Breaking News

Ikutan Google hingga Microsoft, Spotify Pangkas 6% Karyawan Global

CEO Spotify Daniel Ek. Foto: Istimewa/ Net

WELFARE.id-Perusahaan streaming musik Spotify 
mengumumkan bahwa mereka bakal memberhentikan sekitar 600 karyawan atau 6% dari 9.800 tenaga kerja globalnya. 

Melansir The Strait Times, Rabu (25/1/2023), Spotify menyalahkan kondisi ekonomi yang suram membuat konsumen dan pengiklan membatasi pengeluaran mereka. 

Padahal, saat pengumuman PHK, saham Spotify naik lebih dari 3%, hari itu. Spotify, yang berbasis di Swedia tetapi terdaftar di New York Stock Exchange, mengirimkan memo internal kepada staf mereka, saat mengumumkan PHK tersebut.

CEO Spotify Daniel Ek mengatakan, manajemen akan melakukan percakapan empat mata dengan karyawan yang di-PHK. "Seperti banyak pemimpin lainnya, saya berharap untuk mempertahankan perusahaan dari angin kencang pandemi dan percaya bahwa bisnis global kami yang luas dan risiko yang lebih rendah terhadap dampak pelambatan iklan akan melindungi kami,” kata Ek.

“Kalau dipikir-pikir, saya terlalu ambisius dalam berinvestasi sebelum pertumbuhan pendapatan kami. Dan untuk alasan ini, hari ini, kami mengurangi basis karyawan kami sekitar 6% di seluruh perusahaan," imbuhnya.

Ek juga menggarisbawahi dalam catatan kepada karyawan, bahwa ia mengambil pertanggungjawaban penuh atas langkah PHK. Perusahaan mengatakan dalam pengajuan Securities and Exchange Commission (SEC) bahwa PHK akan menimbulkan biaya pesangon 35 juta Euro (Rp571,4 miliar) hingga 45 juta Euro.

Langkah Spotifiy melakukan PHK mengikuti Google, Amazon, dan Microsoft yang mem-PHK ribuan karyawan mereka. Tren yang melanda perusahaan-perusahaan teknologi ini terjadi sejak tahun lalu karena mereka terlalu banyak mempekerjakan karyawan di era pandemi.

Pada Oktober, Spotify melaporkan pendapatan kuartal ketiga secara keseluruhan tumbuh 21% menjadi 3 miliar Euro, dipimpin oleh pertumbuhan pelanggan berbayar. Sementara pendapatan iklan naik 19% menjadi 385 juta Euro berkat program podcast. 

Kerugian memang naik tiga kali lipat menjadi 228 juta Euro akibat pertumbuhan jumlah karyawan dan biaya iklan yang lebih tinggi. Mengacu pada laporan pendapatan kuartal III 2022, Spotify memiliki sekitar 9.800 karyawan. 

Pada September 2022, perusahaan streaming audio tersebut juga telah memangkas sejumlah karyawan editorial podcast. Kemudian pada Oktober 2022, perusahaan yang berbasis di Swedia ini telah melakukan PHK terhadap 38 karyawan di studio podcast Gimlet Media dan Parcast.

Padahal, pada 2019, Spotify mengumumkan komitmen besarnya untuk mengembangkan podcast. Tercatat, perusahaan telah menghabiskan lebih dari USD1 miliar atau setara dengan Rp15 triliun untuk mengakuisisi jaringan podcast, membuat perangkat lunak, layanan hosting, dan hak atas acara populer seperti The Joe Rogan Experience dan Armchair Expert.

Namun, diketahui investasi tersebut belum memberikan keuntungan kepada para investor. Saham Spotify telah ambles hingga 66% pada 2022 dan investor mulai mempertanyakan kapan mereka akan mendapat keuntungan. 

Sementara itu, pada Juni 2022, eksekutif Spotify mengatakan bisnis podcastnya baru akan menguntungkan dalam satu hingga dua tahun ke depan. (tim redaksi)

#PHKspotify
#platformmusikberbayar
#platformdigital
#spotify
#PHKperusahaanteknologi

Tidak ada komentar