Tenggak Miras Beracun, 31 Pria Warga Dua Desa di India Tewas
Seorang pria warga desa di negara bagian timur India dibawa ke rumah sakit karena muntah-muntah usai menenggak miras oplosan. Foto: Reuters
WELFARE.id-Selain dilarang agama, mengkonsumsi minuman keras (miras) juga bisa celaka. Buktinya, 31 orang tewas dan belasan lainnya dirawat di rumah sakit di negara bagian Bihar, India, setelah mereka menenggak miras yang ternyata beracun.
Kematian akibat miras beracun ini terjadi di dua desa di negara bagian timur India yang miskin. Padahal wilayah ini telah melarang penjualan dan konsumsi miras sejak 2016 saat kelompok perempuan berkampanye melawan kebiasaan pekerja miskin menghabiskan sedikit pendapatan mereka untuk miras.
Larangan semacam itu yang juga berlaku di beberapa negara bagian India, mendorong berkembangnya pasar gelap untuk alkohol murah yang dibuat di tempat penyulingan jalanan yang tidak diatur dan membunuh ratusan orang setiap tahun.
Dalam insiden terbaru, para pria di Distrik Saran, hampir 60 kilometer (km) utara ibu kota negara bagian Patna, mulai muntah usai minum miras pada Selasa (13/12/2022) sebelum kondisi mereka memburuk.
Beberapa orang meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit dan lainnya meninggal saat dirawat pada Rabu (14/12/2022) dan Kamis (15/12/202). Laporan media lokal menyebutkan jumlah korban mencapai 31 orang. Para pejabat khawatir jumlah korban tewas dapat terus bertambah.
Perwira polisi senior Santosh Kumar mengatakan beberapa orang yang dirawat di rumah sakit kehilangan penglihatan akibat miras beracun tersebut. Dia menambahkan bahwa pihak berwenang menindak toko-toko minuman alkohol ilegal di daerah tersebut.
”Kami telah menangkap 126 orang dalam 48 jam terakhir setelah insiden itu dilaporkan dan dua kasus penjualan miras beracun itu telah didaftarkan ke pengadilan,” kata Kumar seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat (16/12/2022).
Sementara itu, Dr Gopal Krishna, yang mengepalai pusat kesehatan primer di Saran, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa hampir 55 orang melapor ke pusat tersebut pada hari Rabu (14/12/2022) dengan berbagai penyakit.
”Beberapa orang mengeluh kehilangan penglihatan, mual, pusing, berkeringat, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi. Di antara mereka, 15 dipulangkan setelah perawatan dan sisanya dirujuk ke rumah sakit yang berbeda untuk perawatan lanjutan,” tuturnya.
Beberapa partai oposisi, termasuk Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP), mengadakan protes pada hari Kamis (15/12/202). di luar gedung legislatif negara bagian untuk menuntut pencabutan larangan minuman keras dan sejumlah kompensasi uang diberikan kepada keluarga yang berduka.
Pemimpin BJP negara bagian, Sushil Modi mengatakan, lebih dari 1.000 orang tewas setelah minum miras tercemar sejak larangan itu diberlakukan enam tahun lalu.
Menteri utama Bihar Nitish Kumar menolak tuntutan oposisi dan mengatakan larangan penjualan miras adalah bukan keinginan pribadinya tetapi tanggapan atas teriakan para wanita di negara bagian itu.
”Mereka yang minum minuman keras jelas akan mati. Kami punya contoh dalam kasus ini,” katanya kepada wartawan dalam bahasa Hindi.
Menurut International Spirits and Wine Association of India dari perkiraan lima miliar liter alkohol yang diminum setiap tahun di negara itu, sekitar 40 persen diproduksi secara ilegal.
Minuman keras ilegal sering dibubuhi metanol untuk meningkatkan potensinya. Jika tertelan, metanol dapat menyebabkan kebutaan, kerusakan hati dan kematian.
Pada bulan Juli, 42 orang tewas di negara bagian barat Gujarat setelah meminum miras oplosan. Gujarat adalah negara bagian India lainnya yang melarang produksi, penjualan, dan konsumsi minuman keras.
Sepanjang tahun 2020 lalu, sekitar 120 orang tewas di negara bagian Punjab utara dalam insiden menenggak miras yang diduga dibuat tanpa takaran bahan-bahan kimia dan tidak bersih tersebut. (tim redaksi)
#india
#minumankeras
#miras
#mirasoplosan
#minumanberacun
#laranganmiras
Tidak ada komentar