Breaking News

Padahal di Pulau Jawa, Ternyata Masih Ada Rumah Warga Jogja yang Belum Dilistriki

Petugas PLN. Foto: Ilustrasi/ Net

WELFARE.id-PT PLN (Persero) mencatat, rasio elektrifikasi secara nasional per Oktober 2022 sebesar 97,49 persen. Secara angka rasio elektrifikasi, Papua masih jadi yang terendah yakni 54,31 persen. 

Diikuti Maluku Utara (87,34 persen), Papua Barat (87,88 persen), Jogjakarta (89,26 persen), dan Sulawesi Barat (89,39 persen). Total terdapat 12 provinsi dengan tingkat rasio elektrifikasi di bawah 95 persen. 

Sementara hanya dua provinsi saja yang sudah terlistriki 100 persen, yakni DKI Jakarta dan Bali. Kekurangan sambungan listrik bukan hanya terjadi di wilayah timur saja. 

Bahkan Jogjakarta jadi provinsi dengan jumlah pelanggan PLN terendah keempat di Tanah Air, dengan tingkat rasio elektrifikasi baru 89,26 persen. Namun, menyambungkan tegangan listrik bukan perkara gampang. 

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, penambahan jangkauan listrik di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal 3T memang tidak mudah, terutama soal biaya. "Biaya investasi infrastruktur ketenagalistrikan untuk daerah 3T mencapai Rp45 juta per pelanggan. 

Sedangkan rata-rata investasi untuk membangun infrastruktur ketenagalistrikan di daerah non-3T hanya Rp1-2 juta per pelanggan," ujarnya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, dikutip Rabu (30/11/2022).

PLN harus mengeluarkan dana Rp45 juta per pelanggan rumah tangga untuk memasang sambungan listrik di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Tak tanggung-tanggung, PLN butuh suntikan investasi Rp408 miliar untuk melistriki total 8.934 calon pelanggan rumah tangga di area Jamali.

Tapi angka tersebut belum seberapa dibanding Sumatera dan Kalimantan (Sumkal), yang butuh budget Rp5 triliun untuk memberikan setrum kepada 137.723 calon pelanggan, meskipun punya nominal investasi per pelanggan lebih rendah sekitar Rp39 juta. 

Di sisi lain, PLN juga harus mengeluarkan Rp2,5 triliun untuk menyambungkan listrik kepada 97.856 calon pelanggan di wilayah Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara (Sulmapana). 

Adapun biaya investasi per pelanggannya sekitar Rp25 juta. PT PLN (Persero) telah memperoleh penyertaan modal negara alias PMN 2022 sebesar Rp5 triliun dan akan bertambah Rp 10 triliun di 2023. 

Total modal sebesar Rp15 triliun tersebut akan digunakan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, khususnya di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Ia menambahkan, kehadiran PMN bisa mendongkrak rasio elektrifikasi PLN dari 97,26 persen di 2021 menjadi 97,49 persen di Oktober 2022.

"Itu akan terus meningkat jadi 97,53 persen di Desember 2022, dan 97,81 persen pada 2023," janjinya. (tim redaksi)

#pln
#rasioelektrifikasi
#daerah3T
#investasi
#pelangganrumahtangga
#pmn
#listrik

Tidak ada komentar