8 Juta Data SIM Warga Australia dan New Zealand Dibobol Hacker
WELFARE.id-Perusahaan pembayaran dan pinjaman digital Australia, Latitude Holdings mengakui bahwa 7,9 juta nomor identitas mengemudi warga Australia dan Selandia Baru telah dicuri. Seperti dilansir Reuters, kasus pembobolan informasi besar-besaran itu terjadi pada 16 Maret 2023 lalu.
Perusahaan fintech Australia itu juga mengungkapkan sekitar 53 ribu nomor paspor tercuri dalam pembobolan data ini. Tak hanya itu, pencuri juga mengambil struk gaji milik sekitar 100 pelanggan. Perusahaan yang berbasis di Melbourne itu juga menambahkan sekitar 6,1 juta catatan keuangan sejak 2005 juga tercuri.
Mereka menyatakan, pelanggan-pelanggan yang memilih mengganti dokumen identitasnya yang tercuri, akan mendapatkan penggantian. "Kami tengah memperbaiki platform-platform yang terkena serangan dan sudah menerapkan pemantauan keamanan tambahan. Kami berharap bisa kembali beroperasi dalam beberapa hari ke depan," kata Chief Executive Officer Ahmed Fahour dikutip Selasa (28/3/2023).
Akibat pembobolan ini, saham Latitude anjlok 2,5 persen menjadi 1,18 dolar Australia per lembar. Harga saham perusahaan ini sudah terpangkas 2,1 persen sejak mereka melaporkan kejadian tersebut pada 16 Maret. "Setiap kali investor mendengar "pembobolan data", mereka cenderung menganggapnya buruk sekali. Tampaknya kebanyakan pesimisme ini sudah diperkirakan dua pekan lalu ketika kabar mengenai serangan siber ini pertama kali tersiar," kata Matt Simpson, analis pasar pada City Index.
Perusahaan yang menyediakan layanan pembiayaan konsumen untuk dua pengecer besar Australia Harvey Norman dan JB Hi-Fi, pekan lalu sudah mewanti-wanti bahwa mereka telah menemukan bukti lebih jauh mengenai adanya pencurian informasi.
Beberapa perusahaan Australia mengaku menjadi sasaran serangan siber dalam beberapa bulan terakhir. Menurut para pakar, keadaan in disebabkan oleh kurangnya staf dalam industri keamanan siber di negara tersebut.
Tahun lalu, sejumlah perusahaan besar Australia melaporkan pembobolan data yang lalu mendorong pihak berwenang meningkatkan upaya memperkuat keamanan siber. Mereka juga menerapkan aturan berbagi data yang lebih ketat guna mencegah pelanggaran serupa terjadi lagi nanti.
Awal bulan ini, Latitude terpaksa mematikan platform online-nya. Perusahaan ini menjelaskan bahwa Polisi Federal Australia dan Pusat Keamanan Siber Australia sedang menyelidiki kasus serangan itu. (tim redaksi)
#pembobolandata
#datasimwargaaustraliadannz
#hacker
#peretasandata
#latitute
Tidak ada komentar