Breaking News

Tanggul Sungai Mojosarirejo Jebol, Empat Desa Terendam di Gresik

Banjir di Gresik, Jawa Timur akibat tanggul sungai jebol. Foto: Istimewa/ Dok.kuasakatacom

WELFARE.id-Wilayah selatan Gresik tepatnya di Driyorejo dan Menganti Gresik diterjang banjir. Air masih merendam pemukiman dan akses rumah warga hingga hari ini.

Sesuai data Pusdalops BPBD Gresik banjir kali ini menerjang sejumlah desa di Kecamatan Driyorejo diantaranya Desa di Kecamatan Driyorejo, diantaranya Desa Driyorejo, Mulyosarirejo, Sumput Karangandong.

Banjir parah kali ini disebabkan intensitas hujan deras yang sangat tinggi. Sejak Selasa (21/2/2023) sore, hujan deras membuat debit sungai naik dan tak terbendung, sehingga tanggul jebol. 

"Semambung masih kebanjiran sampai pagi ini," kata Rohman, salah satu warga, Kamis (23/2/2023). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut, luapan banjir dari tanggul yang jebol di wilayah Gresik terkait sistem irigasi regional.  

"Ada dua tanggul di Blok D dan Blok E Sungai Mojosarirejo yang jebol karena intensitas air hujan melebihi kapasitas. Sehingga aliran yang menuju Sungai Avur meluap menggenangi empat desa di wilayah Kecamatan Driyorejo," katanya saat meninjau kondisi banjir di Gresik, dikutip Kamis (23/2/2023).
  
Mantan Menteri Sosial itu menginstruksikan, agar petugas terkait mengecek ulang kapasitas, kualitas dan kekokohan, serta penampungan tanggul di sepanjang aliran sungai tersebut. "Juga sumber aliran luapan air harus ada asesmen baru supaya lebih komprehensif," imbuhnya.
 
Secara khusus, Khofifah meminta Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air untuk membenahi sistem irigasi regional yang meliputi Sungai Brantas dan Bengawan Solo.  "Tentunya perlu berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai atau BBWS Brantas dan Bengawan Solo," tuturnya. 

Menurutnya, sekarang adalah momentum untuk menyatukan asesmen dari BBWS Brantas dan BBWS Bengawan Solo, Pemerintah Kabupaten Gresik serta Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 

"Sistem yang sudah dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Gresik harus disinkronkan bersama-sama. Sebab penataan wilayah di Sungai Brantas dan Bengawan Solo kewenangannya berbeda-beda yang secara reguler perlu disinkronkan," paparnya.

Melihat intensitas hujan yang cukup tinggi hampir di seluruh Indonesia termasuk Jawa Timur, lanjut Khofifah, perlu pengecekan ulang terhadap kapasitas tanggul di masing-masing titik sepanjang Sungai Brantas dan Bengawan Solo. "Memang sudah harus dilakukan asesmen kembali supaya proses untuk bisa melakukan proteksi dan mitigasi bisa lebih terukur dengan baik," katanya, menegaskan. 

Sejauh ini, terdata warga terdampak sebanyak 66 kepala keluarga. Sementara tempat pengungsian dipusatkan di Club House Perumahan De Naila Village, Desa Mojosarirejo. Namun terpantau beberapa warga memilih tetap bertahan di rumah masing-masing.

Kepala BPBD Gresik Darmawan mengatakan, banjir disebabkan tanggul jebol di dua titik di Desa Mojosarirejo. Jebolnya tanggul itu dipicu meningkatnya debit air sungai Mojosarirejo setelah hujan deras yang mengguyur Gresik sejak Selasa (21/2) petang.

”Penanganan bencana dilakukan dengan menerjunkan tim, melakukan kaji cepat, pendataan, dan monitoring banjir,” singkatnya. (tim redaksi)

#banjirdigresik
#jawatimur
#penangananbencana
#tanggulsungaijebol
#pemukimanwargaterendam
#hujanderas
#cuacaekstrem

Tidak ada komentar