Breaking News

Indonesia dan AS Sepakat Kerjasama Energi Bersih dengan Nuklir Reaktor Modular Kecil

MoU Indonesia-AS (ist) 


WELFARE.id-Indonesia dan Amerika Serikat mengumumkan kemitraan strategis untuk membantu Indonesia mengembangkan program energi bersih nuklirnya. 

Memorandum of Agreement dan hibah afiliasi, serta penandatanganan kontrak sebagai hasil akhir di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global (Partnership for Global Infrastructure and Investment/PGII), dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim, dan Wakil Asisten Utama Menlu AS, Ann Ganzer, dan Badan Perdagangan dan Pembangunan AS (USTDA) 


Kerja sama itu dilakukan guna mendukung minat Indonesia dalam menggunakan teknologi reaktor modular kecil (small modular reactor/SMR) untuk memenuhi tujuan keamanan energi dan iklim.  

Dalam keterangan tertulisnya U.S. Embassy & Consulates in Indonesia mencatat bahwa proyek ini akan mendorong aksi iklim dan akses energi bersih ke berbagai tempat penting di dunia.  

Selain itu teknologi SMR memiliki potensi, sebagai bagian dari proyek lanjutan, untuk menciptakan ribuan lapangan kerja, membuka jalan bagi proyek SMR tambahan di Indonesia dan kawasan Indo-Pasifik, dan menerapkan standar tertinggi untuk keselamatan, keamanan, dan nonproliferasi nuklir. 

SMR menggabungkan bebarapa fitur keselamatan yang canggih, salah satunya termasuk desain untuk menahan cuaca ekstrem dan berbagai peristiwa seismik. 

Teknologi ini juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan spesifik jaringan listrik suatu negara, dengan kemampuan yang bisa ditingkatkan sesuai keinginan.  

SMR juga menyediakan daya yang andal selama 24 jam, dan melengkapi sumber energi bersih lainnya, teknologi ini memiliki lahan yang fleksibel dan bisa digunakan di tapak tanah yang kecil. 

Small modular reactor atau SMR dapat memainkan peran yang sangat penting seperti dalam dekarbonisasi sektor yang sulit dikurangi. Seperti produksi hidrogen bersih, proses industri berat, dan desalinasi air untuk memenuhi tujuan dekarbonisasi dan keamanan energi, standar kualitas udara, dan kebutuhan akses air bersih. 

Perjanjian ini diperuntukan untuk memajukan tujuan Kemitraan Transisi Energi yang Adil (Just Energy Transition Partnership/JETP) dan akan memperkuat kepemimpinan Indonesia di kawasan ASEAN dalam penggunaan teknologi energi bersih nuklir yang canggih, aman, dan terjamin sehingga mendukung target Net Zero Emissions di Indonesia pada 2060. 

"Pengumuman hari ini tentang kemitraan strategis untuk membantu Indonesia mengembangkan program energi bersih nuklir reaktor modular kecil, dan yang menjadi hasil utama di bawah Kemitraan untuk Infrastruktur dan Investasi Global, merupakan tonggak penting dalam upaya Indonesia mencapai tujuan iklimnya dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan" kata Duta Besar AS untuk Indonesia Sung Y. Kim. 

PGII menawarkan model pembiayaan dan pengiriman infrastruktur yang positif dan berkelanjutan kepada para mitra seperti Indonesia. 

Saat KTT Pemimpin G20 seperti Presiden Biden, Presiden Jokowi, dan Presiden Komisi Eropa Von der Leyen menjadi tuan rumah bersama sekelompok pemimpin G20 pada November 2022 untuk memperdalam keterlibatan di bawah PGII, yang bertujuan mengucurkan 600 miliar USD untuk investasi infrastruktur global pada 2027. 

Kemudian kemitraan ini akan menghasilkan infrastruktur yang berkualitas dan berkelanjutan yang nantinya bisa mengubah kehidupan orang-orang di seluruh dunia. 

Adanya investasi strategis ini untuk memperkuat dan mendiversifikasi rantai pasokan, serta memajukan keamanan nasional dan ekonomi bersama. (tim redaksi) 


#mou

#kerjasamaindonesiaamerika

#ustda

#energi

#infrastruktur

Tidak ada komentar