Breaking News

Krisis Pangan Sergap Inggris, Warga Dibatasi Hanya Boleh Beli 3 Tomat

Akibat krisis pangan di Inggris, sejumlah pasar swalayan besar mulai membatasi jumlah buah dan sayur yang boleh dibeli warga. Foto: Istimewa/ AFP/ Daniel Leal

WELFARE.id-Negara di Eropa, termasuk Inggris mulai mengalami krisis pangan. Inggris misalnya, mulai mengalami kekurangan beberapa buah dan sayuran.

Melansir bbc, Jumat (3/3/2023), beberapa jaringan supermarket terpaksa membatasi jumlah produk yang dapat dibeli oleh setiap pelanggan mereka. Beberapa hanya mengizinkan tiga tomat, paprika, dan mentimun untuk dibeli per orang.

Melansir France 24, Jumat (3/3/2023), pemerintah Inggris menyalahkan kekurangan pada kondisi cuaca ekstrem di Spanyol dan Afrika Utara, di mana sebagian besar buah dan sayuran yang dikonsumsi di Inggris sepanjang tahun ini bersumber dari dua negara tersebut. Konsorsium Ritel Inggris (BRC), asosiasi perdagangan yang mewakili pengecer Inggris mengatakan, kekurangan diperkirakan akan berlangsung selama "beberapa minggu" ke depan hingga musim tanam Inggris dimulai pada musim semi.

Karena krisis tersebut, Menteri Lingkungan Inggris Therese Coffey bahkan menyerukan agar  warga Inggris makan lebih sedikit tomat dan lebih banyak lobak. Hal tersebut tentu saja memicu perdebatan mengenai alasan kelangkaan. 

Sementara itu, banyak yang mengatakan bahwa kondisi cuaca buruk dan kenaikan harga energi yang harus disalahkan. Sedangkan yang lain menuding kesalahan ada di pihak pemerintah Inggris dan Brexit.

Cuaca yang sangat dingin di Spanyol, banjir di Maroko dan badai yang sangat mengganggu pengangkutan barang hanyalah beberapa alasan mengapa Inggris mengalami kekurangan buah dan sayuran. Menurut BRC, selama musim dingin, Inggris mengimpor sekitar 95% tomat dan 90% selada dari Spanyol dan Afrika Utara.

Namun, Inggris juga mengalami kondisi cuaca ekstrem. Gelombang panas awal tahun ini menyebabkan rekor musim panas terpanas keempat dalam sejarah, dengan suhu melebihi 40°C untuk pertama kalinya. 

Pada Desember, negara itu dilanda serangkaian cuaca beku yang parah dan berkepanjangan. Hal ini mempersulit Inggris untuk bergantung pada produsen lokal, atau bahkan di Belanda, salah satu mitra perdagangan makanan utamanya. 

Karena kenaikan harga listrik, petani di kedua negara terpaksa mengurangi penggunaan rumah kaca dan memusatkan upaya mereka pada tanaman musim dingin. Pengecer Inggris harus mencari sumber pasokan alternatif dan bergantung pada tanaman yang diproduksi secara lokal. 

Serikat Petani Nasional Inggris, serikat petani utama negara itu, telah meminta rencana dukungan pemerintah yang ditujukan untuk produsen. Pemerintah mengumumkan minggu lalu bahwa lebih dari 168 juta Pounds, atau sebanyak 190 juta Euro telah dibayarkan kepada para petani Inggris. (tim redaksi)

#krisispangandiinggris
#krisisbuahdansayuran
#cuacaekstrem
#petani
#kelangkaanpasokanimporsayurdanbuah
#konsorsiumritelinggris

Tidak ada komentar