Kabar Baik! Neraca Perdagangan Indonesia Surplus Lagi
WELFARE.id-Ditengah badai kebangkrutan yang menimpa bank-bank besar di Amerika dan Eropa, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa Neraca Perdagangan Indonesia pada Februari 2023 mengalami surplus sebesar USD5,48 miliar.
"Neraca Perdagangan Indonesia sampai dengan Februari 2023 telah membukukan surplus selama 34 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 dan masih dalam tren yang meningkat," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam jumpa pers di Jakarta, dikutip Kamis (16/3/2023).
Surplus neraca perdagangan diperoleh dari transaksi di sektor nonmigas sebesar USD6,70 miliar, namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas USD1,22 miliar.
Habibullah mengatakan, meski sektor migas mengalami defisit USD2,64 miliar selama Januari-Februari 2023, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas sebesar USD12,00 miliar sehingga secara total mengalami surplus USD9,36 miliar.
Surplus nonmigas disumbang oleh bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) serta besi dan baja (HS 72) sebesar USD6,70 miliar.
Tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat, India dan Tiongkok. Amerika Serikat sebesar USD1,32 miliar dengan komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85), pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan (HS 62) dan pakaian dan aksesorisnya rajutan (HS 61).
India menyumbang USD1,081 miliar dengan komoditas bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewan/nabati serta bijih logam, terak dan abu (HS 26). Sedangkan Tiongkok USD999,8 juta dengan besi dan baja (HS 72), bahan bakar mineral dan lemak dan minyak hewan/nabati.
Sementara tiga penyumbang defisit terdalam adalah Australia sebesar USD400,4 juta, Thailand USD342,1 juta dan Brasil USD158,8 juta. "Surplus neraca perdagangan pada Februari 2023 terjadi di tengah penurunan impor yang jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan ekspor," tukasnya.
Pada Februari 2023, ekspor mengalami penurunan sebesar 4,15 persen dibandingkan dengan Januari 2023 (m-to-m). Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai ekspor migas sebesar 20,26 persen.
Impor Februari 2023 juga mengalami penurunan sebesar 13,68 persen (m-to-m) dan lebih dalam dari penurunan ekspor. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan impor bahan baku/penopang sebesar 15,09 persen.
Terpisah, Bank Indonesia (BI) memandang capaian ini membawa dampak positif bagi kondisi perekonomian Indonesia. "Perkembangan ini positif, bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," tutur Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono.
Selain dengan melihat kondisi neraca perdagangan, Erwin mengatakan BI akan tetap memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain untuk meningkatkan ketahanan eksternal. "Ini untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional," tambah Erwin. (tim redaksi)
#neracaperdagangan
#neracaperdaganganindonesia
#ekspor
#impor
#bps
#bankindonesia
Tidak ada komentar