Breaking News

Gejala Awal COVID Varian Baru Ternyata Bukan Demam

ilustrasi (net) 

WELFARE.id-Pemerintah kembali mengumumkan penambahan kasus harian COVID-19. Pada Sabtu (3/12/2022), pukul 12.00 WIB, kasusnya bertambah 3.655 kasus dalam sehari. 

Dengan demikian, total kasus COVID-19 di Indonesia hingga kini mencapai 6.677.655 terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020. 

DKI Jakarta menempati posisi dengan penambahan kasus konfirmasi paling banyak, yaitu 1.441 kasus. Kemudian Jawa Barat 791 kasus, Banten 388 kasus, Jawa Timur 320 kasus, dan Jawa Tengah 208 kasus. 

Seiring virus Corona yang masih terus bermutasi, gejala COVID-19 menjadi sorotan. Terlebih diketahui, varian-varian baru Corona memicu gejala yang mirip dengan batuk-pilek biasa. 

Ternyata gejala awal COVID varian baru bukan demam. Salah satu gejala yang dilaporkan dialami pasien COVID subvarian Omicron baru adalah merasa lelah bahkan saat bangun di pagi hari dari tidur yang nyenyak. 

Selain mudah lelah, gejala lain yang turut dilaporkan adalah sakit tenggorokan bila dibandingkan dengan flu biasanya. "Kasus Covid dua kali lebih banyak dari flu biasa saat ini, rasionya tidak pernah setinggi ini," ujar professor Tim Spector, kepala Studi Kesehatan ZOE dalam akun Twitternya dikutip Minggu (4/12/2022). 

Spector menjelaskan, kebanyakan orang masih terpaku pada demam sebagai gejala utama COVID-19. Pada saat ini, menurut dia, dua pertiga dari kasus COVID-19 berawal dari sakit tenggorokan. "Demam dan kehilangan penciuman sangat jarang sekarang. Akibatnya, banyak sekali lansia merasa tidak terkena COVID sehingga tidak melakukan tes karena menganggapnya cuma meriang biasa," katanya. 

Perlu menjadi perhatian, varian baru COVID-19 jenis XBB diduga menjadi penyebab lonjakan kasus positif COVID-19 di Indonesia sejak November 2022. 

Melihat tren kenaikan kasus saat ini, Kementerian Kesehatan memprediksi puncak Omicron akan terjadi pada akhir tahun mendatang. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pernyataan bahwa varian XBB telah terdeteksi di total 26 negara, termasuk di Inggris, Italia, dan Prancis. 

Bagi pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, seperti diabetes, gejalanya mungkin akan lebih parah. 

Pakar Penyakit Menular Celine Gounder, menyebut XBB merupakan salah satu subvarian Omicron yang mampu menembus kekebalan dari vaksin maupun infeksi sebelumnya. Meski demikian, perlindungan dari vaksin tetap sangat bermanfaat karena membuat penderita hanya mengalami gejala ringan. 

Adapun menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), badan Amerika Serikat yang menangani pandemi, secara umum gejala varian ini mirip seperti gejala COVID-19. Antara lain demam atau menggigil, batuk, sesak napas atau napas singkat, serta badan lemas dan mudah lelah. 

Kemudian nyeri otot dan tubuh, sakit kepala, kehilangan indera perasa atau penciuman, sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, mual atau muntah, dan diare. Di sisi lain, Juru Bicara Kemenkes Muhammad Syahril menyebut, penularan subvarian Omicron XBB cenderung lebih mudah dibanding subvarian Omicron lainnya. 

Sementara itu, Ketua departemen pulmonologi dan kedokteran respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Prasenohadi, PhD, SpP(K), KIC mengatakan untuk melihat perbedaannya perlu tes PCR atau antigen. 

Berikut sejumlah gejala positif COVID-19 varian baru yang perlu diketahui. 

1. Sakit Kepala 

Beberapa pasien COVID-19 kerap mengeluhkan kondisi sakit kepala. Sakit kepala yang sering dialami adalah pusing dan berdenyut. 

"Jadi kalau ada keluhan apapun bahkan sakit kepala sekalipun ya mau tidak mau harus PCR," kata dr Praseno, dikutip dari YouTube BNBP. 

2. Batuk Kering 

Selain sakit kepala, gejala yang juga sering dirasakan pasien COVID-19 adalah batuk kering. 

Meskipun gejala ini tidak tergolong berat dan hilang timbul, kata dr Praseno itu bisa jadi gejala positif COVID-19 sehingga perlu waspada. 

3. Nyeri Otot 

Nyeri otot dan sendi merupakan salah satu gejala khas dari varian baru COVID-19. Badan terasa pegal linu dan terasa lemas tak bertenaga. 

"Demam yang disertai nyeri otot. Nyeri otot itu jadi salah satu gejala COVID-19," katanya. (tim redaksi

#covid19
#covidvarianbaru
#ciricovidvarianbaru
#kemenkes
#bnpb

Tidak ada komentar