Breaking News

Mitos atau Fakta? Mengunyah Permen Karet Bisa Stop Kebiasaan Merokok

Kunyah permen karet. Foto: Ilustrasi/ Net

WELFARE.id-Bagi pecandu rokok yang ingin berhenti, inilah momen tersulit dalam hidupnya. Mencoba mencari alternatif pengalih untuk bisa stop merokok.

Mengunyah permen karet salah satunya. Trik ini telah lama dipakai pecandu rokok yang ingin berhenti merokok, tapi apakah efektif?

Pengurus Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), Dr dr Erlina Burhan, MSc, SpP(K) mengungkapkan, bahwa upaya untuk berhenti merokok, sebenarnya dapat dilakukan lewat banyak hal. "Upaya berhenti merokok itu banyak, bukan hanya makan permen. Tapi yang utama adalah niat," ujar Erlina dalam media briefing bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dikutip Jumat (20/1/2023).

"Contohnya gini, kalau orang di bulan Ramadan, yang kebetulan berpuasa itu sanggup lho enggak merokok dari subuh sampai maghrib. Itu karena ada niatnya. Jadi saya kira kalau berhenti merokok itu di awal pertama adalah niat, baru dibantu dengan cara-cara lain seperti lagi kepingin merokok diganti permen," yakinnya.

Dia juga menjelaskan, berhenti merokok memang akan mendatangkan withdrawal syndrome. Efek satu ini merupakan reaksi yang biasanya muncul saat seseorang menghentikan asupan zat tertentu.

"Kalau kita berhenti merokok ada istilahnya withdrawal syndrome. Jadi kalau di narkoba itu ada situasi kondisi sakau. Nah sebetulnya pada orang yang berhenti merokok, ada gejala-gejala atau symptoms putus rokok," ungkapnya.

Saat mengalami withdrawal syndrome, seseorang yang tengah berhenti merokok bisa merasa tidak konsentrasi, mudah emosi, dan sulit tidur. Erlina mengungkapkan bahwa withdrawal syndrome bisa muncul lantaran tubuh sudah terbiasa dengan kadar nikotin tertentu. 

Kadar tersebut bisa memengaruhi otak, dan memunculkan reaksi saat tiba-tiba berhenti. "Nah kemudian karena tiba-tiba tidak ada asupan dari nikotin ini, maka tubuh menjadi butuh sesuatu. Seperti craving gitu. Jadi ada keinginan untuk merokoknya," imbuhnya.

"Inilah yang dikatakan kalau sangat ingin (merokok), minum kek, atau melakukan hal-hal positif. Bisa mengunyah permen karet dan lain-lain," bebernya.

Selain itu, Erlina mengungkapkan bahwa upaya berhenti merokok juga bisa dilakukan dengan nicotine replacement therapy dan melakukan olahraga yang bisa membantu mengatasi gejalanya. "Kalau enggak bisa tidur, bisa meditasi, yoga, dan sebagainya. Jadi harus ada niat untuk melakukan upaya-upaya coping dengan gejala putus rokok," kata Erlina.

Dokter spesialis kejiwaan Tribowo Ginting menjelaskan, mengunyah permen karet atau mengonsumsi permen isap hanya membuat mulut sibuk sehingga keinginan untuk merokok berkurang. Faktanya, makan permen tak bisa menghilangkan rasa ingin merokok.

Tribowo menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merokok. Di antaranya adalah kebiasaan, lingkungan masyarakat, dan rasa ketergantungan (aditif).

Sedangkan makan permen hanya menggantikan rasa nyaman yang muncul pada mulut ketika terbiasa merokok. Sementara faktor lain seperti keadaan lingkungan perokok, tidak bisa diatasi dengan makan permen. 

Apalagi jika seseorang sudah ketergantungan merokok, maka kebutuhan akan nikotin dirasa harus terpenuhi dan tidak tergantikan oleh permen. "Mengunyah permen lebih pada salah satu bentuk terapi untuk tidak merokok, tapi dia tidak menghilangkan rasa ketergantungannya. Dia juga tak bisa menahan keinginan merokok ketika berada di lingkungan atau kelompok perokok," paparnya panjang lebar.

Dengan demikian, makan permen hanya salah satu cara yang ditempuh untuk berhenti merokok. Cara lainnya pun harus ditempuh para perokok yang ingin memutus ketergantungan nikotin rokok.

"Ada modalitas lain yang diperlukan perokok yang ingin berhenti merokok. Pertama niat, ada dukungan dari sekitar, bahkan tak jarang perlu tatalaksana dari tenaga kesehatan," rincinya.

Seorang perokok yang sudah aditif memang cenderung sulit menghentikan kebiasaan merokok. Terkadang, dukungan dari orang terdekat bahkan tak membantu sama sekali.

Berikut adalah 5 tips yang bisa kamu lakukan agar bisa berhenti merokok sebagaimana dikutip dari alodokter.com:

1. Mengendalikan Stres

Ketika kamu sedang stres, cobalah untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti jalan-jalan, mendengarkan musik, atau terapi pijat. Kebanyakan orang ketika mengalami stres suka sekali merokok.

Bukan tanpa alasan, merokok memang dapat memberikan efek relaksasi berkat adanya kandungan nikotin.

2. Melakukan Terapi Pengganti Nikotin

Tujuan utama dari terapi ini adalah untuk mengatasi rasa stres dan meredakan gejala putus obat yang sering dialami seseorang ketika berhenti merokok. Hal yang bisa dilakukan adalah mengubah kebiasaan merokok dengan media lain seperti permen karet, tablet hisap, inhaler, atau semprotan hidung.

3. Terapi Perilaku

Hal yang perlu kamu lakukan adalah konseling dengan psikolog untuk membantu mengidentifikasi faktor pemicu kebiasaan merokok kamu. Kemudian psikolog akan memberikan solusi terbaik tentang cara untuk berhenti merokok yang paling sesuai dengan kondisi tersebut.

Untuk hasil terbaik, terapi ini dapat dipadukan dengan terapi pengganti nikotin dan juga obat-obatan yang dianjurkan oleh dokter.

4. Hipnoterapi

Alternatif lain yang bisa kamu coba adalah hipnoterapi. Dari namanya kita sudah bisa sedikit mendapatkan gambaran. 

Ya, benar sekali. Cara ini adalah semacam hipnotis. 

Kamu akan diberikan semacam sugesti agar tidak merokok lagi. Belum bisa dipastikan seberapa efektif metode ini, namun tidak ada salahnya untuk dicoba. 

Faktanya sebagian orang mengaku bahwa mereka berhasil menjauhkan rokok dari kehidupannya karena mencoba metode hipnoterapi.

5. Meminta Dukungan dari Keluarga dan Teman

Lingkungan adalah faktor yang teramat penting dalam mempengaruhi seseorang untuk merokok. Fakta yang sering saya temukan adalah para laki-laki rela berhenti merokok jika diminta oleh kekasihnya. (tim redaksi)

#caramenghentikankebiasanmerokok
#carastoprokok
#mengunyahpermenkaret
#meditasi
#menghindaristres
#konsultasidokter
#withdrawalsyndrome
#kecanduan
#pecandurokok

Tidak ada komentar