Breaking News

Dua Kali Kebakaran di Depo Plumpang, Pertamina Diminta Lakukan Analisa Resiko Semua Fasilitas

Kebakaran depo Pertamina Plumpang (twitter) 

WELFARE.id-Depo Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara, terbakar pada Jumat (3/3/2023) malam, pukul 20.11 WIB. Peristiwa ini bukanlah yang pertama kali. Pada tahun 2009 depo ini juga pernah terbakar. 

Mengenai hal itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta PT Pertamina Patra Niaga melakukan analisa risiko terhadap seluruh fasilitas operasi pasca-terjadinya kebakaran di area Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang.  

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) sudah menurunkan tim dan melakukan inspeksi di lokasi kebakaran. 

Selain itu, Direktorat Jenderal Migas juga akan melakukan investigasi menyeluruh untuk mencari root causes kejadian kebakaran guna perbaikan ke depannya, paralel dengan upaya Pertamina untuk melakukan evaluasi dan perbaikan yang diperlukan terhadap keandalan dan kelayakan pada instalasi dan peralatan yang dioperasikan. "Kami meminta Pertamina melakukan analisa risiko terhadap seluruh fasilitas yang dimiliki," ujarnya dikutip Minggu (5/3/2023). 

Terkait penanganan korban, Kementerian ESDM terus mendorong Pertamina dalam penanganan korban kebakaran dengan memberikan jaminan penggantian seluruh biaya perawatan di rumah sakit. "Kami sepenuhnya mendukung Pertamina dalam memberikan santunan kepada keluarga korban meninggal dunia," lanjutnya. 

Terpisah, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting meminta maaf atas kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara. Ia menegaskan, BUMN tersebut akan bertanggungjawab penuh atas para korban. "Komitmen kami, bertanggungjawab penuh terhadap penanganan korban termasuk penanganan (korban) di rumah sakit," katanya. 

Terkait Kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang sudah dua kali terjadi. Irto menjelaskan, kebakaran Depo Pertamina Plumpang saat ini berbeda dengan kebakaran pada 2009 "Kalau pada 2009 kebakaran di dalam depo. Kalau saat ini lebih banyak (korban) mungkin dampaknya ke luar, ke permukiman," terangnya. 

Pertamina pun berjanji melakukan evaluasi setelah kebakaran kedua ini. Menurut Ito, evaluasi tersebut akan menjadi bagian investigasi yang masih berlangsung. 

Irto mengungkapkan bahwa sangat dibutuhkan buffer zone antara depo Pertamina dengan permukiman. "Buffer zone harusnya ada di masing-masing terminal," tandasnya. 

Terbaru, jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang bertambah menjadi 19 orang. Hal ini berdasarkan data yang tercatat di Koramil 01 Koja. "Penanggung Jawab Piket Koramil 01 Koja, Serda Warno mengatakan untuk korban luka-luka ada sebanyak 49 orang. Sedangkan untuk korban yang masih hilang tercatat 3 orang. 

"Jadi korban yang meninggal itu semalam 15, lalu bertambah jadi 17, lalu jenazah yang ditemukan hari ini jumlahnya 19. Luka-luka 49 kemudian yang hilang ada 3 orang, sekarang masih pendataan," jelasnya. 

Berikut korban meninggal dunia akibat kebakaran Depo Pertamina Plumpang, dari data Posko Koramil 01 Koja, Sabtu (4/3): 

1. Syaiful Anwar (Laki-laki/21 tahun)
2. Rospita (Perempuan/45 tahun)
3. Iis Ernayati (Perempuan/26 tahun)
4. Ilyas (Laki-laki/4 tahun)
5. Siti Aminah (Perempuan/40 tahun)
6. Hadi (Laki-laki/30 tahun)
7. Rahmad Syukur (Laki-laki/50 tahun)
8. Rohani (Perempuan/40 tahun)
9. Naila (Perempuan/20 tahun)
10. Sumila (Perempuan/75 tahun)
11. Ayub (Laki-laki/45 tahun)
12. Yumiyati (Perempuan/18 tahun)
13. Hardiyansyah (Laki-laki)
14. Evelina (Perempuan/50 tahun)
15. Nursaini (Laki-laki)
16. Ardiansyah (Laki-laki/50 tahun)
17. Seluwidawati (Perempuan)
18. Trish Rhea Aprilita (Perempuan/12 tahun)
19. Syarif Hidayatullah. (tim redaksi

#depopertamina
#depopertaminaplumpang
#plumpang
#depopertaminaplumpangkebakaran
#tanahmerah
#kebakarandepopertamina

Tidak ada komentar