Breaking News

Tergiur Gaji Besar, Delapan TKI Asal Pontianak Jadi Korban Trafficking dan Penyiksaan di Laos

Ilustrasi (net) 

WELFARE.id - Sedikitnya delapan orang tenaga kerja Indonesia atau TKI asal Pontianak, Kalimantan Barat, menjadi korban perdagangan orang atau trafficking di Laos sejak bulan Oktober 2022 lalu. 

Bahkan, para TKI ini kerap mengalami penyiksaan jika pekerjaan mereka sebagai scammer atau penipuan online tidak mencapai target. Dalam video amatir yang direkam oleh salah satu TKI ini, terlihat jelas kondisi terakhir delapan TKI asal Pontianak tersebut. Kondisi mereka sangat memprihatinkan di dalam kamar berukuran 2 kali 3 meter. 

Para TKI ini berangkat dari Kalimantan Barat menuju ke Laos pada 19 Oktober 2022 lalu. Namun, sesampainya di Laos, mereka justru dipekerjakan sebagai scammer untuk investasi bodong. 

Bahkan, jika pekerjaan tak mencapai target, mereka kerap disiksa secara fisik dan diasingkan di ruangan khusus. 

Pihak keluarga dari para TKI ini sempat meminta pertolongan ke KBRI di Laos, namun tak mendapatkan respons yang positif. "Kami sudah mencoba melaporkan hal ini ke pihak Kementrian Luar Negeri dan juga KBRI di Laos, namun kami tidak mendapatkan respons yang positif," kata Agustiawan, selaku kuasa hukum dari pihak keluarga korban, dikutip Rabu (7/12/2022). 

Agustiawan menuturkan, kejadian ini bermula ketika delapan orang warga Kota Pontianak itu mendapatkan tawaran pekerjaan sebagai penjaga toko di salah satu minimarket di Laos. Mereka diiming-imingi gaji sekitar Rp12 juta perbulan. Namun, sesampainya di Laos, kedelapan orang TKI itu ternyata justru dipekerjakan oleh agensi sebagai scammer investasi bodong. 

"Awalnya para korban dijanjikan bekerja di minimarket di Laos dengan gaji Rp12 juta perbulan. Namun ketika sudah sampai, justru mereka dipekerjakan sebagai scammer online investasi kripto bodong di laos," terangnya. 

Dia menjelaskan, sebelum menuju Laos, para korban diarahkan ke Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas untuk menunggu proses pembuatan paspor. Setelah memiliki paspor, mereka menuju Malaysia melalui pos lintas batas negara (PLBN) perbatasan Aruk. Kemudian, sesampainya di Kuching, Malaysia, rombongan warga kota Pontianak itu diterbangkan ke Kuala Lumpur dan langsung diberangkatkan menuju laos. 

"Setelah sampai di laos, mereka melalui perjalanan darat lalu menyeberangi sungai menuju Provinsi Bokeo, Laos. Di sana mereka bertemu agen di wilayah Laos dan di sanalah dipekerjakan sebagai scammer dan diperlakukan sangat tidak manusiawi, karena kalau tidak mencapai target mereka mendapat siksaan, dan tidak diberi makan," tegasnya. 

Di lokasi itu, diperkirakan terdapat sekira 80 warga Indonesia lainnya yang berasal dari berbagai provinsi. Sejauh ini, terdapat 12 orang yang berasal dari Kalbar. 

Para korban yang sudah tidak tahan dengan penyiksaan tersebut akhirnya menghubungi keluarga melalui pesan Whatsapp dan memberitahukan kejadian yang dialami. Mereka juga meminta bantuan agar bisa dipulangkan ke Indonesia. “Pihak keluarga yang menerima informasi itu beberapa waktu lalu langsung meminta bantuan ke Kementerian Luar Negeri dan KBRI Laos, namun sampai saat ini pihak keluarga masih kesulitan untuk memulangkan keluarga mereka karena kesulitan biaya dan administrasi,” katanya. (tim redaksi) 

#tki
#humantrafficking
#perdaganganmanusia
#tkiasalpontianak
#scamming
#tkidisiksa
#laos

Tidak ada komentar