Breaking News

Gunakan Teknologi LiDAR, Peneliti Temukan Kota Tua Suku Maya Berusia 2.000 Tahun di Guatemala

Peneliti menemukan wilayah di Guatemala yang diduga dulunya dihuni suku bangsa Maya. Foto: CNN International

WELFARE.id-Setelah melakukan penelitian bertahun-tahun, para peneliti berhasil menemukan reruntuhan kota suku Maya yang terkubur di bawah hutan hujan di Guatemala. Pengungkapan dalam dunia arkeologi itu terungkap saat survei Guatemala utara dari udara.

Reruntuhan itu disebut membentang seluas 650 mil persegi dan terletak di dekat perbatasan Meksiko, dan dikenal sebagai Cekungan Karst Mirador-Calakmul. Menurut peneliti, kota itu diperkirakan sudah ada 2.000 tahun yang lalu.

Dari peta topografi wilayah tersebut, para peneliti menemukan bahwa peradaban tersebut terdiri dari lebih dari 417 kota, kota kecil dan desa yang tersebar di 650 mil persegi. 

Permukiman itu memiliki lusinan lapangan bola dan gabungan 110 mil jalan lintas yang dapat dilintasi yang memungkinkan bangsa Maya kuno melakukan perjalanan.

Para peneliti juga menemukan bukti piramida di beberapa pemukiman yang menurut mereka berfungsi sebagai pusat untuk pekerjaan, politik, dan rekreasi. 

Orang-orang peradaban itu juga disinyalir membangun kanal untuk memindahkan air dan waduk untuk menampungnya untuk digunakan nanti pada musim kemarau.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Ancient Mesoamerica pada bulan Desember 2022 lalu. Temuan itu terjadi berkat LiDAR atau light detection and ranging yang digunakan oleh tim peneliti.

Adapun para peneliti itu berasal dari beberapa universitas Amerika Serikat (AS) serta kolaborator dari Prancis dan Guatemala. Untuk diketahui, LiDAR adalah sistem deteksi yang didasarkan pada sinar laser daripada gelombang radio. (tim redaksi)


#penemuanperadaban
#sukumaya
#kotasukumaya
#guatemala
#penelitianterbaru
#lidar
#penelitiamerikaserikatdanprancis

Tidak ada komentar