Breaking News

Hujan Ektrem, Produktivitas Cabai Turun 20 Persen

Ilustrasi (net) 

WELFARE.id-Hujan ekstrem yang terjadi belakangan ini berdampak pada penurunan hasil panen cabai di berbagai daerah sentral produksi cabai.  

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia Tunov Mandro Atmojo mengatakan, penurunan produktivitas cabai pada musim hujan ekstrem setiap tahunnya mencapai 20 persen. "Terjadi kegagalan di angka 20 persen bisa lebih, tahun ini juga begitu. Dan ini memang biasa terprediksi pada bulan Desember-Februari saat hujan ekstrem," ujarnya dikutip Selasa (7/3/2023). 

Akibatnya, harga cabai di pasaran mulai merangkak naik. Ia mengatakan, pada musim hujan ekstrem banyak petani yang tidak dapat melakukan pemetikan atau panen cabai.  "Metiknya per tiga hari tapi kalau hujan datang tidak bisa kita prediksi, tidak bisa kita jadwalkan, ini yang menyebabkan fluktuasi harganya," tukasnya. 

Meski begitu, Tunov mengungkapkan para petani telah mengantisipasi terjadi gagal panen saat curah hujan tinggi dengan guludan yang tinggi untuk mencegah banjir. Hal ini dilakukan dengan perluasan lahan hingga dua kali lipat. 

Ia memperkirakan harga cabai rawit di Bulan Ramadan dan jelang Idul Fitri bisa tembus hingga Rp60 ribu per kg. Sedangkan harga cabe keriting relatif murah karena hasil kebun yang terkena hujan masih bisa dipakai. 

Yang kita prediksi sebenarnya di angka Rp70 ribu tapi alhamdulillah enggak sampai. Ini sudah tertinggi di angka Rp50 ribu - Rp60 ribu tertinggi cabe rawit merah. Kali keriting masih bisa kita antisipasi karena kalau keriting meskipun hujan gerimis rintik rintik masih bisa dipetik berani. Kalau rawit enggak berani," ujar Tunov. 

Dia juga memastikan persediaan cabai di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri aman karena pasokan komoditas jenis ini masih tercukupi. Ia menargetkan pasokan cabai dari Magelang mencapai 1.600 ton. "Kalau sekarang dari magelang saja untuk bulan puasa kita siapkan 400 hektar kalau kita estimasi 4 ton per hektar produktivitas ya hampir 2000 ton, 1,600 ton mungkin totalnya. saya yakin lebih dari cukup. itu baru dari magelang belum temanggung dan sentra yang lain," ungkapnya. 

Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi untuk meminimalisir gagal panen saat cuaca ekstrem.  

Dia mengatakan, pada masa-masa musim hujan saat ini, di Kementerian Pertanian telah menyediakan alat pengering untuk memastikan kualitas hasil produksi panen.  

Selain itu, pihaknya juga menyiapkan pertanian modern dengan menerapkan digitalisasi yang memungkinkan dapat memprediksi waktu panen yang sesuai di berbagai musim.  

Meski demikian ia mengatakan bahwa penerapan teknologi untuk mengantisipasi cuaca ekstrem memang masih belum masif karena baru dimulai.  

Ia mengatakan untuk mengatasi perubahan cuaca diperlukan waktu yang cukup untuk mengatasinya. Terlebih, Indonesia memiliki luasan lahan pertanian yang cukup besar.  "Jadi tidak semudah hanya memerintah saja, membutuhkan berbagai hal," ungkap Mentan. (tim redaksi) 

#cabai
#hargacabai
#stokcabai
#petanicabai
#hujanekstrem
#ramadan

Tidak ada komentar