Breaking News

Harga Emas Makin Kinclong, Di Pegadaian Naik Lagi

Ilustrasi (net) 

WELFARE.id-Sebagai save haven, emas menjadi pilihan yang tepat. Karena saat ini, harga logam mulia berwarna kuning itu makin bersinar. Mengutip laman resmi Pegadaian, Minggu (15/1/2023), harga emas untuk jenis emas Antam naik Rp1.000 per gram ke level Rp1.080.000 per gram dari harga kemarin yang dipatokan Rp1.079.000 per gram. 

Sementara harga emas UBS dibanderol Rp1.051.000 per gram. Angka ini juga naik Rp8.000 jika dibandingkan dengan perdagangan kemarin yang ada di angka Rp1.043.000 per gram. 

Masyarakat bisa memantau langsung rincian harga emas 24 karat di Pegadaian melalui website resmi Pegadaian. 

Tak hanya di dalam negeri, harga emas dunia sendiri diperkirakan akan meroket tahun ini. Chief investment officer Swiss Asia Capital, Juerg Kiener, memberikan proyeksi ekstremnya. Menurutnya, harga emas akan terbang hingga USD4.000 per troy ons pada 2023. 

Proyeksi tersebut didasari adanya resesi serta pelonggaran kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed). "Emas tidak hanya akan naik 10-20 persen tetapi akan sangat tinggi. Harga emas bisa menembus USD2.500-4.000 per troy ons pada tahun depan (2023)," katanya dikutip Minggu (15/1/2023). 

Bank asal Denmark, Saxo Bank juga memproyeksi harga logam mulia akan terbang ke USD3.000 per troy ons. 

Untuk diketahui satu troy ons setara dengan 31,1 gram. Jika harga emas dunia mencapai besaran USD4.000/troy ons, untuk mencari harga per gramnya maka dibagi 31,1. Hasilnya yakni USD128,6 per gram atau sekitar Rp 1.976.334/gram. 

Artinya, jika harga emas dunia menembus USD4.000/troy ons, maka harga emas batangan di dalam negeri bisa mencapai Rp2 juta/gram. Sekali lagi, ini juga tergantung dengan kurs rupiah nantinya, serta supply-demand yang bisa membuat harganya lebih tinggi atau lebih rendah. 

Seperti disebutkan Kiener salah satu yang akan mendongkrak harga emas dunia yakni The Fed yang akan memangkas suku bunganya di tahun ini. Pelaku pasar pun sudah melihat kemungkinan tersebut pasca rilis serangkaian data ekonomi. 

Inflasi di Amerika Serikat yang terus menurun membuat pasar kini memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunganya pada akhir 2023. 

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga masing-masing 25 basis poin pada Februari dan Maret dengan probabilitas sebesar 94 persen dan 76 perse n. Dengan proyeksi tersebut, puncak suku bunga The Fed berada di 4,75 persen - 5 persen. 

Selain itu, perangkat yang sama menunjukkan The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin pada September dengan probabilitas sebesar 34 persen, begitu juga sebulan setelahnya. Sehingga di akhir tahun pasar melihat suku bunga The Fed berada di 4,25 persen - 4,5 persen. 

Proyeksi tersebut bisa terjadi jika inflasi terus mengalami penurunan. Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) di AS pada Desember 2022 dilaporkan tumbuh 6,5 persen year-on-year (yoy), jauh lebih rendah dari sebelumnya 7,1 persen. CPI tersebut juga menjadi yang terendah sejak Oktober 2021. 

CPI inti yang tidak memasukkan sektor energi dan makanan dalam perhitungan juga turun menjadi 5,7 persen dari sebelumnya 6 persen, dan berada di level terendah sejak Desember 2021. 

The Fed sebenarnya menggunakan inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) sebagai acuan untuk menetapkan kebijakan moneter. Inflasi PCE ini biasanya dirilis pada akhir bulan, dan juga sudah menunjukkan penurunan. 

Pada November, inflasi PCE tercatat tumbuh 5,5 persen (yoy) pada November tahun lalu, turun dari bulan sebelumnya 6,1 persen (yoy). Sementara inflasi PCE inti yang menjadi acuan utama The Fed, turun menjadi 4,7 persen (yoy) dari sebelumnya 5 persen (yoy) dan berada di level terendah sejak Juli 2022. (tim redaksi

#emas
#hargaemas
#hargaemashariini
#pegadaian
#logammulia
#safehaven

Tidak ada komentar