Breaking News

LTJ Diburu di Eropa bak "Harta Karun", RI Punya Banyak Tapi Belum Digarap Maksimal

Logam Tanah Jarang (LTJ). Foto: Ilustrasi/ Net

WELFARE.id-Dunia tengah dihebohkan dengan penemuan Logam Tanah Jarang (LTJ) di Swedia. Pasalnya, LTJ kini tengah jadi buruan negara-negara di Eropa, tapi tak pernah ditambang di sana.

Selama ini, Eropa mengandalkan impor LTJ dari Tiongkok. Jika di Eropa langka, di Indonesia justru banyak ditemukan titik-titik potensial LTJ.

Hanya saja, selama ini LTJ belum dimaksimalkan RI untuk diekspor ke negara lain. Padahal, LTJ jadi rebutan negara Eropa karena bisa dipakai sebagai bahan baku di sektor militer.

Penggunaan LTJ pada sektor pertahanan sangat diperlukan, agar alat militer mereka tak bisa dideteksi radar. "Betul, pesawat bisa tidak terdeteksi oleh radar. LTJ dimanfaatkan dalam bentuk cat itu bisa, bermacam-macam lah itu," ungkap Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sugeng Mujiyanto, dikutip Selasa (7/3/2023).

LTJ tersimpan di Indonesia. Namun, 'harta karun' itu belum dimanfaatkan secara optimal. Ia menyebut, keberadaan logam tanah jarang biasanya berkaitan dengan timah, bauksit, dan nikel.

"Rare earth itu biasanya ada di yang berasosiasi dengan timah, pertama. Kedua, berasosiasi dengan aluminium, bauksit. Ketiga, berasosiasi dengan nikel. Kira-kira di tempat itulah yang ada," imbuhnya.

Setiap jengkal wilayah Indonesia, sambungnya, berpotensi LTJ. "Ada di Sulawesi, Sumatera ada, di Kalimantan kira-kira seperti itu. Saya kurang tahu, tahun ini pastinya di mana, yang jelas di wilayah-wilayah itu. Belum terlalu detail saya," singkatnya.

Seperti namanya, logam tanah jarang memang jarang keberadaannya. Sugeng mengatakan, untuk mengupayakan logam tanah jarang maka akan bicara mengenai faktor skala ekonomi.

Sugeng mengatakan, pihaknya akan melihat negara-negara lain yang menggarap logam tanah jarang ini. "Kita akan mencoba benchmarking, seperti apa sih pengelolaan mereka supaya nanti kita juga bisa," ujarnya.

Logam tanah jarang juga bisa digunakan untuk menjadi magnet hingga pembangkit. "Ada juga kalau nanti monasit itu juga bisa mengandung thorium-nya. Kalau dikumpulkan banyak kan pembangkit tenaga thorium," katanya.

Selain Mamuju lokasi di Parmonangan di Sumatera Utara juga berpotensi untuk dikembangkan menjadi tambang logam tanah jarang. “Mineralnya kurang lebih sama, Mamuju lebih tinggi. Kalau Parmonangan sekitar 1.500 ppm,” tuntasnya. (tim redaksi)

#logamtanahjarang
#LTJ
#diburunegaraeropa
#sektorpertahanan
#alutsista
#potensiLTJdiindonesia
#kementerianESDM

Tidak ada komentar