Bangun Kesadaran Ecolife dengan 3R, Beri Warga Samarinda Reward & Punishment
Tangkapan layar seminar virtual "Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Samarinda dan Membangun Perilaku Ramah Lingkungan dengan Ecolife Mindset dan Eco Lifestyle", Sabtu (17/12/2022). Foto: WELFARE.ID
WELFARE.id-Semakin berkembang dan padat suatu daerah, maka sampah akan muncul menjadi persoalan baru. Ditambah kurangnya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, persoalan penumpukan sampah bisa merembet ke masalah sanitasi penyebab banjir.
Seperti yang terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Samarinda Nurrahmani mengatakan, dalam sehari, ada ratusan ton sampah diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) untuk selanujutnya dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Sambutan setiap harinya.
"Dalam setahun, ada sekitar 250 ribu ton sampah yang dibuang ke TPA. Maka itu, penting sekali untuk melakukan pengelolaan sampah sirkular (berkelanjutan)," ucapnya selaku narasumber seminar virtual "Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Samarinda dan Membangun Perilaku Ramah Lingkungan dengan Ecolife Mindset dan Eco Lifestyle", Sabtu (17/12/2022).
Salah satu upaya pengelolaan sampah sirkular adalah dengan melakukan 3R, yaitu, Reuse penggunaan kembali sampah yang masih bisa terpakai, Reduce mengurangi pemakaian sampah plastik dalam kegiatan sehari-hari, dan Recycle yaitu mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis. Dia mengajak warga Samarinda untuk memilah sampah sejak dari rumah.
"Beli baju seperlunya saja. Karena limbah pakaian juga bisa menjadi masalah tersendiri bagi lingkungan," imbuhnya. Beberapa kali juga, kata dia, ada yang masih membuang sampah di sungai, di pinggir jalan, termasuk di tempat-tempat yang tidak seharusnya.
Pada kesempatan itu, dia juga menyebut, saat ini pihaknya tengah mengebut pengerjaan infrastruktur TPA Bukit Pinang yang nantinya akan dilengkapi dengan teknologi pengolahan paving block dari sampah. "Ini juga salah satu upaya kami untuk mengelola sampah secara sirkular, berkelanjutan, dan bernilai ekonomis tinggi," tutupnya.
Sedangkan Danrem 091/ ASN Samarinda Brigjen TNI Dendi Suryadi melihat persoalan sampah sebagai masalah kultural. Maka itu, dia mencoba menciptakan terobosan dengan menerapkan reward and punishment di lingkungan kerjanya.
Dengan harapan, bisa menularkan edukasi menjaga kebersihan kepada warga Samarinda. "Saya terapkan sikap disiplin. Caranya dengan mengajak PNS dan prajurit untuk membiasakan setiap hari jika melihat ada sampah untuk dipungut. Itu juga berlaku untuk saya," jelas Dendi yang didaulat sebagai narasumber kedua.
Ia bahkan menerapkan sanksi disiplin cukup keras, jika ada PNS dan prajurit di wilayah kerjanya ketahuan membuang sampah sembarangan. "Ini cara saya ya mendisiplinkan prajurit. Saya akan minta mereka menggigit sampah dan lari 5 putaran, agar ada efek jera," bebernya blak-blakan.
Ia juga menyarankan kepada Kepala DLH Samarinda agar menerapkan sanksi kerja sosial bagi warga yang ketahuan membuang sampah sembarangan. "Kalau perlu, pakaikan rompi seperti KPK dan jika tidak bisa membayar denda maka saran saya, terapkan sanksi kerja membersihkan lingkungan 3 hari," ucapnya serius.
Kendati terkesan keras dan disiplin, Dendi memastikan ada reward bagi mereka yang konsisten menjaga kebersihan lingkungan. Diam-diam ia menilai PNS dan prajurit di lingkungannya.
"Bagi mereka yang konsisten menjaga lingkungan akan saya kirim ke Singapura untuk studi banding bagaimana warga disana menjaga lingkungan mereka. Tak perlu jauh-jauh ke Eropa atau Amerika, cukup ke Singapura, karena disana bersih sekali," imbuhnya.
Sedangkan Majelis Lingkungan Hidup Sulsel, Motivator, sekaligus Penulis Buku "Enjoy Life with Ecolife" Darhamsyah lebih menitikberatkan pada membangun kesadaran kolektif dengan cara menarik setiap warga ke personal life mereka.
"Kadang ada warga yang merasa cuek karena merasa lingkungannya aman-aman saja, tidak pernah banjir. Jadi mereka tidak terbangun untuk menjaga kebersihan tempat tinggal mereka," ulasnya membuka pembicaraan dalam webinar yang sama.
Menurutnya, kesadaran dan kepedulian pada lingkungan hanya bisa ditumbuhkan dengan cinta. "Katakan dengan cinta dan lakukan aksi kecil untuk perubahan. Dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan terdekat,” ajaknya. (tim redaksi)
#seminarmenjagalingkungan
#ecolife
#ecolifestyle
#3R
#reuse
#reduce
#recycle
#sampah
#samarinda
#kalimantantimur
Tidak ada komentar