Breaking News

Rentetan Karya Masterpiece Jadi Sasaran Aktivis, Sebuah Vandalisme atau Justru Kolaborasi?

Lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci yang ada di Museum Louvre, Prancis. Foto: Istimewa

WELFARE.id-Perusakan karya seni kini makin sering terjadi. Alasan aksi vandalisme itu, acap kali didorong oleh alasan politik, bahkan bisa dipenuhi alasan kebencian.

Seni semestinya menggerakkan orang secara emosional. Dan ketika emosi itu adalah kemarahan, maka layak ditilik mengapa beberapa orang kemudian melakukan aksi vandalisme tersebut.

Menurut kurator seni rupa Kuss Indarto dalam YouTube channel miliknya berjudul "Vandalisme Seni, Sebuah Tragedi atau Justru Kolaborasi?", menyoroti aksi vandalisme belakangan ini, di negara-negara Barat. 

"Dugaan pertama, karena sebuah karya seni mampu dijadikan sebagai magnet isu yang dilontarkan para aktivis tersebut. Karena aksi vandalisme tersebut, isu yang mereka usung bisa ikut terkatrol," ungkapnya dalam tayangan tersebut, dikutip Sabtu (26/11/2022).

Unjuk rasa para aktivis lingkungan dan iklim itu, kata dia, sekarang tak lagi bergerak konvensional di lapangan seperti yang dilakukan aktivis Greenpeace. Mereka, justru mengeksplorasi efektivitas media sosial untuk mem-blasting isu.

"Caranya, dengan masuk ke ruang seni, melakukan vandalisme, meneriakkan isu, dan langsung deh viral. Berbiaya murah dan risiko dibawa ke ranah hukum menjadi lebih kecil," ucapnya. 

Dugaan kedua, sambung Kuss, apakah aksi vandalisme itu merupakan bagian dari grand designs atau justru sebuah kolaborasi. Ia menyebut, pandemi COVID-19 selama hampir dua tahun, telah melumpuhkan aktivitas ruang publik, termasuk juga pameran seni. 

Salah satu pihak yang mengalami kerugian secara ekstrem adalah ruang seni. "Mulai dari museum, galeri seni, art centre, milik private, swasta, maupun yang dikelola oleh negara," ulasnya.

Kuss juga membuka data, bahwa sepanjang 2007-2019 Museum Louvre di Prancis misalnya, dikunjungi 7-10 juta pengunjung. Namun, pada medio 2020 menurun drastis hanya tersisa 2,7 juta pengunjung saja dan hanya 2,8 juta pada 2021.

"Sehingga sudah dipastikan, omzet mereka dari tiket juga ikut turun drastis. Dari Rp2,59 triliun pada 2019 menjadi hanya Rp700-an miliar pada 2021," rincinya.

Itu baru di Louvre, belum termasuk museum di Australia, London, dan Jerman. Dari berbagai kumpulan data penurunan omzet dan jumlah pengunjung, ia menilai, ada krisis yang luar biasa besar dihadapi oleh museum dan situs seni di Eropa. 

Nah, lantas Kuss menguraikan pandangan liarnya. Apa jangan-jangan aksi vandalisme itu sebenarnya adalah sebuah "kolaborasi apik" untuk membuat "shocking point" yang memberi daya kejut pada publik.

"Lantas, aksi vandalisme itu seperti menggalang simpati ke publik untuk kembali mendatangi ruang-ruang publik seni," imbuhnya lagi.

Rentetan aksi vandalisme terhadap karya seni masterpiece di dunia:

1. Awal bulan Oktober 2022, Galeri Nasional London Inggris mengumumkan seri lukisan Sunflower karya Vincent van Gogh dirusak oleh dua perempuan yang mengaku aktivis dari Just Stop Oil. Mereka melemparkan sup tomat ke permukaan karya. 

2. Dua minggu kemudian, lukisan Claude Monet di Jerman dilempar kentang tumbuk oleh dua orang yang mengaku sebagai aktivis lingkungan.

3. Karya "Girl with a Pearl Earing" karya Johannes Vermeer, dibuat pada 1665 di Den Haag, Belanda juga menjadi sasaran aksi vandalisme orang tak dikenal.

4. Pada Juli 2022, karya maestro lukis dunia, Leonardo da Vinci berjudul "The Last Supper" di Royal Academy of Art London juga menjadi sasaran vandalisme oleh 4 orang yang mengaku dari kelompok "No New Oil".

5. Pada Mei 2022, lukisan Monalisa di Museum Louvre di Paris, Prancis, juga menjadi "korban" vandalisme lewat aksi lempar kue seorang pengunjung.

6. "The Night Watch" karya Rembrandt bahkan pernah dirusak 3 kali oleh pelaku vandalisme.

7. Lukisan Guernica karya Pablo Picasso juga diserang dengan semprotan dengan lukisan "Kill Lies All" di Museum of Modern Art di New York,  Amerika Serikat. (tim redaksi)

#karyaseni
#museumseni
#museumlouvre
#prancis
#galeriseni
#aksivandalismeterhadapkaryaseni
#kussindarto
#kuratosenirupaindonesia

Tidak ada komentar