Breaking News

Satu Tahun Perang Rusia Vs Ukraina, Putin dan Biden Perang Pidato

Presiden Rusia Vladimir Putin (net) 

WELFARE.id-Menandai satu tahun perang antara Rusia dan Ukraina, Presiden Vladimir Putin akan memperbarui politik dan militer Rusia, serta mengungkap rencananya untuk tahun depan dalam pidato kepada anggota parlemen dan komandan militer serta tentara. Pidato tersebut akan disampaikan beaok, Kamis (23/2/2023). 

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa semua orang menunggu pidato itu dengan banyak harapan. "Pada saat yang sangat penting dan sangat rumit dalam perkembangan kita, hidup kita, semua orang menunggu pesan dengan harapan mendengar penilaian tentang apa yang terjadi, penilaian operasi militer khusus," katanya, seperti dilansir dari Reuters, Rabu (22/2/2023).  

Kremlin juga menyampaikan, Putin akan memberikan analisisnya tentang situasi internasional dan menguraikan visinya tentang pembangunan Rusia setelah Barat memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia. Pidato Putin akan dimulai pada pukul 09.00 GMT di Moskow tengah 

Sejauh ini, konflik Ukraina merupakan pertaruhan terbesar oleh seorang kepala Kremlin setidaknya sejak jatuhnya Uni Soviet tahun 1991. Pasukan Rusia telah mengalami tiga pembalikan medan perang sejak perang dimulai, tetapi masih menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina. 

Putin  sekarang mengatakan bahwa Rusia terkunci dalam pertempuran eksistensial dengan Barat yang arogan yang menurutnya ingin mencuri sumber daya alamnya yang besar. 

Politisi oposisi Rusia yang dipenjara, Alexei Navalny, menuduh Putin menghancurkan masa depan Rusia demi ambisi pribadinya, pada Senin (20/2/2023).  “Alasan sebenarnya dari perang ini adalah masalah politik dan ekonomi di Rusia, keinginan Putin untuk mempertahankan kekuasaan dengan cara apapun, dan obsesinya terhadap warisan sejarahnya sendiri,” katanya.  

Sementara itu, Barat yang mendukung Ukraina, membuat posisi Tiongkok telah mendapat sorotan dalam beberapa pekan terakhir. Diplomat top China, Wang Yi akan segera mengunjungi Rusia, dan mungkin akan bertemu Putin, karena AS khawatir negeri tirai bambu itu mungkin mempertimbangkan untuk memasok senjata ke Rusia. 

Pasokan senjata Tiongkok ke Rusia akan berisiko meningkatkan potensi perang Ukraina menjadi konfrontasi antara Rusia dan Tiongkok di satu sisi dan Ukraina serta aliansi militer NATO pimpinan AS di sisi lainnya.  

Pemerintah Amerika Serikat juga menolak klaim Rusia bahwa Biden menerima jaminan keamanan dari mereka sebelum melakukan perjalanan ke Kyiv. Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia Dmitry Medvedev lewat Telegram pada mengatakan “Biden, setelah menerima jaminan keamanan, akhirnya pergi ke Kiev," katanya. 

Sementara itu,penasehat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa AS tidak mendapat jaminan semacam itu. Mereka (AS.red) memberitahu Rusia tentang keamanan yang menyertai Biden untuk memastikan agar mereka tahu apa yang akan mereka lihat dan apa yang akan dilakukan Presiden Biden.” 

“Hanya untuk memberitahu mereka bahwa Biden akan berada di sana dalam periode waktu ini, cara ia bepergian dan kapan ia akan keluar dari wilayah itu beserta (transportasi) yang digunakan,” ujar Sullivan. “Informasi ini sudah kami sampaikan. Mereka mengaku menerima informasi itu. Titik.” 

Presiden Biden, pada Selasa, memulai perjalanan keduanya ke Polandia dalam satu tahun terakhir, untuk kembali bertemu dengan Presiden Andrzei Duda. Biden menyampaikan rasa terima kasih kepada Duda atas dukungannya pada Ukraina, dan menyebut bahwa Amerika Serikat dan Polandia memiliki “hubungan yang penting.” 

Biden menggarisbawahi komitmen AS pada prinsip pertahanan kolektif dalam Pasal 5 Piagam NATO, dan meyakinkan Duda bahwa aliansi itu akan menanggapi jika Rusia memperluas perangnya di luar Ukraina dan melancarkan serangan ke Polandia. “Kami menegaskan kembali komitmen kuat untuk keamanan kolektif NATO, termasuk jaminan bahwa markas komando pasukan kami di Eropa akan berada di Polandia,” tegasnya. 

Biden mengatakan kedua negara telah meluncurkan “kemitraan strategis baru” lewat rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir, dan meningkatkan keamanan energi Polandia. 

Polandia telah menjadi sekutu tak tergoyahkan Ukraina, dengan memberikan senjata dan bantuan kemanusiaan bernilai miliaran dolar kepada pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskyy. Polandia telah menyambut para pengungsi Ukraina dan menyediakan pusat logistik penting untuk bantuan militer bagi Ukraina. 

Biden sendiri, pada Senin, mengumumkan bantuan militer baru bernilai USD460 juta bagi Ukraina, dan mengatakan pemerintahnya akan segera mengumumkan gelombang sanksi baru lainnya terhadap individu dan perusahaan “yang mencoba mengelak atau menghidupkan kembali mesin perang Rusia.” (tim redaksi) 

#rusia
#amerika
#perangrusiaukraina
#vladimirputin
#satutahunperangrusiaukraina

Tidak ada komentar