Breaking News

Sindrom Tourette Lewis Capaldi Kambuh Saat Konser, Ini Dia Gejalanya!


Penyanyi Lewis Capaldi 

WELFARE.id-Penyakit sindrom Tourette penyanyi Lewis Capaldi kambuh saat sedang tampil di sebuah konser di Frankfurt, Jerman. Penyanyi berusia 26 tahun tersebut melakukan tic, gerakan atau ucapan berulang yang di luar kendali saat sedang membawakan lagu "Someone You Loved" di akhir konsernya. 

Lewis Capaldi mulai menjauh dari mic dan hanya bisa menggerakan kepala serta bahunya. Menyadari sang idola sudah tak bisa melanjutkan lagu, para penonton pun langsung mengambil alih vokal di lagu tersebut. Para penonton akhirnya menyelesaikan lagu tersebut bersama band yang mengiringinya. 

Lewis Capaldi sendiri tak pernah menyembunyikan sindrom Tourette yang dialaminya. Pada Januari lalu, Lewis bahkan menyoroti soal tic dan sindrom Tourette yang kerap muncul di tengah penampilannya. 

Lantas, apa itu sindrom Tourette? Sindrom Tourette adalah sebuah kondisi yang mengganggu sistem saraf seseorang. Sindrom ini menyebabkan penderitanya mengalami tic atau kedutan/gerakan/ bahkan suara tiba-tiba yang dilakukan secara berulang kali. Orang yang mengalami tic tidak dapat menghentikan tubuhnya dari melakukan hal-hal tersebut. 

Penderita sindrom Tourette mengalami penumpukan ketegangan ingin melakukan suatu gerakan atau mengeluarkan suara yang tak tertahankan dan akhirnya harus dilakukan. Sindrom Tourette menjadi semakin sulit untuk dikontrol apabila penderitanya sedang mengalami kelelahan, stres, atau kecemasan. 

Gejala sindrom Tourette biasanya muncul di awal masa kanak-kanak, dan bisa berlangsung sepanjang hidup terutama apabila gejala sindrom Tourette yang dialami berlangsung hingga satu tahun. Meskipun demikian, gejala-gejalanya bisa membaik seiring bertambahnya usia. 

Belum ada obat yang bisa menyembuhkan gejala Sindrom Tourette, namun terdapat beberapa terapi dan obat yang bisa membantu mengelola gejalanya. Sehingga orang yang mengidap Sindrom Tourette bisa hidup normal seperti orang lainnya. 

Gejala sindrom Tourette seringkali disalahartikan sebagai tanda kelainan perilaku atau kebiasaan gugup, yang sebenarnya tidak. Gejala sindrom Tourette yang paling utama adalah tic, yakni gerakan yang tidak terkontrol dan suara yang tidak disengaja. 

Tic ini bisa berupa gerakan sederhana atau gerakan kompleks, dan suara yang tidak disengaja bisa berupa suara yang tidak bermakna atau suara yang lebih kompleks.  

Tic pada gejala Sindrom Tourette dapat berupa gerakan sederhana atau gerakan kompleks, bergantung pada orang yang mengalami kondisi ini. Berikut adalah beberapa contoh gejala tic sederhana dan kompleks pada Sindrom Tourette: 

• Tic gerakan sederhana meliputi: 

• Mengedipkan mata secara terus-menerus atau memicingkan mata  

• Menggerakkan hidung atau bibir 

• Menggerakkan bahu 

• Merentangkan leher atau menggelengkan kepala 

• Memutar atau menekuk jari 

• Menekuk atau meluruskan lengan atau kaki.  

 Tic pada gerakan yang kompleks meliputi:  

• Melompat-lompat atau menendang 

• Memutar atau melompat dengan posisi tertentu 

• Membuka dan menutup mulut dengan keras 

• Menarik napas dalam-dalam atau mengeluarkan suara tertentu 

• Menyentuh atau memukul orang atau benda-benda di sekitar 

Sama seperti gejala tic gerak, pada gejala tic vokal juga berupa suara sederhana atau kompleks, yang terjadi secara tidak disengaja dan tidak terkontrol. Berikut adalah beberapa contoh gejala tic vocal sederhana dan kompleks pada Sindrom Tourette: 

• Tic vocal sederhana meliputi:  

• Mengeluarkan suara "hmm", "ahh", “tsk”, “uh”, “psst”, “ouch”, atau “oops” 

• Mendesis atau menghembuskan napas 

• Batuk 

• Berdeham  

• Menirukan suara binatang 

•  Tic vocal kompleks meliputi:  

• Mengulang kata-kata atau frasa yang didengar orang lain 

• Menirukan suara atau suara efek suara tertentu 

• Menyanyikan lagu atau irama yang ada di kepala 

• Mengucapkan kata-kata atau kalimat yang tidak pantas atau tidak sopan 

• Berbicara dengan cara yang cepat, terputus-putus, atau mengulang kata yang sama berulang kali. 

Gejala tic sederhana atau kompleks pada Sindrom Tourette dapat berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit, dan dapat muncul dan hilang dengan tiba-tiba. 

Melansir pada tourette.org.au, beberapa orang memiliki gejala Sindrom Tourette lain, seperti:  

• Masalah tidur 

• Sulit mengontrol emosi 

• Gangguan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) 

• Kecemasan atau gangguan obsesif-kompulsif (OCD) 

• Kesulitan dalam berhubungan sosial atau bersosialisasi 

• Masalah belajar atau kesulitan dalam memproses informasi 

• Obsesi atau khawatir yang berlebihan terhadap hal-hal tertentu 

Penyebab Sindrom Tourette tidak diketahui dengan pasti. Anak laki-laki lebih mungkin terkena gejala Sindrom Tourette daripada anak perempuan. Meskipun penyebab pasti dari Sindrom Tourette belum diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang diduga berperan dalam munculnya kondisi ini, di antaranya:  

• Faktor genetik 

Sindrom Tourette cenderung terjadi dalam keluarga, yang menunjukkan bahwa ada kemungkinan adanya faktor genetik yang mempengaruhi kemunculan kondisi ini.  

• Gangguan neurokimia 

Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa Sindrom Tourette dapat terkait dengan ketidakseimbangan neurotransmitter di dalam otak, terutama dopamin, serotonin, dan asam gamma-aminobutirat (GABA). 

• Faktor lingkungan 

Beberapa faktor lingkungan, seperti infeksi streptokokus pada saluran napas, dapat memicu munculnya tic pada beberapa orang dengan predisposisi genetik.  

• Faktor psikologis 

Beberapa Sindrom studi menunjukkan bahwa stres atau ketegangan emosional dapat memperburuk gejala Sindrom Tourette.  

• Kondisi saat mengandung 

Begitu pula dengan ibu hamil yang mengalami stres selama masa kehamilan, proses persalinan yang memakan waktu lama, juga bayi yang lahir di bawah berat badan normal memiliki risiko mengidap Sindrom Tourette 

Perlu diingat bahwa meskipun ada faktor-faktor tersebut, Sindrom Tourette masih dianggap sebagai kondisi yang kompleks dan belum sepenuhnya dipahami. 

Gejala Sindrom Tourette dapat dikelola dengan melakukan beberapa perawatan seperti berikut: 

• Terapi perilaku 

Terapi dilakukan untuk mengatasi perilaku dan kecemasan yang mungkin terkait dengan kondisi ini. Terapi perilaku dapat mencakup terapi perilaku kognitif, terapi perilaku eksposur, respon pencegahan, dan terapi keluarga. 

• Terapi bicara 

Terapi bicara dapat membantu orang dengan Sindrom Tourette untuk mengurangi gejala tic vokal atau mengembangkan teknik untuk mengelola atau mengalihkan perhatian pada tic vokal. 

• Mengonsumsi obat 

Beberapa obat dapat membantu mengurangi gejala tic pada Sindrom Tourette, contohnya antipsikotic, beta blocker, dan obat untuk mengobati ADHD. Namun, obat-obatan untuk Sindrom Tourette dapat memiliki efek samping serta efektivitas obat-obatan ini dapat bervariasi antara individu. 

• Memperhatikan gaya hidup 

Melakukan olahraga, yoga, meditasi, tidur yang cukup, dan menjaga pola makan yang sehat, dapat membantu mengurangi gejala tic. 

Tidak semua tics menunjukkan Sindrom Tourette hal tersebut karena setiap individu dengan Sindrom Tourette memiliki pengalaman yang berbeda, sehingga pengobatan yang efektif dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan individu tersebut. 

Konsultasi dengan dokter atau psikolog dapat membantu menemukan pengobatan yang tepat untuk setiap individu dengan Sindrom Tourette. (tim redaksi

#sindromtourette
#lewiscapaldi
#gejalasindromtourette
#ciricirisindromtourette
#tic

Tidak ada komentar