Kena Efek Domino Kejatuhan Bank Eropa, Saham Credit Suisse Anjlok
WELFARE.id-Saham Credit Suisse jatuh lebih dari 20 persen pada Rabu (15/3/2023) ke level terendah. Hal itu terjadi, setelah penyokong terbesarnya menolak memberikan pendanaan lebih lanjut bagi bank Swiss tersebut.
Melansir AFP, Kamis (16/3/2023) menyebutkan, saham bank tersebut ambruk 30 persen kemarin sore. Mengutip CNN, Kamis (16/3/2023), dalam wawancara dengan Bloomberg, Ketua Bank Nasional Saudi mengatakan, bank tersebut tidak akan meningkatkan sahamnya di Credit Suisse.
"Jawabannya adalah tidak sama sekali, karena banyak alasan. Saya akan menyebutkan alasan paling sederhana, yaitu regulasi dan peraturan. Saat ini kami memiliki 9,8 persen saham di bank tersebut-jika kami melebihi 10 persen, segala macam aturan baru akan berlaku, baik itu dari regulator kami, regulator Eropa, atau regulator Swiss," kata Ammar Al Khudairy kepada Bloomberg.
"Kami tidak ingin masuk ke rezim regulasi baru," imbuhnya. Credit Suisse pernah menjadi pemain besar di Wall Street.
Bank tersebut juga telah dihantam oleh serangkaian kesalahan dan kegagalan kepatuhan selama beberapa tahun terakhir yang merusak reputasinya di mata klien dan investor. Sehingga membuat beberapa eksekutif puncak kehilangan pekerjaan.
Krisis memang telah menyebar ke saham perbankan Eropa lainnya, dengan bank-bank Prancis dan Jerman seperti BNP Paribas, Societe Generale, Commerzbank, dan Deutsche Bank turun antara 8 persen dan 10 persen. Namun, Bank sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB) berjanji pada Rabu (15/3/2023) untuk mendanai Credit Suisse dengan likuiditas "jika perlu", yang pertama bagi bank global sejak krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu.
Dalam pernyataan bersama dengan Otoritas Pengawas Pasar Keuangan Swiss FINMA, mereka mengumumkan langkah radikal tersebut, tetapi menegaskan bahwa Credit Suisse sehat dan "memenuhi persyaratan modal dan likuiditas yang diberlakukan pada bank-bank yang penting secara sistemik". Langkah untuk mendukung bank, dengan janji uang bank sentral, dirancang untuk membendung krisis kepercayaan pada pemberi pinjaman terbesar kedua di Swiss.
Namun, hal itu menempatkan bank sentral dalam kesulitan, jika kepercayaan pada bank terus jatuh. "Kami menyambut baik pernyataan dukungan tersebut," kata Credit Suisse.
Kronologi Gonjang-Ganjing Credit Suisse
Saham-saham di Credit Suisse, yang berjuang untuk pulih dari serangkaian skandal, telah terpukul selama 12 bulan terakhir. Saham itu bernilai sekitar 80 franc Swiss pada tahun 2008, tetapi menyusut menjadi 1,55 franc Swiss pada Rabu (15/3/2023).
Penurunan terbaru dipicu ketika pemegang saham terbesarnya, Saudi National Bank, mengatakan tidak dapat memberikan bantuan keuangan lebih lanjut untuk pemberi pinjaman yang kesulitan itu. Klien-klien kaya telah menarik miliaran dari bank.
Sebelumnya, nasabah menarik kembali 123 miliar franc Swiss (USD133 miliar) dari Credit Suisse pada tahun lalu. Sebagian besar pada kuartal keempat, bank melaporkan kerugian bersih tahunan hampir 7,3 miliar franc Swiss (USD7,9 miliar), yang terbesar sejak krisis keuangan global pada 2008.
Credit Suisse sedang melakukan perombakan besar-besaran, memotong biaya dan pekerjaan serta menciptakan bisnis terpisah untuk bank investasinya. CEO Ulrich Koerner sebelumnya berusaha menenangkan kegelisahan, dengan mengatakan likuiditas bank itu kuat.
Pada Selasa (14/3/2023) Credit Suisse mengalami kemunduran baru ketika menerbitkan laporan tahunannya untuk tahun 2022, mengidentifikasi "kelemahan material" dalam kontrol atas pelaporan keuangan. Laporan tersebut telah ditunda minggu lalu menyusul panggilan menit terakhir dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), yang menimbulkan pertanyaan dengan bank.
Pada Oktober 2022, pemberi pinjaman tersebut memulai rencana restrukturisasi 'radikal' yang melibatkan pemotongan 9.000 pekerjaan penuh waktu, memisahkan bank investasinya, dan fokus pada manajemen kekayaan. Bank Nasional Saudi berkomitmen sebesar USD1,5 miliar dari USD4 miliar modal baru yang Credit Suisse kumpulkan untuk mendanai perombakan tersebut.
Al Khudairy mengatakan, ia senang dengan restrukturisasi tersebut. "Kami puas dengan rencana, rencana transformasi yang mereka ajukan. Ini adalah bank yang sangat kuat," kata Al Khudairy dalam wawancara dengan Reuters, kala itu. (tim redaksi)
#sahamcreditsuisseanjlok
#gonjangganjingcreditsuisse
#krisisperbankan
#creditsuisse
#kesulitanpendanaan
#investor
Tidak ada komentar