PLN Tepis Isu Kekurangan Pasokan Listrik, Pastikan Stok Batu Bara Aman
![]() |
Batu bara. Foto: Ilustrasi/ Net |
WELFARE.id-PT PLN (Persero) memastikan, Indonesia tidak akan kekurangan pasokan listrik. Pernyataan itu menyusul fakta bahwa PLN tak lagi kekurangan pasokan energi primer seperti batu bara.
Saat ini, tercatat cadangan energi primer seperti batu bara di atas 20 hari. Hal itu diungkapkan EVP Perencanaan Strategis Pembangkitan PLN Iwan Utama.
"Hari ini PLN memastikan pasokan listrik Indonesia sangat cukup, dalam kondisi aman. Kita memiliki reserve margin 30%," kata Iwan dalam acara "Energy & Mining Outlook 2023" secara virtual, dikutip Jumat (24/2/2023). Ia menambahkan, pada 2015, hampir seluruh wilayah Indonesia mengalami cadangan listrik yang 'mepet' kecuali Jawa.
Namun kondisi ini telah berubah, seiring masifnya pembangunan. "Kami lakukan pembangunan jangka panjang menjadi sangat kokoh, sehingga energi primer kami monitor saat ini. Setiap pemenuhan batu bara, gas, BBM mencapai titik aman. Saat ini cadangan batu bara untuk kelistrikan masih aman dengan cadangan di atas 20 hari," yakinnya lagi.
Ia menegaskan dengan pasokan listrik dan infrastruktur yang ada saat ini bisa menjamin kebutuhan listrik tanah air. Sementara itu, sejak tahun lalu, PT PLN Energi Primer Indonesia, subholding PT PLN (Persero), memproyeksikan kebutuhan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) pada 2023 mencapai 161,2 juta ton.
Pemenuhan kebutuhan tersebut diperkirakan masih cukup menantang seiring dengan reli harga komoditas emas hitam di pasar global yang masih berlanjut hingga akhir tahun ini. Senior VP Pengembangan Usaha Batu Bara PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Eko Yuniarto sempat mengungkapkan, disparitas harga ekspor batu bara dan harga domestic market obligation (DMO) yang sangat tinggi turut mengerek biaya freight atau ongkos angkut batu bara dalam negeri.
"Disparitas harga komoditas yang cukup tinggi membuat banyak pemilik vessel atau tongkang itu lebih cenderung ship-to-ship, mereka bisa mendapatkan pendapatan lebih cepat dibandingkan dia harus melayani diujung NTT atau di Jayapura,” sebutnya, akhir tahun lalu.
Kondisi tersebut membuat PLN harus memutar otak untuk mendapatkan armada transportasi pasokan batu bara yang cukup guna memenuhi kebutuhan 54 PLTU milik PLN dan 34 PLTU milik produsen listrik swasta (independent power producer/IPP) di seluruh Indonesia. "Tantangan bagaimana mendapatkan armada yang siap dalam menghadapi harga komoditas yang juga berakibat pada kenaikan harga vessel atau tongkang itu. Bagaimana manage armada milik PLN Group sendiri dan armada yang dikuasai swasta bisa kolaboratif dalam periode disparitas harga komoditas," imbuhnya.
Adapun, berdasarkan data PLN EPI, proyeksi kebutuhan batu bara 161,2 juta ton tahun depan terdiri atas 83 juta ton untuk kebutuhan PLTU milik PLN dan 78,2 juta ton untuk PLTU milik IPP. Proyeksi kebutuhan itu juga telah memperhitungkan kebutuhan tahunan PLTU, minimum hari operasi pembangkit 15-20 hari, dan success rate pasokan batu bara.
Proyeksi itu naik signifikan jika dibandingkan dengan rencana volume kontrak batu bara untuk kelistrikan 2022 sebesar 144,1 juta ton dengan volume alokasi 122,5 juta ton. (tim redaksi)
#PLN
#batubara
#PLTU
#pasokanlistrik
#pasokanbatubara
#kelistrikan
Tidak ada komentar