Breaking News

Masih Punya Modal Besar, KSP Optimistis Neraca Perdagangan Tetap Tumbuh

WELFARE.id-Ditengah bayang-bayang resesi global dan kondisi geopolitik Indonesia dipercaya akan mampu bertahan. Apalagi Indonesia masih memiliki modal besar. Sehingga peluang untuk menjaga perkembangan neraca perdagangan tetap tumbuh. Di antaranya, melalui peningkatan hilirisasi industri. Khususnya komoditas Nikel, Bauksit, dan Tembaga.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Agung Krisdiyanto menerangkan, kebijakan hilirisasi industri yang menjadi salah satu agenda prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut, diyakini bisa meningkatkan ekosistem industri dalam negeri dan menjaga perkembangan neraca perdagangan Indonesia dalam jangka panjang. "Hasilnya sudah ada. Selama 2022, hilirisasi komoditas nikel berhasil meningkatkan nilai ekspor nikel dan turunanannya sebesar 365 persen year on year (yoy),” ujarnya di Jakarta, dikutip Jumat (31/3/2023)

Selain itu, lanjutnya, Indonesia bisa melakukan diversifikasi ekspor ke negara-negara non tradisional, terutama yang telah memiliki perjanjian perdagangan dengan skema tarif rendah. Sejauh ini, Indonesia sudah memiliki perjanjian perdagangan baik regional dan bilateral dengan ASEAN, Jepang, Pakistan, Chile, UAE, Mozambique, Australia, dan Korea Selatan.

Indonesia saat ini juga sedang melakukan negosisasi perdanganan dengan Uni Eropa melalui Indonesia – European Union – Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang diharapkan dapat rampung pada akhir 2023. “KSP akan mengawal dan melakukan langkah debottlenecking agar bisa segera mencapai kesepakatan,” ujarnya.

Di sisi impor, tutur Agung, pemerintah berupaya menekannya melalui instrumen pengadaan barang dan jasa yang mengutamakan produk dalam negeri. Komitmen tersebut tertuang pada Inpres No 2/2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dalam rangka menyukseskan gerakan nasional bangga buatan Indonesia.

Kalangan dunia usaha tetap harus waspada, tapi jangan panik dan khawatir. Kondisi ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik,” kata dia.

Sebagai informasi, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD54,46 miliar dengan persentase peningkatan 53,7 persen year on year (yoy), pada tahun lalu. Jika merujuk pada data bulanan sejak Mei 2020, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan selama 32 bulan berturut-turut. (tim redaksi)

#neracaperdagangan
#ekonomiindonesia
#ekspor
#impor
#KSP

Tidak ada komentar