400-an Pekerja Migran Tewas Demi Piala Dunia 2022 di Qatar
Stadion pelaksanaan Piala Dunia 2022 di Qatar (net)
WELFARE.id-Dibalik kemegahan bangunan yang nampak saat Piala Dunia 2022 di Qatar ternyata menyimpan duka. Pejabat tinggi Piala Dunia Qatar 2022 mengatakan, lebih dari 400 pekerja migran tewas dalam kecelakaan kerja di negara itu dalam beberapa tahun sebelum turnamen dimulai.
Sekjen Komite Penyelenggar Pengiriman dan warisan Qatar, Hassan Al-Thawadi, menyebut angka 400-500 ketika ditanya berapa banyak pekerja yang meninggal melakukan pekerjaan untuk Piala Dunia Qatar dalam sebuah wawancara televisi Inggris.
Dia mengatakan jawabannya mengacu pada statistik nasional untuk semua kematian terkait pekerjaan di Qatar mencakup semua sektor dan kebangsaan pada periode 2014-2020.
Dikatakan ada 414 kematian pekerja selama periode delapan tahun.
Jumlah pekerja migran di Qatar dilaporkan telah mencapai angka lebih dari 2,5 juta dari 2,9 juta penduduk negara Teluk kecil itu.
Sementara, nasib para tenaga kerja migran di sana telah dikritik keras, terutama pada proyek konstruksi besar yang telah mengubah Qatar dalam dekade terakhir.
Qatar sendiri selama ini tidak pernah memberikan angka pasti untuk jumlah kematian pekerja asing meskipun telah membantah klaim oleh kelompok HAM bahwa ribuan orang meninggal.
Pihak berwenang bersikeras bahwa hanya 37 pekerja di proyek Piala Dunia yang meninggal dan hanya tiga dalam kecelakaan terkait pekerjaan.
Thawadi juga mengulangi angka ini dalam wawancara. "Satu kematian adalah kematian yang terlalu banyak,” kata Thawadi, sebagaimana dikutip dari AFP, Kamis (1/12/2022).
Namun, komentarnya membawa kecaman baru dari kelompok hak asasi manusia. "Selama dekade terakhir, ribuan pekerja telah kembali ke rumah masing-masing dalam peti mati, tanpa penjelasan yang diberikan kepada orang yang mereka cintai," kata Steve Cockburn dari Amnesty International.
Menurut mereka, panas ekstrem Qatar dan kondisi kerja yang melelahkan kemungkinan besar telah berkontribusi pada ratusan kematian ini.
Tetapi, tanpa penyelidikan penuh skala sebenarnya dari nyawa yang hilang tidak akan pernah diketahui," jelas Amnesty International.
Di bawah tekanan dari serikat pekerja internasional, Qatar setidaknya telah melakukan reformasi yang dipuji.
Negara ini telah membongkar sistem perburuhan 'kafala' yang memberi majikan hak yang kuat atas apakah pekerja dapat meninggalkan pekerjaan mereka atau bahkan negara.
Qatar juga telah memperkenalkan upah minimum 1.000 riyal (sekitar USD260) dan jam terbatas di mana pekerja dapat keluar dalam cuaca yang sangat panas. (tim redaksi)
#pialaduniaqatar
#qatar
#pekerjamigran
#pekerjamigrantewas
#worldcup2022
Tidak ada komentar