Breaking News

Kasus COVID-19 Mengganas di Tiongkok, WHO: Dalam Waktu Sebulan 59.938 Warga Tewas

Sejumlah warga Tiongkok dirawat di tempat tidur darurat saat negara itu diserang gelombang infeksi baru COVID-19 pada akhir Desember 2022 lalu. Foto: France24

WELFARE.id-Kasus penularan virus Corona di Tiongkok terus melonjak. Tapi, karena akses yang sulit maka tidak diketahui hingga kini jumlah kasus penularan COVID-19 dan juga korban tewas akibat mutasi virus Corona subvariant Omicron tersebut.

Karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak otoritas kesehatan Tiongkok (China, Red) membagikan informasi lebih detail tentang situasi COVID-19 di negaranya. 

Desakan tersebut muncul setelah Beijing melaporkan terdapat hampir 60 ribu kematian akibat COVID-19 sejak awal bulan Desember 2022 lalu di negara tersebut.

Dilaporkan Bloomberg, Sabtu (14/1/2023), Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus melakukan pembicaraan via telepon dengan Direktur Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok Ma Xiaowei. 

Pada kesempatan itu, Ghebreyesus menegaskan kembali pentingnya kerja sama mendalam dan transparansi oleh otoritas Tiongkok dalam penanganan COVID-19 di negaranya.

Sebelumnya, Tiongkok melaporkan, terdapat 59.938 kematian akibat COVID-19 yang terjadi antara 8 Desember 2022 hingga 12 Januari 2023 lalu. Angka tersebut hanya yang terdokumentasikan di rumah sakit. 

Otoritas kesehatan Tiongkok juga menyampaikan, wabah COVID-19 yang kini melonjak kembali didominasi subvarian omicron BA.5.2 dan BF.7 di negaranya.

Data terkait penyebaran kedua subvarian itu pun telah dilaporkan kepada WHO. Menurut WHO, BA.5.2 dan BF.7 menyumbang 97,5 persen dari kasus yang kini tengah menjalar di Negeri Tirai Bambu tersebut. 

WHO telah meminta Beijing memberikan data lebih terperinci, termasuk informasi tentang pengurutan genom atau sequence subvarian virus Corona. 

Sementara itu, Direktur Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok Ma Xiaowei menyatakan, negaranya siap terus mendukung WHO menyatukan upaya internasional guna memerangi COVID-19. 

Terkait situasi pandemi di Tiongkok, puluhan negara memberlakukan pengetatan pengecekan terhadap para pelancong atau wisatawan dari Negeri Tirai Bambu, termasuk mewajibkan mereka menyertakan bukti negatif COVID-19.

Tapi, Pemerintah Tiongkok mengkritik keras terkait pembatasan wisatawan dari negaranya tersebut. ”Sejumlah negara telah mengambil pembatasan masuk yang hanya menargetkan pelancong Tiongkok. Ini tidak memiliki dasar ilmiah dan beberapa praktik tidak dapat diterima," terang juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tiongkok Mao Ning, dalam pengarahan pers pada Selasa (3/1/2023) lalu.

Dia mengatakan kalau Tiongkok siap mengambil langkah balasan terhadap negara-negara yang menerapkan pengaturan pengujian yang ketat bagi warga negaranya tersebut. 

”Kami dengan tegas menolak menggunakan tindakan COVID-19 untuk tujuan politik dan akan mengambil tindakan yang sesuai untuk menanggapi berbagai situasi berdasarkan prinsip timbal balik dari sejumlah negara,” tandasnya. (tim redaksi)

#covid-19
#penularancorona
#viruscorona
#tiongkok
#kasusmelonjak
#who
#laporantertutup
#variancoronabaru

Tidak ada komentar