobal
Tidak ada komentar