Jangan Takut Ancaman Resesi 2023, Berikut Kiat Berinvestasi di Sektor Properti
Membeli properti. Foto: Ilustrasi/ Net
WELFARE.id-Di tengah ketidakpastian ekonomi tahun ini, rencana investasi tetap harus berjalan. Kalau kamu masih bingung mau investasi kemana yang tahan resesi, properti ternyata bisa jadi pilihan.
Menurut Business Corporate Sales Divisi Penjualan BNI DigiGriya Zaza Paramita jika masyarakat ingin membeli properti di tengah ketidakpastian situasi tahun 2023, salah satu yang harus jadi pertimbangan adalah, memilih properti dari developer bereputasi baik.
"Pertama, perlu memilih properti dari developer ternama yang sudah memiliki reputasi baik khususnya di dunia properti. Selain itu, bisa juga mencari bank yang memberikan fasilitas KPR sesuai dengan profil kita masing-masing,” kata dia, dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (5/1/2023).
Zaza juga menyarankan masyarakat mencari properti di lokasi yang strategis, sehingga bisa memberikan akses mudah jika ingin berpergian. Kemudian, terkait jenis properti atau hunian yang cocok dijadikan investasi di tahun 2023, dia menyebut hunian primary dan secondary dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
"Keuntungnnya, kalau misalkan masyarakat membeli properti primary, pasti kalian mendapatkan bangunan yang serba baru. Sehingga bangunan masih dalam bentuk prima dan mengikuti tren yang ada saat ini," terangnya.
Selain itu, mereka juga memiliki banyak pilihan properti yang bisa menjadi opsi bagi masyarakat. Namun, ada juga downside-nya, yakni mengharuskan inden.
"Lingkungannya juga biasanya masih dalam penataan,” terang Zaza. Digital Sales Tim Divisi Penjualan BNI DigiGriya Dio Nugraha menambahkan, kelebihan pembelian hunian secondary.
Menurutnya, properti ini sudah siap huni dan lingkungannya sudah ada, sehingga ada sarana transportasi publik serta fasilitas lainnya. "Tapi downside-nya biasanya perlu perbaikan ekstra saat membeli rumah secondary.
Selain itu, cara bayar rumah secondary tidak sefleksibel properti primary. Dimana memerlukan DP minimal 20 persen dan DP-nya tidak bisa dicicil seperti rumah primary,” paparnya panjang lebar.
Head of Business and Development Pinhome Albert Karwelo menambahkan, bagi mereka yang sudah memiliki persiapan lebih awal khususnya dana, kabar resesi dapat menjadi golden opportunity untuk mendapatkan properti dengan harga dan bunga yang relatif lebih murah.
Sebelumnya, laporan tren pasar properti Lamudi.co.id pada Semester I 2022 mencatat Jawa Barat, Jawa Timur, dan Banten sebagai tiga daerah teratas pencarian properti di luar Ibu Kota DKI Jakarta.
CEO Lamudi.co.id Mart Polman dalam keterangan di Jakarta, dikutip Kamis (5/1/2023), menilai laporan tersebut menunjukkan bahwa upaya pemerintah dalam mengakselerasi pemerataan ekonomi dengan melahirkan pusat pertumbuhan baru semakin terlihat hasilnya.
"Hal ini tercermin dari laporan yang menunjukkan bahwa pencari properti semakin menelusuri alternatif perumahan di luar wilayah Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional," ulasnya.
Laporan tersebut juga sejalan dengan tren pertumbuhan positif ketiga provinsi dalam periode Januari-Mei 2022 di mana Jawa Barat yang memiliki rata-rata pertumbuhan 5 persen, Jawa Timur dengan 3,8 persen, dan Banten dengan 6,5 persen.
"Realitas ini menunjukkan tren positif yang menjadi indikasi keberhasilan program pembangunan pemerintah, di mana selama ini pertumbuhan yang terpusat di Jakarta dapat lebih diratakan di wilayah lain yang akan meringankan beban transmigrasi," imbuh Mart.
Senada, Head of Capital Markets & Investment Services Colliers Indonesia Steve Atherton tak memungkiri kondisi Indonesia yang menghadapi tantangan kenaikan suku bunga, inflasi biaya konstruksi, hingga kekhawatiran ancaman resesi. Namun, kondisinya masih lebih stabil jika dibandingkan dengan negara lain.
Bahkan, menurut Steve banyak pengembang dan investor tengah fokus menggencarkan proyek perumahan atau berekspansi ke aset baru, seperti logistik, pusat data, atau proyek horizontal lainnya.
"Indonesia memiliki inflasi yang lebih rendah, kenaikan suku bunga yang lebih rendah, dan devaluasi mata uang yang lebih sedikit dibandingkan dengan pasar seperti Amerika Serikat dan Eropa," kata Steve dalam keterangannya, dikutip Kamis (5/1/2023).
Ia melihat secercah harapan. Apalagi, Asia Pasifik merupakan kawasan paling optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebanyak 53 persen investor real estate di Asia Pasifik berharap ada dampak positif dari sentimen tersebut. Pihaknya melihat ada tiga preferensi sektor teratas investor Asia Pasifik untuk 2023, yaitu perkantoran (68 persen), industri & logistik (65 persen), dan multifamily/build-to-rent (42 persen) tiga teratas yang sama untuk investor di seluruh dunia.
Prospek properti makin menjanjikan, sebab dalam tujuh prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 pemerintah, penguatan infrastruktur merupakan agenda utama untuk mengakselerasi pemerataan ekonomi. Dalam hal ini, dapat dilihat bahwa pembangunan proyek infrastruktur di Jawa Barat akan meningkatkan pencarian properti di sebuah wilayah. (tim redaksi)
#kiatmemilihproperti
#ancamanresesi
#ekonomi2023
#prediksiekonomi
#sektorproperti
#hunian
#developer
#infrastruktur
#pembiayaanproperti
Tidak ada komentar