Breaking News

Dicecar Anggota Kongres AS Soal Keamanan Data, CEO TikTok Justru Banjir Dukungan di Dunia Maya

CEO TikTok Shou Zi Chew. Foto: Istimewa/ Getty Images

WELFARE.id-CEO TikTok Shou Zi Chew dicecar banyak pertanyaan oleh anggota Kongres Amerika Serikat (AS). Anggota kongres mencecar soal pengaruh negatif TikTok pada masyarakat. 

Sepanjang sidang tersebut, pria berusia 40 tahun itu bersikeras jika sebagian besar pengalaman positif di aplikasi tersebut. Jawabannya lugas dan masuk akal.

Melansir The Guardian, Selasa (28/3/2023), oleh anggota DPR, ia diminta menjelaskan soal kecurigaan pemerintah AS bahwa data pengguna TikTok telah digunakan pemerintah Tiongkok, sehingga membahayakan keamanan negara. Selama lima jam, Chew menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh anggota parlemen.

Dalam sidang Komite Energi dan Perdagangan DPR, Chew yang menjabat sebagai CEO TikTok sejak 2021 tersebut, menegaskan bahwa TikTok tak pernah diminta menyetorkan informasi para penggunanya di luar negeri kepada Pemerintah Tiongkok.

Ia juga membantah tudingan bahwa TikTok menghapus konten-konten berkaitan dengan catatan hak asasi manusia Tiongkok dan juga Peristiwa Tiananmen 1989. Bahkan, TikTok yang menganjurkan agar data pengguna TikTok di AS dilindungi.

Chew sebelumnya dalam beberapa kesempatan juga kembali menegaskan bahwa aplikasi ini, dan juga ByteDance yang menjadi induk perusahaan itu, dimiliki oleh investor-investor global, bukan dikendalikan oleh Pemerintah Tiongkok.

"Intinya, data Amerika disimpan di bumi Amerika oleh perusahaan Amerika yang diawasi oleh pekerja Amerika," kata Chew dalam dengar pendapat yang berlangsung sengit itu.

Bahkan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Mao Ning menegaskan, bahwa pemerintah negara tirai bambu itu tak pernah menuntut TikTok menyerahkan informasi apa pun menyangkut jutaan penggunanya di Amerika Serikat. Hal itu disampaikan setelah Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menggelar dengar pendapat dengan CEO TikTok Shou Zi Chew dan jajarannya pada Rabu waktu AS.

Mao Ning juga membantah tudingan Pemerintah Amerika Serikat bahwa TikTok mengancam keamanan nasional AS yang di negara ini memiliki 150 juta pengguna aktif setiap bulan. Menurut statistik App Ape, TikTok yang digunakan di 150 negara memiliki 1 miliar pengguna dan di Amerika Serikat saja sudah diunduh sebanyak 210 juta kali.

Menurut Mao Ning, Pemerintah AS sejauh ini tak bisa memberikan bukti bahwa TikTok mengancam keamanan nasional AS. "Tapi berulang kali membuat praduga bersalah dan secara tidak adil menindas perusahaan itu," katanya seperti dikutip laman Nikkei Asia, Selasa (28/3/2023).

Ia menilai, AS seharusnya menghormati sepenuhnya prinsip-prinsip ekonomi pasar dan kompetisi yang adil. Tak hanya AS, sejumlah negara Barat juga mencurigai TikTok menjadi alat Pemerintah Tiongkok. 

Tercatat Kanada dan Inggris melarang semua aparatur sipil mereka menggunakan aplikasi ini selagi bekerja. Terakhir Jumat kemarin, Prancis juga mengambil langkah serupa terhadap TikTok.

Meski sidang di kongres AS berlangsung sengit, nyatanya netizen justru banyak mendukung Chew. Di dunia maya, dukungan bagi bos TikTok mengalir deras.

Juru bicara TikTok Brooke Oberwetter menyambut dukungan tersebut dengan rendah hati. "Kami menyukai komunitas pencipta kami yang bersemangat dan rendah hati atas dukungan mereka untuk TikTok dan Chew," jelasnya.

Ia juga kembali menegaskan, bahwa platform itu akan terus bekerja dengan seluruh pihak termasuk pembuat undang-undang, pemangku kepentingan dan perusahaan mitra. Ini untuk Tiktok menangani masalah privasi dan keamanan.

Chew juga muncul dalam unggahan Tiktoknya dan mengucapkan terima kasih pada dukungan pengguna dan menegaskan komitmen aplikasinya melindungi para penggunanya di AS.

Sekilas Profil Chew

Awalnya Chew bekerja sebagai investment banker di Goldman Sachs dan perusahaan investasi DST, yang sejak awal mendukung ByteDance, perusahaan pemilik TikTok. Lahir dan dibesarkan di Singapura, pria berusia 40 tahun ini sebelumnya juga menjabat sebagai Chief Financial Officer perusahaan ponsel Tiongkok, Xiaomi. 

Pada Maret 2021, Chew memutuskan pindah dan bergabung ke ByteDance dan dua bulan kemudian menjadi CEO perusahaan tesebut. Pada tahun lalu TikTok telah menyampaikan dengan tegas dalam suratnya ke penegak hukum bahwa Chew tidak berasal dari Tiongkok. 

Selain itu juga disebutkan bahwa perusahaan induk TikTok, ByteDance, tidak dimiliki atau dikendalikan oleh entitas pemerintah atau negara mana pun. Di Singapura, Chew mengikuti wajib militer. 

Ia pun melanjutkan pendidikan di University College of London dan Harvard Business Schooldan meraih gelar ekonomi dan MBA. (tim redaksi)


#CEOtiktok

#shouzichew

#sidangkongresAS

#keamananpenggunatiktok

#keamanandatapribadipenggunatiktok

#platformtiktok

Tidak ada komentar