Breaking News

Hari Raya Nyepi Bertepatan dengan Salat Tarawih Perdana, Umat Islam Boleh ke Masjid Terdekat dengan Berjalan Kaki

Pecalang sedang menjaga kekhusyukan perayaan Hari Raya Nyepi di Bali, tahun lalu. Foto: Ilustrasi/ Net


WELFARE.id-Perayaan Hari Raya Nyepi umat Hindu tahun ini, bertepatan dengan momentum tarawih pertama. Ya, Rabu (22/3/2023) besok, umat Muslim akan melaksanakan salat tarawih pertama menyambut puasa Kamis (23/3/2023).

Namun seperti diketahui, bahwa Nyepi identik dengan tapa brata dan menyepi. Sehingga, masyarakat Bali dan turis wajib menaati aturan yang ada dengan tidak beraktivitas keluar rumah disaat perayaan Nyepi.

Lantas, bagaimana dengan umat Islam yang hendak tarawih ke masjid di Bali? Ternyata, umat Muslim yang ada di Bali diberikan kebebasan untuk tetap melaksanakan ibadah salat tarawih di masjid dan musala.

Penyataan tersebut disampaikan oleh Manggala Utama Pasikian Pecalang Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali I Made Mudra. "Silakan melaksanakan salat tarawih di masjid atau musala terdekat dengan berjalan kaki, tidak bergerombol, tidak menggunakan sound system, dan menggunakan lampu penerangan yang terbatas,” jelas I Made Mudra di Bali kepada wartawan, dikutip Selasa (21/3/2023).

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan, bahwa keputusan tersebut merupakan salah satu hasil dari kesepakatan yang dilakukan oleh beberapa elemen masyarakat di Bali. Termasuk mempertemukan antara MDA Provinsi Bali dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali pada Senin (13/3/2023) lalu.

Namun, ia tetap mengimbau kepada umat Muslim yang ada di Bali untuk melakukan komunikasi terlebih dahulu dengan pecalang di daerah masiang-masing. Terutama di beberapa daerah yang penduduknya heterogen seperti di Kota Denpasar. 

Dimana, letak masjid dan musala berada di wilayah desa atau banjar. "Mudah-mudahan ini juga tidak mengundang ketersinggungan diantara kita sebagai umat yang melaksanakan kegiatan keagamaan dengan tidak menimbulkan benturan,” harapnya.

Ia juga meminta kepada para pecalang agar turut memahami kesepakatan tersebut. Utamanya agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat antar umat Muslim dan umat Hindu yang ada di Provinsi Bali.

"Mudah-mudahan ini bisa diterjemahkan oleh rekan-rekan pecalang supaya tidak menimbulkan gejolak karena berbarengan salat tarawaih dengan sipeng,” ajaknya. Sementara itu, Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Bali Muhammad Saffaruddin menyampaikan saran berkenaan dengan pelaksanaan tarawih pertama bulan Ramadan agar berjalan penuh toleransi kepada masyarakat Hindu.

Dirinya menyarankan warga Muslim mengatur pelaksanaan ibadah tarawih agar tidak mengganggu pemeluk Hindu yang sedang melaksanakan ritual Nyepi. "Kalau jauh jarak rumah dengan tempat ibadah disarankan lebih baik tarawih perdana di rumah saja, tapi bilamana dekat, dan masjid atau musala itu menyelenggarakan salat berjamaah serta dapat izin aparat setempat, maka tidak jadi masalah. Dengan catatan bisa diselenggarakan tanpa ada hal-hal yang bisa bersinggungan (mengganggu Nyepi),” bijaknya.

Apabila aparat pemerintah setempat mengizinkan kegiatan di luar rumah, maka Saffaruddin menyarankan agar pergi ke masjid/ musala dengan berjalan kaki. Selain itu, masjid dan musala disarankan mengatur minimal pencahayaan dan penggunaan pengeras suara agar tidak mengganggu pelaksanaan prosesi Nyepi.

"Nanti kan tarawih perdana mau tidak mau malam hari. Kita tetap harus bisa menghormati, kan gelap, mungkin menggunakan pencahayaan yang tidak menyorot ke luar,” pesannya.

Ia mengemukakan pentingnya toleransi untuk menjaga hubungan baik antar-umat beragama. (tim redaksi)


#perayaanharirayanyepi

#nyepidibali

#seluruhaktivitasditiadakan

#tapabrata

#salattarawih

#toleransi

#pecalang

#salingmenghormatiantarumatberagama

Tidak ada komentar