Breaking News

Makin Banyak Aturan, Twitter Larang Pengguna Promosi Platform Medsos Lain

Logo Twitter. Foto: Ilustrasi/ Net

WELFARE.id-Elon Musk kembali bikin kebijakan baru. Setelah kontroversi akun terverifikasi wajib berlangganan USD8 atau sekitar Rp124.975, kini Twitter membuat aturan baru, menghapus akun yang dibuat untuk mempromosikan platform media sosial lain.

Termasuk, konten-konten yang berisi tautan atau username Facebook, Instagram, Mastodon, Truth Social, Tribel, Nostr, dan Post. "Kami menyadari bahwa banyak pengguna kami yang aktif di platform media sosial lainnya. Namun, kami tidak lagi mengizinkan promosi gratis untuk platform media sosial tertentu di Twitter," kata akun @TwitterSupport dalam sebuah cuitan, Senin (19/12/2022).

Pengumuman itu membuat mantan CEO Twitter Jack Dorsey yang baru-baru ini berinvestasi di Nostr bertanya-tanya. "Mengapa?" katanya membalas unggahan tersebut.

Situs sosial lain, seperti Onlyfans, Patreon, Reddit, Substack, Tiktok, dan Tumblr tidak terdaftar oleh Twitter dan diduga pengguna masih dapat menautkan akun mereka ke platform tersebut. Batasan pasti dari kebijakan tersebut juga dinilai masih kurang jelas. 

Namun, tampaknya pengguna tidak dapat memposting pegangan akun di salah satu situs tersebut. Dengan kata lain, Anda tidak dapat memposting "Ikuti saya di @namapengguna di Instagram.”

Dilansir Mashable, Senin (19/12/2022), Twitter mengatakan pengguna dilarang menautkan situs-situs itu pada bagian cuitan dan akun. Pun menautkan situs lain, seperti linktr.ee dan Ink.bio.

"Selain itu, setiap upaya untuk melewati pembatasan tautan eksternal ke platform media sosial yang dilarang di atas melalui cara teknis atau non-teknis (misalnya penyelubungan URL, penyamaran teks biasa) merupakan pelanggaran kebijakan ini,” imbuh pernyataan itu.

Kebijakan baru tersebut merupakan kebijakan liar, khususnya karena Musk mengklaim sebagai absolutis kebebasan berbicara. "Kami dapat mengambil sejumlah tindakan mulai dari meminta penghapusan satu atau lebih cuitan hingga mengunci akun untuk sementara. Setiap pelanggaran selanjutnya akan mengakibatkan penangguhan permanen,” tambah cuitan tersebut.

Kebijakan Elon Musk memang rawan kontroversi dan seperti tidak dipikirkan matang-matang. Buktinya, peluncuran kembali Twitter Blue yang digadang-gadang sebagai inisiatif unggulan Elon Musk untuk versi baru jejaring sosialnya, malah tak mendapat sambutan hangat dari para pemilik merek.

Melansir Malay Mail, Senin (19/12/2022), menurut sebuah penelitian, mayoritas dari mereka tidak tertarik membayar satu sen pun untuk akun terverifikasi. Survei Capterra terhadap 300 profesional pemasaran dan periklanan Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa 53 persen dari mereka tidak mungkin membayar biaya langganan bulanan 8 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp124.975 untuk mendapatkan akun terverifikasi di Twitter.

Sebanyak 51 persen dari mereka yang disurvei mengakui bahwa verifikasi akun “sangat penting”. Tiga dari lima pedagang bahkan mereka bahwa kehilangan lencana sertifikasi Twitter dapat berdampak signifikan pada sasaran periklanan dan media sosial mereka.

Namun, brand lebih suka menggunakan uang mereka untuk promosi konten mereka yang lebih baik (58 persen), penargetan pengguna yang lebih baik (56 persen), dan keamanan yang lebih baik (43 persen) daripada verifikasi (41 persen). Dengan maraknya komentar dan misinformasi di Twitter, banyak merek memikirkan kembali kebutuhan mereka untuk berada di platform itu. 

Sementara 23 persen telah menangguhkan iklan di platform, sedangkan 36 persen berencana melakukannya. Sebanyak 65 persen pengiklan di Twitter mengatakan iklan di platform saat ini “berisiko” untuk merek mereka. 

Namun 60 persen responden berencana untuk meningkatkan belanja iklan mereka di Twitter dalam enam bulan ke depan, dan 61 persen juga berencana melakukan hal yang sama di platform online lainnya. Hanya 21 persen yang berencana menurunkan anggaran mereka.

Sementara banyak pengguna online memperkirakan kematian Twitter, beberapa merek semakin beralih ke Instagram (76 persen), Facebook (75 persen), dan TikTok (60 persen). Ini diikuti oleh YouTube (57 persen), LinkedIn (37 persen), Reddit (29 persen), Snapchat (27 persen), Pinterest (23 persen) dan Twitch (20 persen). (tim redaksi)

#twitter
#kontroversiaturanbarutwitter
#elonmusk
#kebijakanliarelonmusk
#twitterblue
#akunberlangganan
#dilarangmenautkanlinkmedsoslain
#aturanbarutwitter

Tidak ada komentar